Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Gelar Juara Tanpa Mahkota dan Perubahan Format Final Piala AFF

19 Desember 2016   05:26 Diperbarui: 20 Desember 2016   09:19 509
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana Sedih Menyelimuti Punggawa Timnas Kala Kembali Jadi Runner-up di Piala AFF 2016. sumber: www.viva.co.id

Menyakitkan, begitulah apa yang dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia maupun seluruh punggawa Timnas Indonesia yang sudah berjuang habis-habisan untuk menggenggam gelar Piala AFF 2016 yang sudah lama di damba-dambakan, bahkan di impikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Bayangkan, duapuluh tahun sudah Indonesia berpartisipasi semenjak dibentuk tahun 1996 hingga sekarang, Indonesia yang dikenal ‘macan asia tenggara’ belum pernah sekalipun merasakan gelar juara di ajang negara-negara serumpun tersebut. Yah, kita selalu kandas di final, lagi dan lagi.

Seakan-akan dikutuk atau ditakdirkan? Saya tidak taulah, tetapi yang pasti kembali Timnas Garuda Merah-Putih yang begitu dielu-elukan untuk bisa membawa Piala AFF yang dulunya bernama Piala Tiger tersebut kandas di laga final terakhir yang di helat di stadion Rajamanggala, Thailand dengan skor mencolok 2-0 lewat sepasang gol yang dilesakkan oleh striker gempal Thailand bernomor punggung 9, Shiroch Chattong di menit 37 dan 47 yang menghancurkan mimpi Timnas Indonesia.membuat sejarah baru jadi juara Piala AFF untuk pertama kalinya. 

Laga yang bakal menjadi momok yang menghantui sejarah perjalanan timnas kita setidaknya hingga 10 tahun ke depan dan akankah empat tahun ke depan timnas kita bisa membuat prestasi seperti tahun ini? Hanya waktu dan bagaimana persiapan regenerasi-lah jawabannya.

Kembali Jadi Juara Tanpa Mahkota

Gelar ‘juara tanpa mahkota’, identik disandang oleh timnas Belanda yang notabene adalah negeri yang sangat begitu lama menjajah negara kita. Berapa lama? Ya, menurut sejarah yang beredar sekitar 350 tahun, walau sekarang jadi perdebatan bisa lebih dan bisa kurang, namun yang pasti jejak tim Orange – sebutan untuk timnas Belanda – sepertinya mendarah daging dan bakalan menghantui perjalanan sang mantan jajahan di event internasional sekelas Piala AFF, kenapa? Faktanya sederhana, sudah lima kali semenjak pertama kali di gelar dengan nama Piala Tiger, Indonesia masuk final selalu kandas di partai puncak. Inilah fakta lima kali masuk final namun selalu kandas :

Final Piala Tiger tahun 2000: Garuda Merah-Putih bersua Gajah untuk pertamakalinya di Piala Tiger dan hasilnya? Dengan masih format satu kali pertandingan final, tuan rumah Thailand berhasil melumat Timnas Garuda dengan skor yang mencolok 4-1. Indonesia untuk pertama kalinya masuk final walau gagal, dan itu masih hal yang lumrah sebagai runner-up.

Final Piala Tiger tahun 2002: Dengan format yang lebih seru, dimana ada dua tuan rumah penyelenggara, Indonesia dan Singapura, Timnas kita memulai laga dengan penuh asa, hasilnya? Kembali Timnas Garuda menggapai final untuk kedua kalinya. Namun, lagi-lagi kita dihadapkan pada Thailand yang seakan-akan menjadi momok bagi perjalanan timnas kita. Seperti biasa, saat menjadi tuan rumah, Indonesia bisa menahan imbang 2-2, tetapi saat bertandang ke kandang Thailand, Timnas Garuda dilumat 4-2 yang kembali menempatkan Indonesia menjadi juara tanpa mahkota untuk kedua kalinya.

Final Piala Tiger tahun 2004: Lagi-lagi timnas kita dibuat gregetan dan tidak percaya akan hasil akhir pertandingan final yang di gelar kandang dan tandang. Kali ini oleh saudara muda Singapura yang mampu mencuri point penuh di kandang Timnas Garuda dengan skor 3-1 dan di kandang sendiri mampu menghempaskan Indonesia dengan skor 2-1 hingga skor akhir 5-2 buat Singapura dan menorehkan luka, lagi-lagi menebalkan predikat ‘juara tanpa mahkota’ untuk ke-3 kalinya.

Final Piala AFF tahun 2010: Era millenium baru prestasi timnas kita bukanya makin bagus dan kesempatan untuk merubah stigmapengumpul gelar runner-up sangat terbuka lebar kala Timnas Garuda yang melahirkan bocah ajaib bernama Evan Dimas ini mampu menampilkan permainan ciamik di kandang sendiri dan mampu menembus final bersua dengan Malaysia, negara tetangga yang dianggap masih kalah kelas dari Timnas Garuda. Lagi-lagi karena rasa percaya diri yang tinggi dan promosi timnas yang berlebihan sehingga tidak memperhatikan aspek-aspek kebugaran dan persatuan tim, akhirnya Timnas Garuda dan seluruh masyarakat Indonesia dibuat sakit hati oleh Malaysia. Bertindak sebagai tuan rumah di leg pertama, Malaysia sukses mempecundangi timnas Indonesia dengan skor telak 3-0, hingga sangat membebani punggawa timnas kita, terbukti walau bisa menang 2-1 di stadion kebanggaan Gelora Bung Karno namun itu tidak cukup dan akhirnya timnas kita resmi menyandang ‘juara tanpa mahkota’ di kandang sendiri.

Faktor Penyebab Timnas Gagal Kontra Thailand

Setidaknya ada tiga faktor yang menyebabkan gelar ‘juara tanpa mahkota’ harus kita sandang setelah dikalahkan secara menyakitkan oleh Thailand di kandangnya sendiri, yaitu :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun