Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Catatan Artikel Utama

Masih Berat Berasuransi Bagi Seorang Guru

12 April 2015   19:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:12 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14288424711147336544

[caption id="attachment_360385" align="aligncenter" width="526" caption="Ilustrasi Pentingnya Asuransi, sumber dari web asuransi, editing: Pribadi"][/caption]

Asuransi merupakan suatu kebutuhan di era globalisasi saat ini, sebab asuransi ini diyakini dapat melindungi diri, keluarga dan orang-orang yang kita sayangi dari beban finansial saat kita berada dalam masalah atau kondisi kritis kesehatan, properti dan jiwa tentunya. Untuk melindungi diri atau sekedar berjaga-jaga, maka mengasuransikan jiwa adalah hal yang mutlak demi masa depan kita maupun orang-orang yang akan kita tinggalkan nantinya, sehingga tidak mengalami kesusahan. Itulah inti dari asuransi sebagai perlindungan yang harus dimaknai dengan baik.

Namun tidak semua orang dengan gampang tertarik untuk mengikuti asuransi ini. Masalah finansial atau keuangan dan masalah kepercayaan (trust) menjadi masalah besar bagi seorang calon nasabah yang akan melakukan pembayaran premi secara teratur dalam jangka waktu tertentu sebagai ganti polis yang akan kita dapatkan.

Saya juga sebagai seorang guru sangat tertarik untuk mengasuransikan diri dan anak-anak, terutama bagi masa depan anak, dimana asuransi pendidikan sangat penting mereka dapatkan agar pendidikan mereka tidak terbengkalai nantinya. Impian itu semakin menguat dan membesar seperti bongkahan es kecil yang digulingkan dan makin berguling makin membesar bagaikan bola salju, begitu juga hasrat untuk mengasuransikan diri dan anak. Kebetulan juga, di bulan ini, sang Istri yang kurang lebih empat tahun terakhir ini hanya menjadi IRT (Ibu Rumah Tangga) telah diterima menjadi agent di salah satu Asuransi ternama.

Sementara dengan gaji yang kecil dan tergolong pas-pasan, menjadi tembok tinggi penghalang bagi saya untuk mengansuransikan diri dan anak-anak saya sebagai ahli warisnya, apalagi sekarang sekarang ini melemahnya Rupiah terhadap Dolar mengakibatkan harga-harga bahan-bahan pokok melambung tinggi, sementara gaji belum/tidaklah naik untuk mengimbangi kenaikan harga-harga. Kalau sudah seperti ini siapa yang disalahkan?

Namun, keadaan ini tidaklah menjadi tembok betulan. Setelah berembuk dengan sang Istri, maka sayapun memberanikan diri untuk tetap memasukkan asuransi pendidikan anak, dengan premi menengah yang cukup memaksa kami untuk mengetatkan ikat pinggang pengeluaran. Memang berasuransi ini memaksa dan mengajari kita untuk berhemat dan mengasah kesabaran untuk memberikan atau membayar premi per bulan atau pertriwulan secara berkelanjutan.

Berikut ini saya mencoba membagikan tips dan trik yang dilakukan agar kita tetap eksis dalam menjadi agent ansuransi ataupun menjadi nasabah dari asuransi tersebut, yaitu :

1.Bangun kepercayaan terhadap semua orang terutama calon relasi atau nasabah kita.

Menjadi agent asuransi sebenarnya adalah pekerjaan yang mulia, sangat cocok bagi ibu-ibu rumah tangga, karena saat ngerumpi dengan tetangga dapat mengalihkan pembicaraan ke hal-hal yang positif tentang asuransi dan manfaatnya, bukannya memperguncingkan orang lain, memburuk-burukkan yang menambah dosa dan mengakibatkan pertengkaran antar tetangga bahkan antar kampung.

Namun, ternyata sudah banyak yang tersakiti akibat perilaku agent-agent asuransi yang tidak bertanggung jawab, dimana mereka “melarikan” duit agent yang telah membayar premi selama bertahun-tahun. Banyaknya modus permainan mereka mengakibatkan premi yang telah dibayar, hilang atau hangus bahkan tidak ada diperusahaan. Saat agent dikonfirmasi, si agen menghilangkan jejak. Kurang lebih seperti itulah penuturan sang ibu tetangga yang sedang di prospek oleh istri. “duitku sudah masuk 10 juta rupiah, terus diiming-imingi di tahun ke-3 sudah dapat 50 dolar, bukan mata uang rupiah”, ternyata setelah jalan 2 tahun dan dicheck keberadaannya, ternyata agent dan perusahaan yang diberikan tidak terdaftar.

2.Tetap mendampingi nasabah, selalu memberikan perhatian dan tetap menjalin komunikasi dua arah.

Nasabah adalah raja, itu harus terprinsip pada diri setiap agen, makanya jangan pernah menokohi ataupun menghianati kepercayaan yang diberikan oleh nasabah. Sang agen harus dapat menjelaskan bagaimana proses dari klaim nasabah saat terjadi sesuatu kepada nasabah, sehingga mereka memiliki pengetahuan akan seluk-beluk dan proses panjang pengklaiman. Agent harus sabar memberikan jawaban yang bagus dan detail saat nasabah memiliki masalah atau kebingungan, juga harus mampu mendampingi nasabah saat ada proses pengklaiman atas suatu kejadian.

3.Biar bersakit-sakit dahulu, tapi senang kemudian.

Prinsip asuransi adalah prinsip memberi tanpa henti dibatas waktu tertentu. Tidak selamanya uang untuk membayar premi tersedia, oleh karena itu asuransi mengajarkan kita untuk berhemat dan menabung demi masa depan yang lebih baik. Asuransi jiwa sangat bermanfaat, saking bermanfaatnya dapat membayar utang jika terjadi kematian, atau membayar adat bagi orang batak yang membuat pesta besar oleh keluarga.

Nah, segitu aja dulu tulisan saya mengenai asuransi yang memang sudah menjadi kebutuhan di jaman serba praktis sekarang ini. Keinginan besar agar hidup lebih indah dan makmur, hidup lebih bermakna mengharuskan kita harus memutar otak agar tidak tertinggal dari orang lain. Saling berkompetisi dan bekerja keras untuk melindungi keluarga adalah kewajiban, untuk itu sudahkah kita berasuransi agar keluarga dan diri kita terproteksi dengan baik?

Jika belum, saatnya kita berpikir dan bertindak untuk itu. Silahkan cari asuransi mana yang terbaik menurut anda. Semoga bermanfaat.

Medan, 12 April 2014

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun