Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mengetahui Kualitas Air Sungai Deli akibat Perubahan Iklim dan Upaya Melestarikannya Sumber Kehidupan

7 Juni 2020   12:19 Diperbarui: 7 Juni 2020   12:24 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penelitian ini dilakukan secara berkala untuk mengetahui kualitas air sungai deli akibat perubahan iklim. sumber: dokpri

Tidak dapat dipungkiri tahun 2020 terjadi perubahan iklim yang susah diprediksi dan memang sudah terjadi sejak tiga tahun terakhir, cuaca di daerah kita masing-masing terkadang meleset dari prediksi dan perkiraan kita. Bisa saja di pagi hari cuaca sangat cerah dan matahari bersinar dengan terangnya menemani semangatnya kita bekerja.

Namun, dalam hitungan menit, 30 menit atau satu jam kemudian, apa yang terjadi? Tiba-tiba hujan turun walau tidak deras, sementara matahari juga masih bersinar yang apabila kita tahankan, tidak berteduh akan mengakibatkan tubuh kita rentan terkena penyakit.

Penyakit yang akan menyerang tubuh kita disaat kita bekerja ketika panas menyengat disertai hujan, diantaranya akan menimbulkan sakit kepala, itu pasti. Flu, air hujan yang masuk ke tubuh kita, padahal cuaca masih panas bisa saja membawa virus yang menyerang sistem pernafasan kita. Lalu ada gangguan pencernaan seperti diare, kenapa? Karena cuaca tidak menentu membuat bakteri ada di mana-mana. Nah, bakteri inilah yang menyerang dan mengakibatkan gangguan pada pencernaan kita.

Jadi, seperti petuah dari orang-orangtua kita dari dulu (bapak dan mamak selalu berpesan sejak kecil, kalau kau kena hujan, ambil garam itu sedikit lalu telan, biar nga sakit kau), ketika kita harus menghadapi hujan saat beraktifitas, jangan lupa sebelum mandi atau membersihkan tubuh kita, ambil garam sedikit lalu ditaroh ke mulut dan ditelan.

Manfaatnya? Katanya dan memang sudah terbukti khasiatnya untuk menetralisir segala virus atau bakteri yang menyerang tubuh kita sewaktu terkena hujan, sehingga segala penyakit yang mungkin menyerang, seperti badan meriang, kepala sakit atau pusing, pilek, flu dan sebagainya tidak jadi, karena kumannya terbunuh oleh zat-zat garam yang kita telan.

Memang benar perubahan iklim yang diprediksi bakal terjadi di tahun 2020 oleh BMKG terbukti, dimana cuaca di Indonesia cenderung masuk kategori cuaca ekstrem, yang artinya terjadi fenonema meteorologi yang ekstrim dalam sejarah (distribusi), dimana fenomena cuaca yang berpotensi menimbulkan bencana, menghancurkan tatanan kehidupan sosial, atau menimbulkan korban jiwa.

Walau berdasarkan data historis serta analisis klimatologis BMKG yang saya baca dari beberapa informasi mengatakan bahwa sejak tahun 1866 telah diprediksi bahwa perubahan iklim bakal menjadi penyebab utama cuaca ekstrem yang puncaknya di tahun 2020 ini.

Jadi kita tidak terkejut ketika di tahun 2020 ini banyak bencana yang terjadi, setelah banjir Jakarta, kini kita dihadapkan pada persoalan pandemik covid-19 yang luar biasa serangannya dan telah mengakibatkan banyak korban jiwa, hingga kita harus mengubah gaya dan pola hidup kita agar dapat memutus rantai penyebarannya yang unik dan aneh ini.

Apalagi sekarang cuaca tidak menentu akibat perubahan iklim yang kita alami ini. Seperti di kota Medan, cuaca tidak dapat diprediksi, apakah sekarang kita mengalami musim hujan atau kemarau? Karena dua hari bisa panas dan matahari bersinar terang, bisa di hari ketiga hujan deras dalam waktu yang cukup lama.

Yang uniknya lagi, virus corona (covid-19) ini menurut hasil penelitian lebih cepat berkembang saat musim penghujan. Virus ini senang dan berkembang di udara lembab dan dingin. Inilah yang harus kita perhatikan sebagai warga negara yang baik untuk tetap menerapkan pola hidup bersih dan sehat dengan rajin mencuci tangan, menggunakan masker saat keluar rumah, tidak bersalaman dan menjaga jarak saat beraktifitas di luar rumah.

Perubahan iklim telah terjadi di negeri kita beberapa tahun terakhir  hingga tahun 2020 ini dan telah kita alami bersama, lantas apa dampak dari perubahan iklim dan pemanasan global yang kita rasakan sekarang? Jelas sangat banyak, diantaranya gelombang panas yang kita rasakan. Jujur, malam hari ketika musim kemarau, maka gelombang panas sangat terasa sehingga banyak berlomba-lomba untuk memasang AC di rumahnya masing-masing hanya agar bisa lelap tidur di malam hari yang suhu udara tetap panas. Sedangkan malam sudah panas, bagaimana dengan siang hari?

Di kota Medan, ketika musim kemarau melanda, suhu udara bisa mencapai 340 celcius. Itu disekitaran akhir bulan Maret 2020 kemarin. Bahkan di tahun 2019 lalu, panasnya kota Medan pernah mencapai sampai 35,60 celcius. Inilah dampak perubahan iklim yang paling saya rasakan, dimana cuaca ekstrem dan sulit ditebak ini harus kita sikapi bersama agar tubuh kita tidak rentan terhadap penyakit akibat iklim yang tidak menentu.

Perubahan iklim ini tentunya yang paling berpengaruh dan bakal menjadi persoalan adalah masalah ketersediaan air bersih di masa sekarang hingga anak cucu kita. Tidak dapat dipungkiri bahwa perubahan iklim dan pemanasan global sangat memberi pengaruh akan kualitas dan ketersediaan air bersih di lingkungan sekitar kita.

Air bersih akan menjadi langka, karena kita tidak bisa menjaga sumber mata air dengan baik, belum lagi akibat buruk dari perubahan iklim, dimana terjadi banjir sewaktu musim hujan dan kekeringan sewaktu musim kemarau. Hal ini diperburuk oleh tingkah laku kita yang tidak mau menjaga hutan sebagai penopang sumber air kehidupan dan masa depan kita.

Lantas, langkah-langkah apa yang harus dilakukan agar air sebagai sumber kehidupan tetap bisa terjaga dengan baik walau terjadi ancaman kekeringan dan kekurangan air akibat perubahan iklim dan pemanasan global?

Langkah Kecil Mengetahui Kualitas Air Akibat Perubahan Iklim

Seberapa pentingkah air dalam kehidupan kita? Jelas sangat penting, seperti kita ketahui bersama sekitar 70% sampai dengan 80% dari berat tubuh kita ini terdiri air. Bahkan, untuk memerangi penyebaran covid-19 senjata utama kita, selain menjaga jarak, pakai masker, tentunya rajin cuci tangan dengan air bersih dan mengalir, hingga berjemur dengan sinar matahari. Dua anugerah dari Tuhan ini harus kita syukuri dan manfaatkan dengan baik.

Tetapi, sekarang air sudah semakin langka. Air sebagai sumber kehidupan harus kita akui sudah mulai menipis ketersediaannya. Jadi, jikalau kita tidak beraksi dengan tindakan-tindakan kecil untuk penghematan, lalu mencari alternatif lain untuk menghasilkan sumber air baru, plus menjaga sumber air yang sudah ada? Maka dipastikan air akan langka dan air sebagai sumber kehidupan akan habis.

Seperti yang kami lakukan di SMA Negeri 13 Medan, dimana sekolah tersebut dialiri oleh salah satu sungai terbesar dari delapan sungai yang mengalir di kota Medan. Sungai Deli, merupakan sungai yang melewati tiga wilayah Daerah Aliran Sungai (DAS) yang salah satunya di kota Medan.

Penelitian ini dilakukan secara berkala untuk mengetahui kualitas air sungai deli akibat perubahan iklim. sumber: dokpri
Penelitian ini dilakukan secara berkala untuk mengetahui kualitas air sungai deli akibat perubahan iklim. sumber: dokpri
Hulu sungai Deli ini ada di kaki Gunung Sibayak yang dipenuhi dengan pemandian air panas Raja Bernegh di Kabupaten Karo, lalu melintasi ke sungai yang ada di Kabupaten Simalungun, melewati Deli Serdang dan Serdang Bedagai, mengalir hingga ke tengah-tengah kota Medan sebagai hilir dari sungai ini dan bermuara di Laut Belawan.

Sungai Deli dengan panjang 76 kilometer merupakan sungai kebanggaan kota Medan dan melintasi tepat di belakang SMA Negeri 13 Medan, sehingga sudah menjadi kewajiban warga sekolah untuk ikut melestarikan dan menjaga kebersihan sungai yang seharusnya memberikan berjuta manfaat bagi warga sekitarnya.

Namun, terus terang, karena kurangnya kesadaran warga sekitar, maka sungai ini sering dijadikan tempat buang sampah, limbah rumah tangga, tempat mandi, cuci dan kakus, hingga tempat pembuangan limbah industri yang ada disekitaran sungai Deli.

Ironis memang, tetapi itulah kenyataannya. Sehingga kami warga sekolah harus turun ke lapangan untuk mengkampanyekan dengan aksi-aksi nyata menjaga dan melestarikan sungai Deli sebagai alternatif sumber air bersih bagi kehidupan kita, diantaranya:

Pertama, setiap Jum'at Bersih, dimana setiap hari Jumat warga sekolah selama satu jam pelajaran (45 menit) dari jam setengah delapan pagi seluruh warga sekolah membersihkan lingkungan dalam sekolah dan luar sekolah. Nah, kami membentuk tim yang secara bergiliran membersihkan sekitaran sungai deli plus mengajak warga yang terbuka hatinya untuk turut serta membersihkan sungai dari sampah, baik itu organik maupun anorganik.

Kedua, Meneliti Kualitas Air Sungai Deli Akibat Perubahan Iklim. Sekolah kami mendapatkan bantuan dari ENO (Environment Online) yang bekerja sama dengan Lamotte Company berupa alat-alat penelitian kualitas air. Lantas kami mengadakan penelitian kualitas air sungai Deli dengan menggunakan Indikator World Water Monitoring.

Menurut ahli, Kualitas Air adalah suatu ukuran kondisi kualitatif air yang diukur dan/atau di uji berdasarkan parameter-parameter tertentu dan metode tertentu berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku (Pasal 1 keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 115 tahun 2003).

Kualitas air juga menunjukkan ukuran kondisi air relatif terhadap kebutuhan biota air dan manusia. Kualitas air sering menjadi ukuran standar terhadap kondisi kesehatan ekosistem air dan kesehatan manusia terhadap air minum.

Kualitas air secara umum menunjukkan mutu atau kondisi air yang dikaitkan dengan suatu kegiatan atau keperluan tertentu (O-fish, 2010).

Hasil penelitian yang kami lakukan adalah sebagai berikut:

Hasil DO (Dysolved Oxygen) atau kelarutan oksigen air sungai Deli setelah dimasukkan dua tablet indikator dari Lamotte Companny, terlihat perubahan warna pada air menjadi merah muda lembut, artinya kelarutan oksigen pada skala 0-4 mg/l atau 0-4 ppm yang artinya menurut Jeffries/Mills (1996) bahwa kualitas air berdasarkan Oksigen Terlarut pada skala 2,0 -- 4,4 mg/l status Kualitas Air tercemar sedang. Air sungai Deli juga belum mengeluarkan bau busuk, artinya kelarutan oksigen masuh baik dan mikroorganisme belum melakukan fermentasi.

Mengetahui tingkat kekeruhan air menggunakan indikator. sumber: dokpri
Mengetahui tingkat kekeruhan air menggunakan indikator. sumber: dokpri
Hasil pH air sungai Deli juga masih baik ditunjukkan dengan angka di antara 7-8, di mana airnya masih produktif dan berperan mendorong proses perubahan anorganik dalam air menjadi mineral-mineral yang dapat diasimilasi oleh fitoplankton. Suhu air sungai Deli ketika diambil ada di suhu 280C yang artinya masih baik untuk mendukung kehidupan ikan dan biota air lainnya.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa kualitas air sungai Deli masih baik dan belum tercemari parah. Artinya, mari kita lestarikan dan menjaga lingkungan sekitar kita, terutama Daerah Aliran Sungai agar tidak tercemar dan dapat menjadi sumber air alternatif dalam upaya menjaga sumber air untuk kehidupan dan masa depan kita bersama.

Mengetahui kualitas air akibat perubahan iklim. sumber: dokpri
Mengetahui kualitas air akibat perubahan iklim. sumber: dokpri
Saya sudah berbagi pengalaman soal perubahan iklim. Anda juga bisa berbagi dengan mengikuti lomba blog "Perubahan Iklim" yang diselenggarakan KBR (Kantor Berita Radio) dan Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN).

Sumber Tulisan:

1. Blog pribadi (pbmagoes.blogspot.com)

2. ditjenppi.menlhk.go.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun