Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Nafas Tidak Panjang Garuda Muda di Sea Games XXVII Myanmar (Part 2)

14 Desember 2013   23:20 Diperbarui: 24 Juni 2015   03:55 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahraga. Sumber ilustrasi: FREEPIK

            “Manusia yang memiliki pikiran yang jernih seharusnya tidak akan terjatuh ke lubang yang sama”, demikianlah komentar orang bijak yang pernah saya dengar. Sepak bola adalah Olahraga yang paling universal dan paling diminati serta paling banyak penggemarnya di seluruh belahan dunia ini, tidak terkecuali oleh masyarakat Indonesia. Negara yang memiliki jumlah penduduk sekitar kurang lebih 240 juta jiwa ini memiliki minat terhadap olahraga yang satu ini, survey membuktikan bahwa anak-anak lelaki Indonesia rata-rata sangat suka akan olahraga Sepakbola, ini dapat dibuktikan. Namun, kenyataannya apa yang terjadi, dari total 33 provinsi di tanah air, dari 240 juta jiwa penduduknya, kita sangat susah menemukan 11 pemain inti plus 4 pemain cadangan untuk membentuk sebuah Timnas yang tangguh yang bisa berbicara banyak di kancah Asia Tenggara. Ekspektasi yang berlebihan ternyata tidak dijawab oleh permainan diatas lapangan sepakbola. Timnas kita yang terbentuk dan terdiri dari pemain-pemain muda yang katanya adalah timnas terbaik sepanjang perhelatan Asian Games karena bercokol pemain yang digadang-gadang sebagai “Leonel Messi”-nya Indonesia ini, Andik Vermansyah, Ramdani Lestaluhu, pemain Arema Kurnia Mega dan sejumlah pemain hasil pantauan RD tidak mampu memberikan harapan lebih kepada public tanah air.

Kalah Kelas  

Dalam artikel saya yang pertama http://olahraga.kompasiana.com/bola/2013/12/12/nafas-tidak-panjang-garuda-muda-di-sea-games-xxvii-myanmar-618007.html saya telah membahas tuntas tentang masalah yang dihadapi oleh Timnas garuda kita, bagaimana bisa hanya menang 1 – 0 atas Kamboja tim terlemah di kawasan Asia Tenggara dan kalah telak dari Gajah Putih Thailand dengan skor 4 – 1, ini sungguh menyesakkan, ternyata seorang pelatih sekaliber RD tidak mampu menyadari kelemahan Timnas Garuda kita dan memperbaiki kesalahan, memperbaiki strategi permainan Timnas Garuda Muda kita. RD belum bisa memberikan yang terbaik untuk Timnas kita, sorry, Anda hanya sukses menjadi pelatih Klub, belum kategori Timnas. Ketakutan saya akan angkat kopernya Timnas Garuda lebih cepat dari Myanmar sudah terkuak ketika Timnas kita kalah telak dari Thailand dan prediksi saya benar, Timnas Garuda kita tidak akan mudah menang melawan Timor Leste, Negara yang memisahkan diri dari bangsa kita. Rasa penasaran saya akan Negara yang memerdekakan diri secara unilateral tanggal 28 November 1975 ini telah mengalami perkembangan khususnya bidang Sepakbola dengan pesat. Terbukti lewat komentator Sepakbola SCTV yang menayangkan secara live pertandingan Indonesia vs Timor Leste mengatakan bahwa Program Jangka Pendek mereka Rencana Lima Tahun mereka adalah menjadi tim yang disegani di Asia Tenggara, hm…rencana yang tidak muluk-muluk dan dapat diaplikasikan, tidak seperti Indonesia, yang tidak memiliki Sistem Pembinaan Pemain yang jelas, Kompetisi yang mandek, konflik kepentingan yang membuat roda pembinaan pemain tidak berjalan, sepakbola yang diaduk dengan politik (politisasi sepakbola), dll telah membuat Timnas kita bagaikan pemain-pemain yang tidak memiliki motivasi dan koordinasi yang bagus.

Jadi, tidak usah heran jika perkembangan sepakbola kita sudah kalah jauh dari perkembangan sepakbola Negara-negara Asean seperti Timor Leste yang masih berumur jagung, Myanmar, Malaysia, Singapura dan Thailand. Yah karena masalah sepele tadi, Pembinaan yang tidak jelas membuat Timnas kita tidak bisa kuat dan tangguh. Mental bermain anjlok, kebersamaan dan koordinasi antar pemain tidak ada, dualism kompetisi makin memperburuk kondisi perkembangan Timnas kita yang jalan ditempat.

Butuh Pembinaan Serius

Sudah saatnya kita sadar bahwa level Timnas kita sudah jauh tertinggal dari Negara-negara lain, kita jangan menutup mata akan fakta ini bahwa pembinaan pemain muda secara bertingkat sesuai dengan umur secara berkelanjutan sangat penting. Timnas U-19 bisa menjadi contoh untuk membangkitkan semangat dan perkembangan Sepakbola nasional ke depannya. Apakah Level Timnas Kita sama dengan Timor Leste? Dari segi penguasaan bola menurut SCTV, mengatakan bahwa Indonesia mampu memegang kendali sebesar 60% berbanding 40% milik Timor Leste, namun indicator kemenangan sepakbola adalah kemampuan tim mencetak gol dan memenangkan pertandingan, bukan hanya sekedar penguasaan bola, corner maupun nama besar. Ibarat Goliath versus Daud, maka Timor Leste yang dianalogikan seperti Daud mampu mengatasi Indonesia yang dianalogikan Goliath yang memiliki nama besar.

So, apakah para petinggi PSSI yang berada dibawah naungan FIFA telah terbuka matanya lebar-lebar akan kondisi persepakbolaan kita saat ini? Apakah mereka sadar bahwa Indonesia hanya tinggal nama besar yang memiliki minat sepakbola, namun kenyataan, berada dibawah bayang-bayang Negara Asia lain yang sedang berlari mengejar dan meninggalkan Indonesia dibelakang? Apakah para petinggi PSSI sudah memiliki cara melakukan pembinaan pemain-pemain muda dengan tepat? Kita tunggu.

Medan, 14/12/2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun