Perhatian saya kembali mendengarkan dan menyimak dengan baik pidato yang disampaikan oleh ibu Kepala Sekolah kami.
Dalam pidato dari Kementerian Pemudan dan Olahraga yang dibacakan tersebut menyinggung banyak hal dan saya tertarik dengan kalimat hari Sumpah Pemuda berbarengan dengan masa transisi pemerintahan baru yang akan mengorkestrasi langkah bangsa Indonesia mewujutkan target-target Pembangunan jangka menengah sebagai landasan pencapaian target Pembangunan jangka panjang 2045, yaitu terwujudnya Indonesia Emas yang bercirikan kemajuan dan kesejahteraan yang makin tinggi, serta kiprah bangsa Indonesia yang lebih kuat dalam kancah global.
Disebutkan bahwa indikator kualitas kepemudaan tahun 2024, Indeks Pembangunan Pemuda berada apda 56,33 persen, dengan rincian capaian domain Pendidikan sebesar 70,00 persen, domain kesehatan dan kesejahteraan sebesar 65,00 persen, domain gender dan diskriminasi sebesar 53,33 persen. Sementara itu domain lapangan dan kesempatan kerja sebesar 45,00 dan domain partisipasi dan kepemimpinan sebesar 43,33 persen.
Capaian IPP ini tidak lepas dari peran Pendidikan yang menjadi sektor sentral dalam pembentukan karakter pemuda bangsa Indonesia dan juga kualitas sumber dayanya dalam proses pembangunan Indonesia.
Kurikulum Merdeka yang masih seumuran jagung tentunya memang masih butuh perbaikan, namun setidaknya telah mampu berperan penting dengan mengedepankan pengembangan karakter, peningkatan kualitas pendidikan, dan kolaborasi antara berbagai pemangku kepentingan dalam mewujudkan Indonesia Maju di tahun 2045.
Kurikulum Merdeka dirancang untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di semua jenjang pendidikan, termasuk Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. Pendidikan yang lebih mengedepankan pemenuhan kebutuhan siswa, kurikulum ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi akademik dan non-akademik pemuda, yang merupakan faktor penting dalam peningkatan kualitas IPP kita.
Selain itu, fokus utama Kurikulum Merdeka adalah pengembangan karakter pemuda melalui pendidikan yang menekankan pada kompetensi spiritual, moral, sosial, dan emosional. Program seperti Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertujuan untuk mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila dalam pembelajaran sehari-hari, yang diharapkan dapat membentuk pemuda yang berkarakter kuat dan siap menghadapi tantangan masa depan.
Ketiga, Kurikulum Merdeka mendorong sinergi antara pemerintah, dunia usaha, masyarakat, dan lembaga pendidikan untuk menciptakan ekosistem pendidikan yang inovatif. Kolaborasi ini penting untuk memastikan bahwa pendidikan yang diberikan relevan dengan kebutuhan pasar kerja dan tantangan sosial yang dihadapi pemuda saat ini.
Terbukti dengan dikembalikannya mata pelajaran yang mengajarkan murid tentang teknologi informasi dan komunikasi dalam diri mata pelajaran Informatika. Pengembalian mapel ini sangatlah saya apresiasi mengingat di pemerintahan SBY, tiba-tiba tanpa analisis intelektual yang kuat, mapel TIK kala itu dihapus dalam Kurikulum 2013 yang mengakibatkan polemik dan anak-anak menjadi korban karena taunya hanya menggunakan perangkat TIK.
Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) juga mendukung integrasi kegiatan ekstrakurikuler seperti Pramuka ke dalam kurikulum untuk memperkaya pengalaman belajar murid, sehingga siswa diajarkan sejak dini arti kepemimpinan dan diperkuat sebagai bagian integral dari pendidikan yang holistik atau menyeluruh, dan kontekstual atau sesuai dengan perkembangan zaman. Kegiatan Kepramukaan siswa tidak hanya diajak untuk mengembangkan keterampilan praktis, tetapi juga menumbuhkan jiwa kepemimpinan yang kuat.
Indeks Pembangunan Pemuda mencakup lima domain, yaitu: Pendidikan, Kesehatan dan Kesejahteraan, Lapangan dan Kesempatan Kerja, Partisipasi dan Kepemimpinan, serta Gender dan Diskriminasi.