Ada sepuluh bandar udara baru (Miangas, Letung, Tebeliang, Maratua, Morowali, Namniwel, Weru dan Koroway Batu). Disamping itu revitalisasi dan pengembangan 408 bandara di daerah rawan bencana, terisolasi dan wilayah perbatasan, serta komitmen untuk penurunan disparitas harga lima bahan pokok untuk masyarakat daerah terpencil, tertinggal, dan daerah terluar yang belum terlayani moda transportasi adalah upaya pemerintah untuk mewujudkan sila ke-5, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Periode Selanjutnya Pembangunan Sumber Daya Manusia Unggul
Semua rakyat Indonesia sudah mulai merasakan dampak dari pembangunan infrastruktur untuk menjalin konektivitas antar daerah dan antar wilayah di Indonesia.
Sudah sangat banyak manfaat pembangunan infrastruktur jalan, jembatan, bendungan, tol, hingga telekomunikasi. Contoh sederhana dari tersedianya jalan tol telah membuat waktu semakin efisien untuk digunakan. Dengan adanya tol Trans Jawa dari Jakarta hingga Surabaya yang membuat jarak tempuh semakin sedikit, sehingga orang yang bekerja di Surabaya, tinggal di Jakarta tidak harus kos lagi di Surabaya. Mereka sudah bisa pulang -- pergi, karena jarak tempuh sudah lebih singkat.
Lantas, apakah pembangunan ini akan berhenti atau dilanjutkan? Tentu saja harus lanjut, sehingga di masa yang akan datang, hasil dari pembangunan ini dapat dinikmati oleh seluruh anak cucu kita.Â
Pembangunan dari desa dan pinggiran telah dimulai dan manfaatnya sudah sangat dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia, khususnya dari pedesaan. Jalan-jalan mulus, irigasi mengairi sawah-sawah, jembatan gantung penghubung di desa-desa yang masih pelosok, hingga terbukanya akses untuk penyaluran hasil bumi menjadi batu loncatan kebaikan seluruh rakyat Indonesia.
Dana desa hingga saat ini telah mampu menunjukkan hasil terbaiknya dengan telah terbangunnya sarana dan prasarana penunjang aktivitas ekonomi masyarakat, seperti terbangunnya 1.028.225 meter jembatan, jalan desa 158.619 kilometer, pasar desa sebanyak 7.421 unit, kegiatan BUMDes sebanyak 35.145 unit, embung desa sebanyak 3.026 unit, sarana irigasi sebanyak 39.656 unit serta sarana prasarana penunjang lainnya.
Dana desa juga diberdayakan untuk tersedianya sarana dan prasarana penunjang kualitas hidup masyarakat desa melalui pembangunan 942.927 unit sarana air bersih, 178.034 unit MCK, Posyandu, serta drainase 39.920.120 unit maupun sumur bor sebanyak 37.662 unit. Inilah keberhasilan pembangunan dana desa level 1, dimana infrastruktur menjadi prioritas utama dalam mendukung upaya kemakmuran rakyat pedesaan di seluruh pelosok tanah air.
Setelah sukses dengan pembangunan infrastrukturnya, maka tugas selanjutnya adalah mewujudkan pembangunan SDM seutuhnya. Program-program untuk pembangunan sumber daya manusia Indonesia ini telah digodok dan akan dipublikasikan dalam waktu dekat.
Walau di empat tahun kepemimpinan pak Jokowi selain membangun infrastruktur, juga memperhatikan pembangunan manusia Indonesia lewat program-program yang menyentuh rakyat langsung, seperti: Kartu Indonesia Pintar, Kartu Indonesia Sehat, Program Keluarga Harapan, kemudian beras sejahtera, diharapkan mampu meringankan beban hidup rakyat miskin, tepat sasaran, serta mampu mengentaskan kemiskinan.
Terlihat dari alokasi anggaran yang dikucurkan pemerintah sebagai komitmen untuk menciptakan sumber daya manusia Indonesia berkualitas. Berdasarkan data Kementerian Keuangan, alokasi anggaran kesehatan tahun 2014 sebesar Rp 49,8 triliun, Rp 51,43 triliun (2015), Rp59,64 triliun (2016), Rp57,22 triliun (2017) dan Rp65,01 triliun (2018).