Seperti saya lihat pagi tadi. Saya bersama isteri pergi belanja ke pasar rakyat untuk stok empat hari ke depan. Dengan memakai masker dari kain, saya dan isteri ke pajak mengendarai sepeda motor.
Sesampainya disana memang aktivitas di pajak seperti biasa, masih terbilang ramai, dan masyarakat baik itu penjual maupun pembeli tetap berinteraksi, namun lebih teratur, dimana pembeli dan penjual saling menjaga jarak, menggunakan masker dan tidak melakukan sentuhan, kecuali saat menukar uang.
Menghemat dengan membeli bahan-bahan pokok keperluan sehari-hari, buah penambah imun tubuh dan tidak boros berbelanja adalah cara bijak isteri.
Saya juga berusaha turut menjaga stabilitas keuangan dengan stay at home, menggunakan uang sehemat mungkin, tidak menarik uang dalam jumlah yang besar.
Membayar kredit mobil dengan tepat waktu, tidak memboroskan waktu dan uang dengan kegiatan tidak perlu, tetapi membantu pekerjaan rumah, menjadi guru bagi anak-anak, mengikuti lomba-lomba blog atau lombal lainnya dengan harapan bisa menambah penghasilan dan mengurangi tingkat kejenuhan selama di rumah.
Tidak menarik simpanan di bank secara besar-besaran (rush), tetap menjaga investasi dan bijak bermedia sosial adalah obat yang mujarab dalam menghadapi ketidakpastian akibat pandemik Covid-19. Tidak menarik uang dalam jumlah besar adalah upaya untuk mendukung stabilitas keuangan Indonesia.
Dipastikan bahwa akibat Covid-19 ekonomi kita terpuruk. Pendapatan negara akan anjlok, sementara pengeluaran akan bertambah, dimana negara harus bisa berkonsentrasi dengan baik untuk membagi APBN untuk sektor-sektor penting.
Bayangkan, Dana Penanggulangan Bencana Non Alam akibat pandemik Covid-19 Â sebesar 405,1 triliun rupiah telah digelontorkan Pemerintahan Pak Jokowi untuk biaya selama perang atasi Covid-19, dengan rincian sebesar 75 triliun rupiah untuk bidang Kesehatan, 110 triliun rupiah untuk Social Safety Nevt, 70,1 triliun rupiah untuk Insentif Perpajakan dan Stimulus KUR, serta 150 triliun rupiah untuk Pembiayaan Pemulihan Ekonomi Nasional selama dan pasca pandemik Covid-19.
Sementara Pendapatan Negara dipastikan turun akibat kebijakan bekerja dari rumah dan berada di rumah lebih baik untuk memutus rantai penyebaran Covid-19.Â
Menteri Keuangan, Sri Mulyani memastikan bahwa Pendapatan Negara diperkirakan minus 10%, artinya hanya 78,9% yang bisa di dapat dari target APBN 2020 yang sebesar 2.233,2 triliun rupiah.