"Pertanyaan dasarnya adalah, sanggupkah kita sebagai bangsa mengembangkan sikap meninggikan kepentingan bersama itu dan mengalahkan kepentingan pribadi pemimpin bangsa kita?" (Gus Dur)
Siapa tidak kenal Gus Dur? Panggilan akrab dari Presiden Keempat Republik Indonesia, Abdurrahman Wahid merupakan Presiden yang paling berjasa di Negeri ini mungkin dalam membentuk dan memoles bentuk Toleransi Terhadap Umat Beragama.
Kebijakan-kebijakan beliau agar kemajemukan harus dapat diterima, tanpa ada perbedaan merupakan kunci sukses Indonesia di masa sekarang hingga masa yang akan datang.Â
Tidak ada lagi perbedaan kepada setiap warga negara Indonesia berdasarkan agama, bahasa ibu, kebudayaan serta ideologi merupakan impian yang harus kita bangun dan rajut bersama hingga selama-lamanya.
Gus Dur mampu melihat dan merasakan serta bermimpi agar toleransi antar umat beragama tentunya dipupuk sedari dini di dalam diri seluruh generasi muda bangsa ini, jika tentunya kita tetap berdiri dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Mata batin beliau mampu menjangkau bahwa syarat utama negara kita maju? Syaratnya Terima Kemajemukan, Hargai Perbedaan dan Jadikan Toleransi Kunci Utama Persatuan dan Kesatuan!
Dan benar saja, musuh terbesar bangsa kita saat ini adalah bentuk-bentuk intoleransi dan upaya-upaya untuk meniadakan kemajemukan itu. Ada kelompok-kelompok tertentu di negeri ini yang tidak ingin toleransi antar umat beragama berjalan dengan baik.Â
Banyak kita temui kasus-kasus intoleransi, yang paling mengerikan tentunya radikalisme, baik itu di tingkat internasional maupun nasional. Bahkan sekarang banyak tumbuh paham-paham radikal yang justru pemahamannya disebarkan lewat basis-basis lembaga agama dan rumah-rumah ibadah.
Ini adalah pekerjaan rumah kita bersama. Penelitian dari Pew Research Center tahun 2015 menunjukkan tingkat intoleransi masyarakat Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Indeks radikalisme tahun 2016 menunjukkan pada angka 43.6; menunjukkan Indonesia ada pada wilayah rentan.
Bahkan di tengah-tengah bangsa kita yang sedang berjuang memerangi pandemi corona virus disesase-19, masih banyak pihak-pihak atau oknum-oknum tertentu yang bermain dan memancing di air keruh.
Baru-baru ini kita dikagetkan dengan video persekusi saat ibadah di rumah! Wow, bayangkan, ibadah di rumah saja harus diatur-atur oleh pemilik agama mayoritas?Â