Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untuk Membangun Bangsa Ini Singkirkan Ego, Isu SARA & Politik, tapi Terapkan Isu Manajerial

5 Januari 2017   11:25 Diperbarui: 5 Januari 2017   13:10 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Hebat dan salut….!!!

Terlebih dahulu saya ucapkan selamat kepada pak Jonan Ignatius dan pak Alcandra Tahar yang kembali diangkat menjadi pembantu dan wakil pembantu Presiden. Benar, tidak ada yang bisa mendikte dan menerka apa ide brilian dan apa langkah beliau dalam usaha memajukan negeri ini. Setelah kementerian ESDM diterpa isu WNI ganda yang disandang oleh sang menteri, dengan berat hati pak Jokowi memecat Alcandra untuk menghindari polemic. Nah, pun dengan Ignatius Jonan yang kita ketahui memiliki prestasi kerja yang sangat bagus, tiba-tiba diganti oleh pak Jokowi setelah mengalami beberapa kali kontra pendapat.

Namun, kesabaran itu memang buahnya manis dan pepatah “Orang Sabar dikasihi Tuhan”  di era pak Jokowi benar adanya. Dan orang sabar itu selalu mendapatkan tempat di era pak Jokowi sepertinya tepat adanya. Ketika Ignatius Jonan dan Arcandra dipecat jadi menteri, mereka berdua tidak ada protes, tidak ada kata makian, apalagi mengumbar aib-aib orang didepan umum. Mereka berdua malah ‘santai’, tidak ada kata penyesalan pernah bekerjasama dengan pak Jokowi, tetapi berterimakasih dan menghilang dari pemberitaan-pemberitaan yang berbau politik, sebab mereka memang tidak suka berpolitik maupun kata-kata yang keluar dari mulut mereka dipolitisasikan oleh apapun bentuknya yang tidak bertanggung jawab.

Istilah “Mulutmu Harimaumu” benar-benar diaplikasikan oleh dua orang mantan menteri tersebut. Beda dengan pak Anies yang merasa kecewa, hingga harus terjun kembali ke dunia politik dengan mencoba peruntungan di DKI satu.

Isu manajerial, artinya pak Jokowi melihat bahwa manage di Kementerian ESDM yang kacau-balau menjadikan pak Jokowi harus memanggil Ignatius Jonan dan Arcandra turun gunung dan memperbaiki kementerian sumber energy Indonesia menjadi lebih baik. Jokowi dengan lantangnya mengatakan “ini murni isu manajerial, jadi jangan dibawa ke arah politik atau isu-isu personal dan lainnya”. Artinya dua orang inilah dianggap yang paling bisa mengurus Kementerian ESDM Indonesia menjadi lebih baik setelah empat bulan lebih mencari-cari pasangan yang cocok diduetkan di kementerian ini, ternyata jatuhnya kepada dua orang yang dipercaya oleh pak presiden adalah ‘duet maut’ untuk membereskan birokrasi dan masalah di kementerian ESDM, kementerian yang mengurusi energy dan sumber daya alam Indonesia untuk masa depan yang lebih baik. Kementerian yang katanya paling tidak beres manajerialnya, birokrasi yang bertele-tele dan tidak sanggup menghasilkan energy terbarukan untuk Indonesia yang lebih baik dan lebih maju.

Siapa yang meragukan kualitas pak Jonan dan pak Alcantara? Walau basic dan backgroundnya memang tidak sepenuhnya tamatan yang mengurusi ESDM, tetapi kualitas duet ini sudah terbukti, dimana pak Jonan telah berhasil minimal mengatasi masalah manajemen kereta api Indonesia dan dunia perhubungan tanah air. Dimasa beliau, tidak ada OTT terkait pungli, artinya sikap blusukan pak Jonan dan cara pendekatan kerja beliau berpengaruh dalam membentuk karakter bawahan dalam bekerja. Pun dengan Alcantara yang tidak usah disebutkan apa prestasinya.

Intinya selamat dan yang baik itu perlu ditiru…..!!! dan ini menohok para pengacau-pengacau negeri ini yang ingin memecah belah bangsa ini dengan isu-isu SARA. Benar, jika ingin membangun negeri ini, sisihkan perbedaan-perbedaan, tapi mari sama-sama bekerja. Salam Anti Korupsi !

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun