Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

DSP Mandalika, Polesan Eksotisme Alam Berpadu Sportainment Siap Sambut Wisatawan Dunia

18 November 2021   21:32 Diperbarui: 18 November 2021   21:51 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DSP Mandalika Bersiap Sambut Wisatawan Asing.Sumber: www.harnas.co

Saking banyaknya yang melamar sang puteri, membuat Raja Tonjeng Beru pusing dan menyerahkan keputusan kepada Putri Mandalika itu sendiri. 

Sang putri meminta waktu untuk bersemedi dan hasilnya? Putri Mandalika mengundang semua pangeran dan pemuda yang melamarnya untuk berkumpul di tanggal ke 20 bulan ke 10 pada penanggalan sasak di Pantai Seger atau dikenal Pantai Kuta Lombok pada waktu pagi buta sebelum adzan subuh berkumandang.

Tapi yang tidak diduga-duga dilakukan Putri Mandalika. Dia naik ke atas bukit Seger dan mengucapkan janjinya bahwa dia hanya ingin melihat kedamaian dan ketentraman di Pulau Lombok tanpa adanya perpecahan apalagi peperangan akibat dia menerima satu lamaran.

Kisah Putri Mandalika, Berkorban Demi Kedamaian. Sumber:GoodnewsfromIndonesia.com
Kisah Putri Mandalika, Berkorban Demi Kedamaian. Sumber:GoodnewsfromIndonesia.com

Akhirnya demi kedamaian yang dia maksud, maka Putri Mandalika menceburkan dirinya ke laut dan seketika hanyut ditelan ombak besar. Walau seketika banyak rakyat loncat menyelamatkan nyawa putri, namun putri hilang tanpa bekas dan dari dalam laut muncul cacing panjang yang diberi nama 'nyale' dan dipercaya adalah jelmaan Putri Mandalika.

Hingga sekarang ada tradisi upacara adat Nyale di Lombok dan diselenggarakan sekali setahun pada akhir bulan Februari -- Maret. Tempat wisata yang tak kalah menarik untuk dikunjungi tentunya Desa Sade, ya desa di daerah Rembitan, Kecamatan Puju, Lombok Tengah ini masih memegang tradisi leluhur tanpa terkontaminasi dengan modernisasi. 

Tempat tinggal Suku Sasak ini masih hidup dengan tradisi turun-temurun, diantaranya membangun rumah tahan gempa, berdinding anyaman bambu, beratap alang-alang kering, dan lantainya dibuat dari campuran tanah liat dengan sekam padi, terbukti tahan gempa yang membuat wisatawan penasaran bukan?

Belum lagi hasil tenunan para penenun Desa Sade yang kualitas dan namanya sudah mendunia dengan nama Tenun Sasak, dipajang di sepanjang jalan dan tentunya belum sah rasanya jikalau belum membeli produk-produk asli dari tangan-tangan kreatif penduduk Suku Sasak ini.

Tips Berdayakan Masyarakat Lokal Sukseskan DSP Mandalika

"Kami memperkuat identitas resmi komunikasi dengan serangkaian warna-warna yang segar. Logo Mandalika GP Series menggunakan warna tropis yang menunjukkan kegembiraan baru dari olahraga balap melalui warna yang mewakili daya pikat yang hidup di wilayah Indonesia. Sementara Logo Mandalika Experiences menggunakan warna segar guna memperkuat image Mandalika Experiences sebagai sumber hiburan," terang Direktur Utama MGPA Ricky F. Baheramsjah menjelaskan bagaimana DSP Mandalika akan menjadi Wonderful Indonesia bagi dunia internasional yang siap untuk dikunjungi.

Sirkuit Mandalika Dengan Warna Khas Indonesia Siap Gelar MotoGP.Sumber:Sportstars.id
Sirkuit Mandalika Dengan Warna Khas Indonesia Siap Gelar MotoGP.Sumber:Sportstars.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun