Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Profil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Bulan Guru Nasional, Nasib Ibu Supriyani

2 November 2024   18:46 Diperbarui: 2 November 2024   18:46 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibarat ketiban durian runtuh, begitulah nasib sosok-sosok yang dianggap berkompeten dibidangnya usai dilantik menjadi 'pembantu' presiden Prabowo untuk periode 2024 sampai dengan 2029. Bila dibandingkan dengan kabinet presiden sebelumnya, kabinet merah putih, maka akan tersaji kejomplangan kabinet.

Ya, kabinet sebelumnya sangat ramping, serampingnya presiden Jokowi. Hanya mengandalkan 34 menteri atau kementerian, 18 orang wakil menteri dan dengan total 52 pejabat, terdiri dari menteri ditambah wakil menteri? Terlihat kabinet ini mampu bekerja dengan baik. Seperti di sektor Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Walau harus menangani sektor pendidikan, kebudayaan, dan teknologi? Namun mampu membuat terobosan, walau banyak dikritik, namun setidaknya, memberi warna baru pada dunia pendidikan kita dengan memadukan pendidikan, kebudayaan dan teknologi.

Namun, sekarang? Menteri terkesan 'gemuk', karena presiden Prabowo menambah kementerian baru yang tentunya juga menambah menteri yang duduk dan bekerja untuk membantu pekerjaan presiden. Memang itu adalah hak prerogratif presiden, dan semoga dengan pemilihan menteri ini benar-benar 'murni' karena perbaikan dan kebaikan negeri, bukan hanya bagi-bagi 'jatah', tapi memang benar bekerja demi kemakmuran rakyat Indonesia. Semoga para menteri ini benar-benar tau apa tugas dan fungsi kementerian mereka sehingga tidak ada tumpang tindih ataupun saling sikut dalam bekerja.

Profil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah

Kementerian yang saya soroti pertama itu kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah. Tentunya ada alasan utama dibalik keputusan kembali memecah kemendikbudristek menjadi tiga kementerian.

Namun, apapun alasannya itu pastilah tujuannya adalah untuk memajukan dunia pendidikan di negeri ini. Saya penasaran dengan penunjukan Abdul Mu'ti sebagai Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen, sehingga saya ingin mengenal lebih jauh lagi dengan menteri kita ini.

Ada pepatah mengatakan 'tak kenal maka tak sayang', maka saya mencoba mengenal lebih dekat dengan menteri ini, sehingga nantinya jika ada kesempatan bertemu tidak sungkan lagi untuk mengajukan pendapat atau memberikan usulan tentang masalah-masalah pendidikan yang kita jumpai di lapangan ketika mengemban tugas mulia menjadi seorang guru atau pendidik anak-anak penerus bangsa kita ini. Kita tentunya tidak ingin kasus hukum yang dialami oleh ibu Supriyani, seorang guru honorer di SD Baito, Kabupaten Konawa Selatan, Sulawesi Tenggara, dialami oleh guru-guru lain. Cukuplah ibu Supriyani jadi tumbal atau korban dari sebuah sistem yang tidak tegas dan terkesan mengabaikan hak-hak seorang Guru ketika mengajar di tengah-tengah kelas.

Bapak Abdul Mu'ti, lahir di Kudus, Jawa Tengah, 02 September 1968. Beliau mengawali pendidikan dasarnya dan menengahnya di Madrasah Ibtidaiyah Manafiul Ulum Kudus, Madrasah Tsanawiyah Negeri Kudus, dan Madrasah Aliyah Negeri Purwodadi Filial Kudus. Lalu pak Abdul Mu'ti melanjutkan pendidikannya sarjananya di Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, di tahun 1991. Lalu tahun 1998, pak Abdul Mu'ti melanjutkan pendidikan S-2-nya atau Magister Pendidikan di Flinders University, Australia Selatan, dengan gelar M.Ed. hingga selanjutnya melanjutkan pendidikan S-3 atau gelar doktor di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2018 lalu.

Selain pendidikan, pak Abdul Mu'ti juga merupakan tokoh penting dalam organisasi Muhammadiyah, menjabat sebagai Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah sejak 2010, dengan periode yang berlanjut hingga saat ini. Di Muhammadiyah selain menjadi tokoh penting, beliau juga menjabat Sekretaris PWM Jawa Tengah (2000-2002), Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah (2002-2006), dan Sekretaris Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah PP Muhammadiyah (2005-2010).

Dikancah internasional, pak Abdul Mu'ti terlibat dalam banyak organisasi, seperti anggota British Council Advisory Board dan Executive Committee of Asian Conference of Religion for Peace. Ia juga dikenal sebagai Guru Besar di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, mengajar di program studi Pendidikan Agama Islam dan aktif meneliti isu-isu pendidikan berbasis agama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun