Medan dengan sebutan “Bandar Melayu”, kota terbesar ke tiga di Indonesia setelah Surabaya dan Jakarta menjadi tempat BKKBN bekerjasama dengan blog keroyokan yang sudah tidak asing lagi, bernama Kompasiana mengadakan acara bertajuk “Nangkring bersama blogger Medan, memperbincangkan bonus demografi, antara harapan dan kenyataan”, yang dilangsungkan di Hotel Madani, Jl. Sisingamangaraja/Amaliun Medan, Jum’at, 05 Agustus 2016 kemarin. Acara yang hanya di helat di dua kota, Medan dan Ambon ini mendapat sambutan yang antusias dari para blogger kota Medan, yang memang jarang-jarang di kunjungi oleh Kompasiana.
Ntah kenapa, tapi yang pasti Medan dipilih menjadi kota pertama penyelenggaraan, disamping untuk memuaskan dahaga para Kompasianer (sebutan untuk blogger yang suka nulis di Kompasiana), yang sudah kangen dengan acara-acara kopdar dari Kompasiana, juga karena kota ini adalah tempat yang tepat untuk mempromosikan program Keluarga Berencana yang kembali digalakkan oleh Pemerintah dalam wujud BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional), melihat perkembangan dan pertumbuhan penduduk di Sumatera Utara yang telah menyumbang 13.937.797 juta jiwa per Desember 2015 (sumber : sumut.bps.go.id) sebagai salah satu provinsi terbesar di Indonesia setelah Pulau Jawa. BKKBN bersama dengan Kompasiana menyasar blogger-blogger Medan yang memang berpotensi untuk sharing memperbincangkan bonus demografi yang dimiliki oleh Indonesia disamping kekayaan sumber daya alam yang memang sangat melimpah ruah.
Benar saja, para blogger/Kompasianer Medan sangat antusias mengikuti acara yang dipandu oleh mbak Widha Karina dari Kompasiana yang mengemas acara menjadi semenarik mungkin. Belum lagi para narasumber yang memaparkan materi bonus demografi di Indonesia yang bisa mendatangkan keuntungan, tetapi bahkan juga mengakibatkan kebuntungan, apabila tidak disikapi secara bijak. Sangat bisa dibayangkan, apabila kita tidak mengerem atau memperlambat laju pertumbuhan penduduk dari Sabang sampai Merauke, akan seperti apa wujud bumi kita ini nantinya. Sekarang saja terasa sudah padat, bagaimana dengan sepuluh atau dua puluh tahun nantinya? Ini menjadi pertanyaan simple yang harus disikapi. Lewat diskusi tersebut, maka sangat diharapkan peran seluruh masyarakat Sumatera Utara, khususnya para blogger kota Medan untuk berperan dalam mensukseskan gerakan Keluarga Berencana, alias keluarga cukup dua anak saja lewat tulisan-tulisan mereka di media sosial maupun lewat wujud tindakan dalam keluarga yang para blogger ciptakan.
Paparan-paparan dari para narasumber lain, seperti dari ibu Dr. dr. Putri Eyanoer, MPH juga memberikan tambahan wawasan akan pentingnya manfaat Keluarga Berencana diajarkan sejak dini kepada generasi muda kita mengingat pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang bisa menjadi pisau bermata dua, dimana efek negatifnya dapat mengakibatkan generasi muda kita terjerumus ke arah pergaulan bebas, pernikahan dini, hingga seks pra nikah yang sangat merugikan masa depan mereka. Paparan beliau akan kehidupan para remaja di kota-kota besar seperti di Medan seharusnya menjadi perhatian bagi kita semua, terutama blogger-blogger kota Medan untuk lebih gencar mensosialisasikan bonus demografi ini, apa harapan dan kenyataannya, apabila tidak disikapi dengan lebih bijak.
Live tweet competition, dan kuis adalah kesempatan yang ditunggu-tunggu oleh para Kompasianer maupun blogger yang diundang, disamping banyaknya pertanyaan-pertanyaan yang sifatnya menambah wawasan karena itu tadi, bahwasanya program BKKBN ini sejujurnya masih banyak bertentangan dengan kebiasaan ataupun tradisi yang ada di masyarakat Indonesia dari turun temurun. Namun, kembali pak Abidinsyah dan para narasumber memberikan jawaban-jawaban yang lugas dan sesuai dengan logika berpikir, bahwasanya memang sudah saatnya Indonesia Maju, apabila keluarga sejahtera yang ditandai dengan mampu memenuhi kebutuhan sandang, pangan, memenuhi kebutuhan pendidikannya dan mampu menghantarkan para anak-anak mereka sejahtera juga.
Dan nama yang diusulkan di hari Jum’at, 05 Agustus 2016 sekitar pukul 19.00 Wib, adalah KOMET, singkatan dari Kompasianer Medan dengan segudang harapan, intinya semoga para Kompasianer Medan dapat bersatu dan berkumpul untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi Kota Medan. Semoga !
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H