Eits, jangan langsung Negative Thingking pada judul diatas, baca sampai habis, baru Anda bisa mengerti kemana arah tulisan ini. Walau sedikit tidak nyambung, mari sejenak berterimakasih kepada KPK yang masih waras mematahkan rekor alibi dari berbagai pihak yang benci akan Ahok dengan memutuskan bahwa pembelian lahan RS. Sumber Waras tidak ada pelanggaran hukumnya, alias tidak terindikasi korupsi. Pernyataan yang melegakan tentunya, sekaligus pukulan telak bagi para pembencinya Ahok, seperti Argentina memukul telak lawan-lawannya di penyisihan grup D Copa America Centenario yang sedang diselenggarakan di Amerika Serikat.
Kembali ke judul artikel diatas, melihat kejutan yang terjadi seusai babak penyisihan grup di helat, tumbangnya beberapa tim besar unggulan seperti Brazil, Uruguay, dan Paraguay yang sudah angkat koper, menjadikan saya lebih antusias mengulas peluang Albiceleste – julukan Timnas Argentina – untuk merebut mahkota Copa America edisi Centenario walau masih ada tuan rumah Amerika Serikat, Mexico sebagai peserta dari zona CONCACAF yang berhasil lolos ke babak perempat final, Kolombia, dan Chile yang bakal menyulitkan langkah Messi, dkk. Namun, melihat hasil yang dicapai setelah membantai Panama dan Bolivia, meraih poin maksimal 9 dari 3 kali pertandingan, tidak ada salahnya mengulas tim Tanggo.
Ada Jenggot, bukan Jenglot Jimat Argentina
Menarik melihat penampilan dan sepak terjang yang ditampilkan oleh Argentina di Copa America kali ini. Jika kita perhatikan baik-baik, maka ada beberapa pemain Albiceleste yang tampil beda dari yang mereka tampilkan setahun yang lalu, maupun saat bermain di klubnya masing-masing. Kesolitan bermain, walau tanpa mega bintangnya, ketidakbergantungan lagi kepada seorang Messi, kerjasama yang baik, hingga bentuk fisik yang lebih sangar telah mengubah wajah Argentina yang gagal di Piala Dunia 2014 dan Copa America 2015.
Sangar? Yah, para pemain kunci tim Tanggo yang ditampilkan di Copa America 2016 ini telah mengalami evolusi, dari yang dikenal sangat ‘manis’, ‘manja’, gampang jatuh, wajah yang putih bersih, lebih banyak tertawa, berubah menjadi tim yang ganas, kompak, lebih mementingkan kolektivitas tim, serius bermain, memiliki sikap petarung yang gigih, pantang menyerah, hingga yang terakhir mengubah wajah mereka dengan membiarkan bulu-bulu tumbuh subur yang bersatu membentuk jenggot yang melingkari wajah mereka. Yah, jenggot yang diyakini menjadi jimat pembawa keberuntungan bagi tim Tanggo dalam upaya menggapai Copa America Centenario USA.
Adalah jenggot yang dipelihara oleh Messi, dkk untuk menambah rasa percaya diri mereka dan untuk jimat keberuntungan atas kegagalan menyakitkan dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini. Minimal, ini adalah cara terakhir yang harus mereka lakukan untuk membuang sial atas kegagalan beruntun di Piala Dunia dan Copa America. Jenggot ini diyakini langsung oleh Messi sebagai penambah motivasi bermainnya untuk membawa pulang gelar bergengsi dari generasi mereka, bukan jenglot. Karena, Argentina tidak mengenal jenglot, sosok misterius yang masih jadi perdebatan ini disinyalir hanya ada di Indonesia, itupun masih diperdebatkan ada tidaknya sosok yang menyeramkan dan menggemparkan beberapa wilayah di Indonesia, karena dunia sains dan dunia mistik masih sama-sama beda pendapat atas mahluk menyeramkan ini.
Jadi, teman saya itu hanya memplesetkan bahwa Argentina bisa menang beruntun, dibandingkan dengan jagoannya Brazil yang angkat koper terburu-buru dari turnamen.
“Jika saya kehilangan janggut, yang lain bisa membunuh saya. Kami percaya kalau janggut ini jadi jimat yang bisa mengakhiri rekor buruk kami, dan memenangkan trofi,” ujar Messi seperti dilansir AS.
Hoki Para Pemain Berjanggut Albiceleste
Sebenarnya hal-hal yang takhyul masih dipercayai dalam dunia sepakbola, ada banyak pemain yang percaya akan hal yang berbau takhyul dan dijadikan jimat untuk menambah kepercayaan diri, walau ini sudah era modern, dimana kepercayaan diri itu dibangun dengan mentalitas dan iman yang kuat, serta permainan sepakbola adalah permainan tim yang bermain dengan skill dan kemampuan individu yang dibangun dengan kerjasama tim.
Tetapi itulah sepakbola dengan segala daya pikatnya, sehingga hal-hal yang dianggap sepele dan tidak perlu malah menjadi suatu jimat keberuntungan. Mulai dari yang kencing di lapangan jika akan menghadapi tendangan penalty, memakai celana dalam terbalik, mencium kepala botak sang kipernya, hanya akan buang air kecil ditoilet yang sama, membawa air suci pemberian biarawati, hingga melingkarkan rosario di lengannya, merupakan sebuah ritual yang diyakini mampu mendongkrak kepercayaan diri hingga membawa keberuntungan saat pertandingan dilakoni.