Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Adab Kala Parkir di Pinggir Jalan, Jangan Parkir di Depan Pintu Pagar Orang

23 November 2024   14:37 Diperbarui: 24 November 2024   06:45 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sejumlah mobil petugas parkir di depan rumah pribadi Tantri sejak pagi.(KOMPAS.com/A. Faisol)

Saya bunyikan klakson, karena di luar hujan deras, bagaimana ini keluar dari mobil dengan kondisi hujan pikir saya.

Berharap ada yang datang bawa payung dan melihat mobil yang empunya rumah sudah datang, tapi saya tungguin sambil bunyikan klakson, malah tetangga depan rumah saya yang datang.

Dia keluar sambil membawakan payung. Tetangga yang baik hati itu memang sangat perhatian, terkhusus kepada anak-anak saya.

"Itu didalam perumahan ada yang hajatan Lae, jadi kutengok tadi dia parkir langsung di depan pintu gerbang Lae, orangnya didalam perumahan itu Lae," sambil menyodorkan satu payung kepada saya.

"Oh ia Lae, tapi kenapa dia parkir pas pulak di depan pintu pagar rumah orang?" tanya saya sama Lae bermarga Ginting itu, karena memang begitulah tutur kami.

"Nga tau Lae, kata dia," sambil senyum-senyum.

Maka saya langsung berlari ke perumahan depan rumah dan mencari MC -- Master of Ceremony -- alias pembawa acara dalam akad pernikahan Melayu itu.

Dan dengan suara yang keras-keras, agar mengimbangi suara musik Melayu yang keras itu, saya minta agar MC-nya mengumumkan mobil berplat nomor sekian menggeser mobil, karena parkir persis di depan pintu pagar orang, jadi mobil nga bisa masuk.

"Tolong kasih tau lewat mic-mu agar pemilik kendaraan bernomor polisi BK sekian-sekian agar memindahkan mobilnya, karena persis parkir di depan pintu pagar orang". Saya jelaskan dengan suara keras kepada MC-nya.

Dan wajah saya sudah merah, menandakan saya lagi kesal, saya tunjukkan kepada MC-nya.

Yang punya hajatan langsung menghampiri saya dan meminta maaf, "Maaf yah Pak, tamu undangan saya tadi parkirnya buru-buru dan tidak memiliki tempat parkir lagi, sekali lagi saya mohon maaf", bilang yang punya hajatan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun