Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Film Artikel Utama

Restorasi "Bintang Ketjil", Film Sarat Pesan Moral untuk Anak-anak Indonesia

16 September 2019   07:49 Diperbarui: 17 September 2019   04:01 478
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hasil Film Restorasi, selain gambarnya semakin cemerlang, kualitas suara juga semakin baik. gambar: dokpri

Bintang kecil, di langit yang tinggi

Amat banyak, menghias angkasa

Aku ingin, terbang dan menari

Jauh tinggi ke tempat kau berada

Ternyata di tahun 1963 kita punya film klasik dan sudah sangat melegenda bernama film "Bintang Ketjil". Film ini sangat sarat dengan pesan moral kepada anak-anak dan masih sangat relevan apabila kita perkenalkan kepada anak-anak maupun orangtua di era kekinian.

"Bintang Ketjil" kembali datang dalam bentuk restorasi dan ini adalah film ketiga yang sukses direstorasi oleh Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Pusbangfilm).

Setelah Darah dan Doa atau The Long March (1950), lalu sukses dengan Pagar Kawat Berduri (1961), kini kita kembali dimanjakan oleh hasil restorasi Bintang Ketjil (1963).

Lantas mengapa film Bintang Ketjil menjadi prioritas utama PusbangFilm untuk direstorasi usai Pagar Kawat Berduri? Ternyata jalan cerita, kehidupan Jakarta, pesan moral, hingga kemampuan akting dari para pemain film ini menjadi nilai plus mengapa harus direstorasi dan kembali menjadi film keluarga favorit Indonesia di era kekinian.

Kerana film restorasi Bintang Ketjil sangat cocok untuk anak-anak, maka saya membawa anak-anak untuk menonton film sarat pesan moral ini, sehingga anak-anak kita tidak kehilangan identitas bangsa Indonesia yang besar dan tak terhitung. gambar: dokpri
Kerana film restorasi Bintang Ketjil sangat cocok untuk anak-anak, maka saya membawa anak-anak untuk menonton film sarat pesan moral ini, sehingga anak-anak kita tidak kehilangan identitas bangsa Indonesia yang besar dan tak terhitung. gambar: dokpri
Ya, tidak dapat dipungkiri, anak-anak Indonesia sudah hampir tergerus identitas dan budayanya oleh karena penetrasi dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang begitu cepatnya. 

Oleh karena itu, film sebagai media belajar, sangat ampuh untuk kembali menyadarkan bahwa Indonesia memiliki budaya dan identitas yang sangat melekat dan masih relevan untuk kembali diperkenalkan, ditunjukkan dan menjadi bahan pembelajaran bagi anak-anak kita, itu semua ada pada film berjudul Bintang Ketjil.

Sejarah dan Cerita Pada Film Anak Bintang Ketjil

CGV Cinemas Focal Point Lt. III Medan, Hari Selasa, 03 September 2019 kembali menjadi saksi dari kemeriahan nonton bareng film hasil restorasi berjudul Bintang Ketjil.

Sebelumnya di tahun 2018, di tempat yang sama juga sukses menyelenggarakan nonton bareng dan diskusi film hasil restorasi berjudul "Pagar Kawat Berduri", film perjuangan karya Asrul Sani produksi Kedjora tahun 1961, telah memberikan pembelajaran kepada kita akan beratnya perjuangan semasa revolusi.

Sebelum acara nonton bareng dimulai, acara diawali dengan pemberian ulos kepada para tamu undangan, diantaranya: Dr. Maman Wijaya, Kepala Pusbangfilm Kemendikbud, Pemeran Bung Nana, Nana Awaluddin dan banyak lagi. gambar: dokpri
Sebelum acara nonton bareng dimulai, acara diawali dengan pemberian ulos kepada para tamu undangan, diantaranya: Dr. Maman Wijaya, Kepala Pusbangfilm Kemendikbud, Pemeran Bung Nana, Nana Awaluddin dan banyak lagi. gambar: dokpri
Kali ini, kita kembali disuguhkan oleh film hasil restorasi berjudul Bintang Ketjil. Dari judulnya, film ini pastinya bertemakan anak-anak dan di produksi tahun 1963, arahan sutradara Wim Umboh dan Misbach Jusa Biran.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun