Si Gale-Gale, Cerita Rakyat Sumatera Utara Tentang Boneka Kayu Arwah
Menurut saya, ini menurut saya yah, dunia perfiliman tanah air bakal akan lebih terkenal dengan film-film horornya apabila dunia sinematografi kita mau menggali dan menuliskan skrip tentang cerita asal muasal terbentuknya Si Gale-Gale.
Ya, siapa itu Si Gale-Gale? Si Gale-Gale adalah kisah rakyat dari Pulau Samosir, Pulau di tengah-tengah Danau Toba, di Sumatera Utara.
Diceritakan awal adanya boneka patung ini, dimana kala itu, sekitar ratusan tahun lalu di Pulau Samosir berdiri sebuah kerajaan yang dipimpin oleh seorang raja yang bijaksana dan bijaksini bergelar Rahat. Berkat kebijaksanaannya dia sangat dihormati oleh rakyat di Pulo Samosir.
Namun, sayang disayang, isterinya telah meninggalkan Sang Raja, sehingga Raja hidup berdua dengan putra tunggalnya bernama Manggale. Kerajaan sangat tentram dan damai serta makmur karena Raja dan Putra Mahkota memerintah dengan baik dan bijaksana, namun suatu hari prajurit yang menjaga perbatasan datang melapor bahwa tidak jauh lagi dari perbatasan sudah datang pasukan musuh yang banyak untuk menyerang kerajaan Rahat.
Maka Sang Raja segera memanggil pasukan terbaiknya, dan mengangkat putra mahkotanya, Manggale menjadi panglima perang terbaiknya serta mengutusnya ke medan perang untuk memerangi musuh yang akan menyerang dan berniat mengambil sumber daya alam yang ada di kerajaannya.
Dengan berat hati, Raja Rahat mengutus pasukannya dan puteranya. Berkecamuk dan tidak tenang, ada ketakutan dalam diri Raja Rahat bahwasanya anaknya tidak akan kembali dari medan pertempuran. Dan kegelisahan itupun terjawab sudah usai pasukannya pulang dari medan perang dengan kemenangan.
Namun, puteranya harus gugur di medan pertempuran saat terjadi perang sengit. Putera mahkota gugur demi memperjuangkan kerajaannya dari musuh. Mendengar itu Raja Rahat sangat sedih tiada tara dan akhirnya jatuh sakit. Bagaimana tidak sedih? Manggale adalah putera kerajaan satu-satunya dan bakal jadi penerus mutlak menjalankan roda pemerintahan. Tak hanya raja, seluruh rakyat kerajaan sedih atas kematian Manggale.
Kondisi sakit raja sudah sangat mengkhawatirkan, dikabarkan sang raja terlihat pucat, terbaring lemas dan tak bisa berbicara. Maka penasehat raja meminta para datu (dukun) untuk mengobatinya dan kesimpulan datu bahwa raja sakit karena memikirkan putra mahkota yang sudah meninggal dan cara satu-satunya menyembuhkan sang raja adalah dengan menghadirkan sosok seperti Manggale ke hadapan Raja Rahat.
Tapi itu adalah perkara sulit, bagaimana caranya menghadirkan orang yang sudah meninggal untuk menjelma menjadi manusia lagi? Tapi ada seorang datu bernama Datu Mangatas menyampaikan ide.
"Bagaimana kalau kita membuat patung yang menyerupai wajah Manggale. Harapannya dengan melihat patung itu semoga saja kerinduan raja bisa terobati", pungkas Datu Mangatas.