Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Misa Syukur Pesta Perak 25 Tahun Imamat Uskup Agung Medan MGR. Kornelius Sipayung dan Dua Imam Saudara Dina Konventual

12 Desember 2024   23:04 Diperbarui: 12 Desember 2024   23:04 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hari Rabu (11 Desember 2024) menjadi hari spesial di Gereja Paroki St. Fransiskus Asisi Padang Bulan Medan, sebab di gereja paroki ini dilaksanakan perayaan pesta perak 25 tahun hidup membiara atau menyerahkan diri mereka menjadi imamat atau pelayan umat Katolik dimana mereka bertugas atau melayani.

Ya betapa spesial karena Misa Syukur ini bagaikan Oase di tengah-tengah umat yang mendambakan sebuah perayaan Misa yang dipimpin oleh Uskup Agung Medan yang ke-6 sepanjang sejarah Keuskupan Agung Medan berdiri.

Beliau dipilih menjadi Uskup Agung Medan pada tanggal 08 Desember 2018 menggantikan Emeritus Mgr. Anicetus Bongsu Sinaga, OFMCap. Dengan Motto "Deus Meus et Omnia", diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia "Allahku dan Segalaku", Uskup Agung Medan membawa Visi "Pengembangan Lebih Lanjut", dimana pelayanan harus mampu menyentuh sampai pelosok-pelosok desa terpencil, tertinggal, dan terluar.

Perayaan Misa Syukur Pesta Perak Berlangsung Meriah 

Dalam ajaran Katolik, kata Imamat adalah istilah yang merujuk pada kuasa dan tanggung jawab untuk mewakili Allah, yang sering kali terhubung dengan pelaksanaan tugas keagamaan dalam berbagai tradisi agama.

Baca Juga: Sepulang Gereja, Makan Spaghetti Berpadu Bumbu Merica Batak Bersama Suster

Dalam tradisi dan ajaran Katolik sebelum menjadi seorang Imam yang nantinya akan menerima Sakramen Imamat, seseorang itu harus lulus dari pendidikan Seminari Menengah atau setara dengan pendidikan SMA atau SMU, lalu melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.

Lalu, setelah dinyatakan lulus dari Seminari Menengah, maka calon imam menempuh pendidikan dengan masuk TOR alias Tahun Orientasi Rohani sekitar satu tahun dengan tujuan untuk menempa hidup rohani calon imam dengan fokus pada refleksi spiritual dan pengembangan pribadi.  

Setelah itu masuk ke Seminari Tinggi dengan pendidikan setara dengan S-1 dalam jurusan Filsafat dan Teologia dengan tujuan untuk memperdalam pemahaman tentang ajaran Gereja, teologi, dan persiapan untuk pelayanan pastoral.

Jika sudah sukses menempuh pendidikan itu, karena disini banyak ritangan dan pergolakan dalam diri calon Imam. Baik itu datangnya dari dalam diri, maupun dari luar yang mempengaruhi panggilan calom imam tersebut. Banyak cerita suka dan duka yang akan kita dengar dari teman-teman calon imam dalam tahap ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun