Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Olahraga

Kemenangan Sensasional

13 Juli 2014   04:47 Diperbarui: 18 Juni 2015   06:30 125
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_315143" align="alignnone" width="300" caption="Gambar editan, Sabella Merebahkan tubuhnya ke Joacim Loew yang doyan ngupil, Argentina bakalan sukses mengalahkan Jerman"][/caption]

Dimana rasa keadilan itu? Kenapa harus berakhir seperti ini?” begitulah kira-kira ratapan yang keluar dari mulut para sporter Brazil kala Tim Panser Jerman menggilas Tim Samba Brazil dengan skor mencolok sepanjang sejarah keikut sertaan Brazil di ajang Piala Dunia. Dosa apa yang diperbuat oleh pasukan Luis Felipe Scolari ini sehingga harus dipermalukan dirumah sendiri oleh Tim Jerman, dimana kekuatan sepak bola peraih lima kali juara dunia yang mereka banggakan? Layaknya masih mimpi kala Brazil kalah telak 1 – 7 dari Jerman, dan sepertinya skor seperti ini hanya kita jumpai di ajang sepak bola amatiran, bukan dalam sepak bola modern seperti sekarang ini. Sejak millenium baru, jarak skor paling barter selisih enam gol, itu terjadi kala Spanyol bertemu Bulgaria di Piala Dunia 1998 Perancis, kala itu Spanyol mempermak Bulgaria dengan skor mencolok 6 – 1, setelah tahun 2002, Piala Dunia dilangsungkan di Korea Selatan, babak penyisihan Arab Saudi dicukur oleh Jerman dengan skor telak 8 – 0, hattrick Miroslav Klose mengawali perjuangannya untuk meraih gelar pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah mengalahkan Ronaldo da Lima. Khusus Miroslav Klose, akhirnya sukses mendahului Ronaldo dengan 16 gol menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang sejarah turnamen Piala Dunia, selamat Klose..!!!

Kemenangan sensasional Jerman ini bagaikan awal dari kemenangan sensasional lainnya yang terjadi beberapa waktu kemudian, adalah Jokowi – Jusuf Kalla yang mendapatkan berkah kemenangan Jerman tersebut. Diawali dengan huruf “J”, Jokowi yang diprediksi bakalan menang saat Pilpres 9 Juli 2014, kembali membuat gebrakan baru didunia perpolitikan di Indonesia, berbekal dari delapan Lembaga Survey dan Quick Count yang elektabilitasnya dipercaya mampu membenarkan prediksi “Jokowi Effect” akan berpengaruh besar, pasca hasil Quick Count dirilis dengan kemenangan atas Capres dan Cawapres nomor urut 2 ini, maka Rupiah menguat, walau tidak berpengaruh besar namun kenaikan Rp 500 rupiah mengindikasikan betapa kuatnya pengaruh Jokowi Effect bagi perekonomian Indonesia di masa yang akan datang. Semoga kemenangan sensasional karena baru kali ini Pilpres semeriah dan seunik ini, meriah karena animo masyarakat sangat tinggi dan bersemangat untuk memilih Capres pilihannya, unik karena hanya ada dua calon kuat, satu Capres yang masih cukup muda, penuh dengan kinerja dan semangat membangun negeri, satunya lagi adalah ibarat “anak hilang” yang kembali ke tanah air dengan tujuan untuk membangun negeri ini. Patut ditunggu siapa pemenangnya, apakah kali ini Quick Count hasilnya sama atau beda dengan Real Count yang akan disyahkan KPU tanggal 22 Juli nanti?

Kemenangan Argentina Atas Holland

Kemenangan yang paling sensasional di pertengahan pekan ini adalah kala Argentina mampu mengalahkan finalis empat tahun lalu, Belanda. Lagi-lagi belanda diembel-embeli dengan gelar “The Champions Without Grown”, yah “Juara Tanpa Mahkota” bahkan pemain sekelas Arjen Robben mengakui dalam twitternya bahwa Argentina tidak layak menang dalam pertarungan yang melelahkan dan membosankan selama 120 menit itu. Belanda yang memang diunggulkan dalam pertarungan itu menganggap remeh Argentina dan merasa sanggup mengalahkan Argentina dalam 2x45 menit waktu normal. Namun, sekali lagi nasib berkata lain, Dewi Fortuna lebih memilih pasukan Alessandra Sabella ini menjadi pemenang walau lewat adu tos-tosan. Pertarungan gelandang dan lapangan tengah menjadi kunci kemenangan Argentina. Pasukan Evita Peron ini mampu meredam trio Belanda, RVP, Robben dan Sneidjer, nama terakhir yang menjadi biang kekalahan Belanda karena tembakan penaltinya mampu dipatahkan Sergio Romero yang didaulat menjadi Man of The Match dalam pertandingan itu. Sekali lagi Luis Van Gaal meradang karena taktiknya tidak berjalan dengan baik, sementara kunci keberhasilan negara asal Paus Fransiskus I ini adalah sosok Javies Mascherano. Mega bintang Barcelona itu mampu menempel ketak pergerakan Robben dan Sneidjer, berkali-kali kesempatan Robben untuk mencetak gol mampu dimentahkan pemain mutifungsi ini dengan tekel, sliding yang bersih. Sampai-sampai ada cerita lucu, selama pertandingan, ke kamar mandi sekalipun Arjen Robben pergi, Mascherano akan mengikutinya. Sukses mematikan Robben dan Sneidjer menjadikan Argentina besukan Alejandro Sabella ini bersua dengan Jerman untuk yang ke-21 kalinya di berbagai kejuaraan. Yang paling fenomenal tentunya final Piala Dunia 1990, kala itu Maradona, dkk dikalahkan oleh gol tunggal Andreas Brehme diakhir-akhir pertandingan.

Jika nantinya di final, Argentina sukses mengalahkan Jerman, maka ini adalah kesuksesan besar bagi Argentina keseluruhan karena mampu menjadi juara di tanah Brazil, sebagaimana kita ketahui rivalitas kedua negara sudah sangat panjang. Brazil dan Argentina adalah dua negara yang saling klaim menjadi negara paling sukses di bidang olahraga yang satu ini, namun kali ini Neymar khusus berpesan kepada Messi agar mampu membalaskan dendam Brazil kala dipermalukan dengan skor telak 1 – 7. Kali ini Brazil sangat berharap Argentina mampu menjaga martabat Negara Amerika Latin yang telah diporak-porandakan Jerman. Argentina juga tentunya belajar dari kekalahan Brazil, bermain seperti melawan Belanda adalah pilihan tepat para pemain Argentina. Menumpuk pemain dilini tengah, mempersempit ruang gerak pemain Jerman dan melakukan serangan balik lewat trio: Messi, Angel Di Maria dan Ezeguel Lavezzi/Sergio Aguerro atau Gonzalo Higuain adalah pilihan tepat pelatih lucu Alejandro Sabella ini.

[caption id="attachment_315152" align="alignnone" width="300" caption="dua sosok penting partai final, mengekspektasi publik akan kehebatan Jerman dan Argentina, Thomas Muller, Messi, SIapa yang bakal meraih tropi pertama Piala Dunia mereka? melengkapi gelar-gelar yang telah mereka raih?"]

1405176167922537589
1405176167922537589
[/caption]

Maka prediksi saya, Argentina yang sedari awal turnamen saya prediksi menjadi Juara, bakalan menjadi kenyataan untuk merengkuh gelar ketiga mereka setelah puasa selama 28 tahun untuk kembali merengkuhnya setelah tahun 1978 dan 1986 atau 24 tahun puasa dari final Piala Dunia. Sejarah akan kembali terulang, dimana Negara dari Benua Eropa bakalan tidak mampu menjadi juara di luar Eropa, apalagi di Negara Benua Amerika Latin. Argentina bakalan menang dengan skor 2 – 3 untuk kemenangan Argentina. Sejarah 24 tahun yang lalu akan terulang kembali dimana Argentina berhasil memenangkan pertandingan dramatis versus Jerman yang kala itu masih bernama Jerman Barat, sosok Diego Armando Maradona akan kembali ber-reinkarnasi ditubuh Leonel Messi, Sergio Aguerro dan Angel Di Maria, semoga Argentina yang menang.....!!!, gimana menurut anda???

Medan, 12 Juli 2014

Mohon tunggu...

Lihat Konten Olahraga Selengkapnya
Lihat Olahraga Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun