Mohon tunggu...
Agus Sholeh
Agus Sholeh Mohon Tunggu... -

sang reformis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tua Renta yang Tekun pada Prinsip Kerja Kerasnya

31 Mei 2011   18:47 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:00 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kisah hidup Nima,87, bukn nama sebenarnya, membuat kita terinspirasi dalam perjalanan hidupnya. Di usia yang sudah tua renta, masih tertanam semangat untuk kerja keras masih tertanam, semua itu untuk anak satu-satunya yang kini sudah berda di salah satu perguruan tinggi.

Semangat kerja keras yang dilakukan nima ini karena tuntutan supay anak semata wayangnya ini bisa kuliah seperti temen-teman yang lainya. di usia yang lanjut ini Nima hanya di temani anaknya sebut saja Bunga,21,  bukan nama sebenarnya. dalam perjalanan hidupnya janda tua yang sudah di tinggal suaminya  semenjak anaknya masih berada di bangku sekolah dasar, perjalanan panjang yang dijalani Nima seorang diri tentunya bayak rintangan, janda tua yang kesehariannya ini hanya bekerja sebagai penjual Kue keliling bengan penghasilan per hari cuma Rp. 19.000 rupiah, meskipun dengan penghasilan yang sanagat kurang ini dia jalani dengan istiqomah dan dia menganggap ini semua hanya sebuah tantangan hidup.

Tantangan hidup yang dia jalani dengan sabar dan tekun ini dia berkeyakinan bahwasanya apa yang dia jalanipasti akan menuai kesuksesan. seiring perjalanan hidupnya yang sudah tua renta ini suatu ketiaka cobaan datang menerpa dirinya, nima yang kemarin puya semagat kerja kerasnya di kasih cobaan yang sangat besa, janda tua anak satu ini sakit parah, anaknya yang semata wayang kebingungan melihat kondisi ibunya yang terbaring tak berdaya di ranjang tuanya, bunga harus menggantikan posisi ibunya sebagai penjual kue keliling, seiring perjalanan bunga dalam menggantikan posisi ibuknya mulai dapat cemohan dan cacian dari tetangga dan temen-temannya. namun bunga menyikapi itu semua sebagai pemicu semangat dia untuk lebih tekun kagi dalam kerja kerasnya untuk ibu tercinta.

Sebulan penuh Nima belum sembuh juga dari penyakit yang dia deritanya dan hasil penjualan kue keliling yang cuma paspasan itu belum mencukupi untuk kebutuhan hidup keluarganya, biaya kuliahnya dan kondisi ini diperparah lagi dengan biaya pengobatan ibunya yang lagi sakit.

Akhirnya bunga tidak mau ambil pusing dengan melihat kondisi yang seperti ini, hutang menjadi jalan keluar yang pas untuk memecahkan permasalahan yang di deritanya. beberapa hari kemudian harapan baik yang di tunggu-tunggu bunga datang juga ibunya sembuh dari penyakit yang di deritanya. seiring kesembuhan nima, Nima juga kaget meliha hutang yang harus di bayarnya, meskipun hutangnya senilai ratusan ribu bagi orang ekonomi yang tidak menentu ialah hal yang bayak sekali, namun seperti apa yang tertanam dalam perinsip hidup nima di atas kerja keras dan tekun itu pasti akan menemui jalan kesuksesan. berpegang teguh pada prinsip dan setia pada proses nima tanamkan pada anaknya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun