Anak bangsa, adalah generasi tumbuh dan berkembang yang dipersiapkan untuk menjadi pemimpin Indonesia di masa akan datang. Mereka adalah titipan Yang Maha Kuasa untuk di didik oleh orangtua dan guru sehingga menjadi pribadi-pribadi Indonesia seutuhnya sesuai dengan cita-cita terdapat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan juga nilai-nilai Pancasila.
Orangtua memiliki peranan penting sebagai sosok-sosok unggul dalam mencerdaskan anak-anak yang kelak menjadi generasi penerus bangsa. Sebagai unsur penting dalam keluarga, orangtua adalah guru yang bertugas untuk mendidik anak-anak bangsa menjadi sumber daya manusia Indonesia yang cerdas berkarakter.
Ya, sekarang kita dihadapkan pada masalah dasar dalam mendidik anak. Dimana jika selama ini, peranan keluarga sebagai pendidik pertama dan utama terabaikan di tengah masyarakat kita dengan alasan kesibukan orangtua, baik karena desakan kebutuhan ekonomi, profesi, ataupun hobi sering menyebabkan kurang adanya interaksi dan kedekatan antara orangtua dengan anak, maka sekarang hal itu harus kita perbaiki.
Harus kita akui, untuk menghasilkan generasi penerus bangsa yang cerdas berkarakter, dibutuhkan kerja keras, keuletan, kesabaran dan kecerdasan orangtua dalam mendidik anak. Sudah banyak contoh dalam kehidupan bermasyarakat bahwa kenyataan, seorang sarjana contohnya selalu mendapat nilai A ternyata menjalani kehidupan biasa-biasa saja, sementara teman sekelasnya, yang mungkin secara akademis tidak berprestasi sebaik mereka, menjalani kehidupan yang lebih sejahtera, lebih bahagia dan lebih sehat.
Lantas mengapa demikian? Bagaimana kita menjamin agar anak-anak generasi penerus bangsa yang kita persiapkan mampu menembus masa depan cerah mereka? Jawabannya ternyata, kita harus mempersiapkan kecerdasan ganda yang tinggi dan berkarakter sebagai manusia Indonesia seutuhnya.
Cara Saya Kembangkan Kecerdasan Si Kecil
Dalam buku yang pernah saya baca berjudul "Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan", Dr. Howard Gardner mengusulkan dalam bukunya, Frames of Mind: The Theory of Multiple Intelligences (1983), anak cerdas memiliki tujuh komponen yang melekat dalam dirinya, yaitu:
.(1) Kecerdasan Linguistik-Verbal, yaitu: kemampuan untuk menyusun pikiran dengan jelas dan mampu mengungkapkan apa yang dia pikirkan dengan kata-kata dan tulisan.
.(2) Kecerdasan Matematika-Logis, yaitu: kemampuan untuk menangani bilangan, perhitungan, pola, pemikiran logis, dan ilmiah. Hubungan antara matematika dan logika adalah keduanya secara ketat mengikuti hukum dasar. Sehingga dengan kecerdasan ini kita mengharapkan generasi yang mampu memainkan logika berpikirnya dalam menalarkan suatu peristiwa dan mengambil sikap yang bijak dalam menanggapinya.
.(3) Kecerdasan Visual-Spasial, yaitu: kecerdasan yang dimiliki oleh arsitek, insinyur mesin, seniman, fotografer, pilot, navigator, pemahat, dan penemu. Mereka memiliki kemampuan untuk melihat dengan tepat gambaran visual di sekitar mereka dan memperhatikan rincian kecil yang kebanyakan orang lain mungkin tidak perhatikan. Kecerdasan Visual-Spasial ini mutlak penting untuk menjadikan anak-anak kita mudah menyesuaikan diri dan berhasil.
.(4) Kecerdasan Irama Musik, yaitu: kemampuan menyimpan nada dalam benak, untuk mengingat irama itu dan secara emosional terpengaruh oleh musik. Fakta menyatakan bahwa bayi sejak kandungan yang disuguhi dengan irama musik prestasi belajarnya akan lebih meningkat dibandingkan dengan anak yang tidak pernah disuguhi dengan musik. Musik telah diperlihatkan secara langsung dan secara konsisten meningkatkan pemikiran matematis, khususnya keterampilan pemikiran abstrak, pada anak-anak.