Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Agama yang Mendamaikan, Siraman Rohani yang Ingin Saya Dengar Selalu

17 Mei 2020   21:15 Diperbarui: 17 Mei 2020   21:28 1222
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Agama Harus mampu menjadi Instrumen Perdamaian dan Pemersatu Bangsa, Siraman Rohani Paling Saya Suka. sumber: dokpri

Ketika Beribadah di Rumah saja merupakan pilihan bijak dalam upaya memutus rantai penyebaran covid-19, maka ada kerinduan untuk beribadah di tempat ibadah seperti biasa setelah genap dua bulan kita melaksanakan peribadatan di rumah saja.

Walau kita masih bisa beribadah seperti biasa biasa di rumah masing-masing dengan mengikuti panduan yang diberikan oleh Gereja dan juga mengikuti Ibadah di rumah saja secara virtual atau daring, namun sebenarnya tantangan paling utama adalah ketika menyadari betapa selama ini kita tidak memanfaatkan beribadah di rumah ibadah dengan baik dan bagaimana agar dapat menciptakan ibadah yang khusuk dan sakral baik di rumah saja ataupun di rumah ibadah usai pandamei global covid-19 ini?

Pernahkah kita menyadari apa pesan yang ingin disampaikan lewat wabah pandemi global covid-19 ini?

Yang saya tangkap pesan dari pandemi global covid-19 ini jelas, bahwa kita sebagai umat beragama harus mengedepankan persatuan dan kesatuan, kita saling instrospeksi diri, kita merenungkan di rumah kita masing-masing atas pola hidup kita yang harus kita rubah.

Kembali mengutamakan kebersihan dan kesehatan pribadi, keluarga dan lingkungan kita masing-masing. Peka terhadap sesama, tidak egois, kembali menghidupkan sikap gotong royong untuk membantu sesama, kekeluargaan, tidak lagi memikirkan dan melihat perbedaan agama, suku, ras, golongan, hingga warna kulit kita. Kembali ke Bhinneka Tunggal Ika, biar berbeda-beda tetap satu jua! Intinya? Berdamai dengan diri sendiri, dengan sesama dan lingkungan sekitar!

Namun apakah kita sanggup melaksanakan inti dari pesan pandemi global covid-19 ini? Sepertinya masih susah dan harus dilakukan secara bertahap dan dari kesadaran diri sendiri.

Saya teringat dengan wejangan dan siraman rohani dari Prof. Dr. Katimin, M. Ag yang pernah menjadi pembicara di acara seminar keagamaan bertajuk "Membangun Keluarga Sejahtera dalam Toleransi Hidup Umat Beragama".

Dalam siraman rohaninya, Prof. Dr. Katimin menuturkan bagaimana konsep NU (Nahdatul Ulama) dan Muhammadiyah dalam merawat azas kemajemukan dalam rangka memperkuat hubungan antar umat beragama, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di tingkat Internasional. Kedua ormas keagamaan ini telah banyak melakukan aktivitas dialog yang menyejukkan, baik dalam skala lokal hingga global.

Pada level global, NU telah melakukan mediasi antar kelompok yang terlibat konflik di Asia Tenggara, seperti Mindanau Philipina, dan Patani Thailand, serta konflik Afganistan. Selalu mengkampanyekan dan menebarkan kebaikan Islam Rahmatan Lil'alamin, konsep Islam Nusantara, Islam Washatiyah, dan Islam Moderat.

Dalam siraman rohani, beliau mengungkapkan bahwa Keluarga sebagai tumpuan penanaman nilai-nilai toleransi, dan keluarga sejahtera menjadi salah satu faktor penentu bagi pengembangan nilai-nilai toleransi, keluarga sebagai basis bagi penyemaian kesadaran pluralitas atau kemajemukan.

Orangtua harus bisa menjadi tauladan ditengah-tengah keluarga bagi pengembangan pemahaman dan percontohan bahwa beda itu indah, perbedaan itu adalah anugerah dan takdir dari Tuhan yang harus kita sadari dan pelihara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun