Singkatnya, diapun membantu saya mendorong kendaraan saya ke tempat bengkel Uwaknya dan memang bengkelnya masih agak jauh dari tempat sepeda motor saya mogok.
Benar saja, walau jam sudah menunjukkan pukul setengah tujuh pagi, namun si Ucok tadi masih harus jalan ke belakang rumah Uwaknya yang berada di samping gang kecil yang muat hanya satu mobil ukuran standar saja untuk membangunkan si pemilik rumah.
Beberapa lama kemudian, si Ucok tadi kembali bersama dengan Uwaknya, sementara dari depan kedengaran pintu garasi terbuka satu dan si ibu pemilik rumah sudah keluar. Lalu, tanpa basa-basi si Uwak tadipun mengatakan kalau mau, sepeda motornya bisa ditinggalin atau ditungguin? Saya katakan saya lebih baik menunggu saja.
Jadilah sepeda motor saya diperbaiki di bengkelnya, dan kelihatan memang kalau si pemilik bengkel sudah bertahun-tahun menekuni bidangnya, walau peralatan tidak secanggih di bengkel resmi, namun dari segi pengalaman pemilik bengkel pinggir jalan ini sudah kenal bagian-bagian sepeda motor berjenis matic yang saya punya.
Singkat cerita, ternyata setelah diperiksa, busi sudah harus ganti, oli juga sudah harus ganti, tali rem depan juga sudah harus ganti, plus sepatu remnya juga minta ganti makanya ada suara tak enak ketika menggunakan rem, juga baterai harus ganti.
Setelah tawar menawar, maka akhirnya disepakati harganya hampir 465 ribu rupiah, itulah sedikit enaknya kalau servis di bengkel pinggir jalan, harga bisa ditawar sedikit alias bisa dikorting.
Dan bengkel pinggir jalan yang akhirnya menjadi langganan saya ini juga memberikan sedikit penarik atau istilahnya bagaimana agar mereka punya pelanggan setia dengan tawaran bisnis yang agak bisa membuat kita betah dan mau servis lagi di tempat mereka.
Ini baru saya sadari ketika saya diberikan minuman botol dari kulkas, setelah harga servis disepakati. Saya tanya, kok ada minumannya Om? Ternyata jika total harga servis diatas 300 ribu rupiah, maka akan dikasih bonus satu minuman dingin.
Wah, menarik juga pikir saya dan itu dipanpangkan dalam spanduk bengkel mereka.
Kualitas bengkel? Setelah enam bulan pemakaian, kendaraan tidak ada masalah dan memang kita harus tungguin dan jeli melihat ketika kita melakukan servis kendaraan di bengkel pinggir jalan agar kendaraan kita tidak ada yang diganti sparepartnya.
Begitulah sekilas pengalaman menggunakan jasa servis sepeda motor di pinggir jalan. Kalau memang masih bisa digunakan dan tak diganti, mekaniknya juga enak diajak ngobrol dan berusaha untuk memperbaiki daripada langsung mengatakan ini itu diganti.