Tidak ada serba kebetulan, semuanya sudah pasti dirancang oleh sang Penguasa Alam Semesta beserta Isinya. Begitulah pandangan saya menyikapi segala sesuatu yang kita alami dalam kehidupan kita ini. Semuanya sudah diatur oleh Sang Pencipta.
Termasuk jika setia dalam perkara kecil, maka akan setia juga dalam perkara besar, namun jika tidak benar dalam perkara kecil, maka dipastikan juga tidak akan benar dalam perkara besar.
Untuk menyikapi hal-hal tersebut, maka dalam setiap situasi dan kondisi diharapkan kita harus peka dan peduli akan situasi dan kondisi di sekitar kita.
Begitulah seharusnya dalam hidup bermasyarakat.
Seperti biasa, setiap hari adalah hari spesial dalam melaksanakan aktivitas dan tugas keseharian. Semuanya sudah terjadwal, termasuk di hari Minggu, dimana hari itu adalah hari khusus untuk melaksanakan ibadah Minggu, walau setiap hari, bangun tidur melaksanakan ibadah, sebelum aktivitas pembelajaran melaksanakan ibadah, hingga sebelum istirahat malam juga melaksanakan ibadah.
Seperti biasa, hari Minggu kita ke Gereja untuk melaksanakan Misa. Anak-anak sekolah minggu terpisah di lantai dua Pastoran dan yang mengajari mereka adalah guru sekolah minggu yang ditemani oleh Suster SFD.
Misa Minggu berjalan dengan baik dan lancar. Sepulang Gereja seperti biasa kami menunggu anak-anak Asmika yang agak belakangan keluar. Ternyata selang beberapa saat, puteri bungsu dan kakaknya berjalan ke arah kami bergandengan tangan dengan Suster pengajar sekolah minggu.
Ternyata suster ingin pulang bersama dengan kami, karena jalurnya satu arah dan berdekatan dengan Susteran SFD.
Makan Mie Gomak Bersama Pupuk Kebersamaan dan Persaudaraan
Maka jadilah kami pulang bareng dari Gereja menuju rumah dan entah kenapa, saya dan isteri sepakat untuk mengajak makan bersama sebagai bentuk rasa persaudaraan dan kebersamaan kami.
Disekitaran rumah tempat kami tinggal ada tempat makan enak, menyediakan masakan tradisional khas Batak Toba, maka kami putuskan untuk makan ataupun sarapan -- karena masih pukul 9.30 Wib -- ditempat itu, berhubung karena suster tidak punya waktu yang banyak untuk keluar dari asrama, apalagi mereka masih masa pendidikan.
Tempat tersebut sudah mulai ramai dikunjungi, namun masih ada cukup tempat untuk kami bertujuh.
Baca Juga: Pendidikan Guru Penggerak Angkatan 10 Resmi Usai, Akankah Program Baik Ini Berlanjut?
Semuanya sepakat untuk menu utamanya Mie Gomak yang memang rasanya sangat spesial di lidah, apalagi bumbunya pasti menggunakan Andaliman, rasanya pasti bikin lidah bergetar dan menggugah selera hingga membuat kangen untuk kembali merasakan Mie Gomak khas Batak Toba itu.
Sejarah Spaghetti Batak dan Cara Pembuatannya
Mie Gomak sendiri berasal dari dua kata, Mie dan Gomak. Dalam bahasa Batak maupun Indonesia, kata Mie tidak jauh berbeda artinya, adonan tipis dan panjang yang telah digulung, dikeringkan, dan dimasak dalam air mendidih. Itu sih kata Wikipedia.
Menurut pengertian lain, oleh Standarisasi Nasional Indonesia, Mie adalah produk makanan yang dibuat dari tepung gandum atau tepung terigu dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dan bahan tambahan makanan yang diijinkan, bentuk khas mie dan siap dihidangkan setelah dimasak.
Baca Juga:Â Makanan Khas Batak Tak Akan Lengkap Rasanya Tanpa Dilumuri Bumbu Andaliman
Fakta bahwa mie adalah makanan favorit masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia membuat makanan berbahan dasar mie sangat digemari, termasuk oleh saya sendiri.
Sementara kata "Gomak", berasal dari bahasa Batak Toba yang artinya "Remas" atau "Ambil". Jadi, jika dipadukan, maka Mie Gomak memiliki arti Mie yang telah dimasak itu diambil pake tangan alias 'digomak', bukan pake sendok atau alat bantu lainnya, tetapi diambil pake tangan yang tentunya bersih atau steril.
Setelah mie gomaknya diambil pake tangan dan diletakkan ke dalam piring, maka selanjutnya dilumuri oleh kuah yang telah disiapkan tentunya yang kaya akan rempah-rempah tradisional, termasuk yang utama pake Andaliman.
Bisa juga ditambahkan dengan sambal yang membuat makanan ini semakin lezat dan menggetarkan lidah yang memakannya.
Awalnya, mie gomak ini memiliki akar budaya yang dalam dan dikenal luas di daerah sekitar Danau Toba, seperti Porsea, Balige, Laguboti, dan Tarutung.
Namun, seiring perkembangan zaman dan eksodusnya masyarakat dari sekitaran Danau Toba ke berbagai daerah, termasuk ke kota Medan, menjadikan Mie Gomak terkenal dan menjadi favorit di kalangan masyarakat dari berbagai latar belakang suku, termasuk ke seantero tanah air dan mancanegara.
Banyak pelancong dari luar negeri datang ke Indonesia atau orang Batak membuka lapak atau kedai yang khusus menyediakan Mie Gomak sehingga menjadi makanan terkenal dan dicintai di luar negeri maupun di dalam negeri.
Tradisionalnya, mie gomak ini disajikan dengan cara diremas menggunakan tangan sebelum disajikan ke piring. Meskipun saat ini banyak penjual yang menggunakan sendok atau garpu untuk alasan kebersihan, beberapa masih mempertahankan cara tradisional tersebut dengan menggunakan sarung tangan.
Asal usul mie gomak berakar pada kebiasaan masyarakat di Sumatera Utara yang mengolah hasil panen ubi.
Ketika panen ubi melimpah, masyarakat merasa bosan hanya mengonsumsi ubi dalam bentuk biasa. Untuk mengatasi hal ini, mereka mulai mengolah ubi menjadi mie dengan tambahan bumbu-bumbu lokal. Hasilnya adalah mie yang lezat dan menjadi sangat populer di kalangan penduduk setempat.
Mie Gomak sendiri terbuat dari tepung terigu dan memiliki bentuk yang mirip dengan lidi atau spaghetti Italia, sehingga sering juga disebut dengan Spaghetti Batak.
Spaghetti Batak ini kaya akan cita rasa yang menggugah selera, kenapa? Karena dalam penyajiannya selalu dilumuri oleh bumbu-bumbu khas yang intinya telah dicampur dengan Andaliman atau sekarang lebih biasa disebut dengan Merica Batak.
Mie Gomak alias Spaghetti Batak ini memang sekilas mirip dengan Mie Aceh, namun jelas sangat berbeda, dimana mie yang digunakan untuk mie aceh umumnya menggunakan mie kuning atau mie telur, sementara untuk mie gomak menggunakan mie lidi berukuran besar dan padat, sehingga memiliki tekstur yang kenyal, padat, dan tidak mudah putus saat dimasak.
Dalam penyajian juga berbeda, umumnya mie gomak itu direbus dan dihidangkan dengan kuah yang bumbunya tidak lepas dari Andaliman atau Merica Batak. Juga tak lengkap rasanya apabila dihidangkan tanpa telur bulat dan kerupuk atau gorengan lainnya, seperti bakwan, ubi goreng, bakwan goren, atau bahkan dengan pisang goreng.
Apakah Anda penasaran dengan cara pembuatannya?
Bagi Anda yang penasaran, disini saya beritahukan bumbu-bumbu yang dibutuhkan untuk membuat Spaghetti Batak, diantaranya, Mie Lidi 250 gram, kurang lebih 500 ml santan cair, 1 ruas lengkuas, Labu Siam yang di iris tipis-tipis, Garam secukupnya, Daun Bawang yang telah di cincang halus, 1 lembar daun salam, 1 lembar daun jeruk, 1 batang serai, 7 buah cabai merah -- jika ingin pedas, maka cabai merah bisa diganti dengan cabai rawit -- 10 siung bawang merah, 5 siung bawang putih, 1 ruas kunyit, 1 ruas jahe, dan yang paling penting siapkan Merica Batak alias Andaliman yang telah ditumbuk halus.
Setelah itu, Rebus mi lidi selama lebih kurang 10 menit. Angkat dan tiriskan, lalu tumis bumbu halus, serai, daun salam, dan daun jeruk. Tuang santan sambil aduk bumbu. Masukkan labu siam, aduk sampai rata. Setelah itu, beri garam dan merica. Koreksi rasa. Sesaat sebelum diangkat, masukkan daun bawang, lalu letakkan mi lidi di atas piring, siram dengan kuah secukupnya. Sajikan bersama telur rebus.
Sebenarnya gampang bukan?
Sajian Saat Doa Lingkungan, Saat Acara Tertentu
Sebenarnya dahulu, mie gomak ini disajikan sebagai makanan penghangat tubuh di tengah dinginnya cuaca Danau Toba. Sangat pas disajikan di saat bekerja di ladang ataupun di sawah. Juga sangat cocok dihidangkan saat kumpul-kumpul keluarga ataupun kerabat yang datang.
Sekarang juga tidak jauh beda, Spaghetti Batak ini disajikan saat ada doa lingkungan, jadi sebagai menu usai Doling alias Doa Lingkungan maka tak jarang tuan rumah menyajikan Mie Gomak ini sebagai menu makan.
Suasana akan menjadi cair, hangat dan penuh canda tawa ketika sambil bercerita, sambil bersandau gurau sambil menikmati sepiring Spaghetti Batak, begitulah tergambar kala kami makan bersama dengan Suster.
Mie Gomak akan menjadi hidangan dikala kita sudah bosan dengan makan nasi, selain cepat saji, juga cita yang menggugah selera, mie gomak adalah masakan khas keluarga yang dapat dijadikan alternatif lain dan menjadi bagian tak terpisahkan dari kuliner Nusantara.
Keunikan penyajian, kenikmatan rasa yang khas dengan bumbu merica batak-nya, dan kelezatan yang menggoda, mie gomak menjadi pilihan makanan yang sempurna untuk dinikmati bersama keluarga maupun bersama tamu undangan yang datang ke rumah.
Berbagai rasa akan tersaji, kala berbagai tangan mengolahnya. Masakan Mie Gomak isteri akan beda rasanya dengan masakan Mie Gomak dari tempat makan kami bersama Suster SFD tersebut, namun semuanya sama-sama enak, nikmat dan tentunya akan menggoda selera karena adanya Andaliman yang hanya tumbuh di Sumatera Utara ini.
Seusai makan mie gomak bersama suster dalam kebersamaan itu, kami-pun mengantarkan Suster ke rumahnya, tak lupa membungkus mie gomak untuk suster spesial yang dianggap anak perempuanku menjadi Kakak Pembina-nya.
Penasaran dengan Mie Gomak alias Spaghetti Batak alias Andaliman yang menciptakan cia rasa tersendiri?
Silahkan mencoba...
Salam Blogger Persahabatan...
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H