Setelah meninggalkan Perusahaan Persero Kereta Api Indonesia dan menerima pinangan jadi Menteri Perhubungan dan kemudian jadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral? Meskipun prestasinya sebagai Menteri Perhubungan tidak secerah saat memimpin Kereta Api Indonesia, namun warisan perubahan yang telah dia lakukan akan tetap dikenang sampai kapanpun, hingga tulisan ini dibuat, bahwa Pak Jonan adalah Penancap Tonggak penting dalam sejarah perubahan atau transformasi transportasi Kereta Api Indonesia.
Pak Jonan telah membuktikan bahwa dengan visi yang jelas dan komitmen terhadap pelayanan publik, transformasi signifikan dapat dicapai dalam sektor yang sebelumnya terabaikan. Kini, wajah perkeretaapian Indonesia tidak hanya lebih bersih dan rapi tetapi juga menjadi pilihan transportasi yang aman dan nyaman bagi masyarakat Indonesia.
Wajah Kereta Api Indonesia Ditangan Pak Didiek Haryantyo
Tongkat estafet kepemimpinan PT KAI sudah berada ditangan Pak Didiek Haryantyo, seorang bankir berpengalaman, tiba-tiba dihunjuk menangani wajah kereta api Indonesia sejak Mei tahun 2020, masa-masa penuh tantangan karena kita dilanda pagebluk Covid-19.
Pak Didiek dihadapkan pada situasi pelik, dimana industri transportasi sedang terpuruk akibat Covid-19. Sehingga Pak Didiek memutar otak dan membuat rencana kerja serta mengimplementasikannya kedalam beberapa strategi utama untuk menghadapi krisis pandemi di bidang transportasi.
Pertama, melindungi pegawai PT KAI dan penumpang, dengan mengedepankan kebijakan "protect the people". Langkah bijak yang dilakukan pak Didiek bertujuan untuk menjaga keselamatan karyawan dan penumpang. Salah satu langkah penting adalah memastikan tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) selama masa pagebluk Covid-19, sebab masa itu adalah masa sulit, sehingga meskipun pendapatan perusahaan mengalami penurunan drastis, namun karyawan harus mendapatkan haknya.
Kedua, dalam menghadapi krisis, Pak Didiek fokus pada kebijakan mempertahankan likuiditas perusahaan. Ia menyadari bahwa penurunan pendapatan akan lebih cepat terjadi dibandingkan penurunan biaya, sehingga penting untuk mengelola arus kas dengan baik.
Ketiga, Pak Didiek mendorong transformasi digital di PT KAI dengan bantuan konsultan internasional seperti McKinsey. Fokus transformasi mencakup lima aspek, yaitu: angkutan penumpang, angkutan barang, rolling stock, pengadaan, dan keunggulan operasional. Tujuannya adalah untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan di masa pandemi, sehingga konsumen atau penumpang tetap mendapatkan pelayanan prima dari para karyawan PT KAI walau dalam masa pandemi covid-19.
Keempat, Pak Didiek bekerja seperti Presiden Jokowi maupun seperti Direktur Utama PT KAI sebelumnya, Pak Jonan. Blusukan dari stasiun ke stasiun untuk berinteraksi langsung dengan karyawan, membangun kepercayaan dan keterlibatan mereka dalam program-program yang dijalankan. Beliau juga mendorong penerapan nilai-nilai inti AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif) di lingkungan kerjanya, sesuatu terobosan baru yang membuat para karyawan PT KaI menjadi humanis dan melayani dengan hati.
Kelima, sama seperti yang dilakukan oleh Pak Jonan sebelumnya, dimana Pak Jonan pernah bercerita bahwa beliau menerapkan kepemimpinan transformasional alias transformational leadership, dimana Pak Jonan mengarahkan pola pikir karyawannya dari yang berpaku pada product oriented, menjadi customer oriented. Dengan prinsip leading by example-nya, Pak Jonan dikenal dengan sikap integritas, dibuktikan dengan penerapan merit sistem dalam proses perekrutan karyawan.
Pun dengan Pak Didiek. Beliau fokus pada pengembangan kompetensi karyawan melalui coaching dan mentoring, mungkin tidak ditemukan lagi perekrutan karyawan karena adanya KKN, sehingga semua karyawan PT KAI siap menghadapi tantangan transformasi digital. Dan perlu diingat bahwa 60 persen pegawai PT KAI adalah merupakan milenial yang tentunya diberikan ruang oleh Pak Didiek untuk berkontribusi dalam menciptakan inovasi yang memberikan dampak positif bagi perusahaan.