Menang susah payah di partai awal penyisihan grup G dengan mengalahkan Tunisia skor 2-1, awal kebangkitan Tiga Singa, Inggris dalam perhelatan akbar Piala Dunia edisi 2018 di Rusia.
Kali ini memang Inggris datang dengan sejuta asa untuk menorehkan sejarah baru setelah selalu tampil buruk disetiap turnamen, baik itu di Piala Dunia maupun Piala Eropa. Inggris terakhir kalinya merebut gelar di tahun 1966, tepatnya di rumah sendiri dan itulah satu-satunya gelar yang mampu diraih oleh negara Britania Raya tersebut hingga era millenium ini.
Padahal, sejarahnya, Inggris selalu menyebut bahwa merekalah pencipta permainan sepakbola itu, sehingga di setiap turnamen selepas juara tahun 1966, Inggris selalu mengkampanyekan slogan "Football's coming home", yang artinya kira-kira, "Sepakbola itu kembali kerumahnya, alias pulang kampung" dengan membawa tropi lambang kejayaan suatu negara di bidang sepakbola, olahraga paling top di seluruh dunia.
Namun, dari tahun 1996 kala menjadi tuan rumah Piala Eropa, gelar itupun selalu luput dari genggaman Inggris yang selalu melahirkan pemain-pemain top dunia lewat Liga Primer Inggris yang dikenang sebagai liga terbaik di seluruh dunia.
Memang Menang Kontra Swedia, Tidak Untuk Finalis
Kini, asa itu membuncah tinggi di bench para pemain-pemain Inggris, maupun dalam diri pendukung Timnas Three Lions sekarang ini, apa pasal? Tidak lain dan tidak bukan karena sejauh ini Harry Kane dan kawan-kawan mampu memupuk kepercayaan publik dengan rentetan kemenangan dari penyisihan grup hingga saat menjungkalkan Kolombia di babak 16 besar.
Tapi penampilan Three Lions masih dengan penuh catatan, karena mereka menyingkirkan Kolombia lewat adu keberuntungan bernama Penalty. Penalty Harry Kane bisa disamakan bek muda Barca, Yerry Mina di menit-menit akhir pertandingan, pertanda bahwa lini belakang The Young Gun's-nya England ini masih keropos dan perlu pembenahan oleh pelatih Gareth Southgate yang notabene adalah seorang pemain berposisi bek saat aktif bermain.
Melihat lawan Inggris adalah Swedia, maka bolehlah Inggris dijagokan bisa melenggang ke babak semifinal, tetapi jangan lupa bahwa Blagult bisa saja memberikan kejutan bagi Singa Muda Inggris.
Banyak kejutan diberikan Swedia terutama kala menjungkalkan Meksiko dengan skor telak 3-0. Swedia tanpa Ibrahimovic adalah Swedia kolektif dan tidak terprediksi karena tidak ada kebintangan di tim, sehingga bisa bermain kompak dan saling bekerjasama untuk kepentingan tim. Tidak ada ego-ego pribadi, sehingga pelatih Janne Andersson mampu meramu taktik jitu, gaya kick and rush atau bola lambung ke depan maksimal diperankan oleh pemain-pemain Sweden.
Akankah Laga Swiss vs Swedia Terulang Kembali?
Lantas, bagaimana suhu pertandingan antara Inggris kontra Swedia? Melihat performa yang ditampilkan kedua tim, sepertinya gaya permainan Eropa sangat kental, sehingga pertandingan ini akan seperti Swedia kontra Swiss, membosankan!
Kenapa? Karena sudah sama-sama tau akan dapur kekuatan masing-masing! Liga Inggris tempat bermainnya mayoritas pemain-pemain Swedia, sebut saja Victor Lindeloef (MU), Martin Olsson (Swansea City), Sebastian Larsson (Hull City). Walaupun banyakan juga bermain di Bundesliga, pastinya gaya-gaya main bola panjang pastinya juga tertular pada pemain-pemain Inggris yang tidak akan pernah lekang dari gaya kick and rush.
Oleh karena itu, untuk mengusir rasa kebosanan dan kegerutuan anda selama menyaksikan duel ini, saya sarankan anda menyiapkan Kacang Garuda dan secangkir kopi atau segelas susu atau juss buatan isteri anda!, kenapa? Karena pastinya rasa kebosanan ini akan mengakibatkan ngantuk yang amat sangat sehingga kehilangan moment penting!
Itu untuk mengingatkan anda agar jangan nonton bola tanpa Kacang Garuda! Sehingga partai yang saya prediksi akan membosankan ini tidak terlewatkan. Saya sudah sediakan Kacang Garudanya, makanya saya mengingatkan anda.
Ok kembali ke pertandingan Tiga Singa kontra Blaugurt, ini pasti milik Tiga Singa, sebabnya adalah :
(1). Tiga Singa milik Inggris adalah simbol hewan, sementara Kacang Garuda juga berlambang Burung Rajawali yang mengepakkan sayapnya, sehingga jika disingkronkan maka pemenang perempat final ini miliknya tim berlambang hewan, yaitu Tiga Singa Inggris.
(2). Pasukan muda Gareth Southgate bakal bermain habis-habisan untuk mematahkan prediksi Tim Paling Tak Berpengalaman, karena rataan usia skuadnya 25,9 tahun. Sementara di tubuh Swedia, pemainnya banyakan diisi oleh pemain-pemain veteran. Nilai plus makanya Inggris bisa menang, karena mereka mampu mengkombinasikan permainan pendek dari kaki ke kaki plus umpan-umpan panjang dan lambung ke arah Harry Kane yang punya postur jangkung.
(3). Sementara Swedia dipastikan akan bertahan total dan mengandalkan serangan balik, sehingga penguasaan bola akan dimiliki oleh Singa Muda Inggris. Apabila taktik yang sama saat melumat Meksiko dimainkan oleh Andreas Granqvist, dkk maka itu adalah blunder yang membuat Inggris akan membunuh Blagult malam nanti.
Jadi, melihat kondisi diatas, saya bisa memastikan nyanyian "Football is Coming Home" masih merdu terdengar di sekitar dan di dalam stadion Samara Arena malam nanti.
Hanya, apakah akan berakhir dengan skor 1-0 di waktu normal untuk Inggris atau apabila Swedia bermain bertahan dan mengandalkan keberuntungan via tendangan penalty? Juga Inggris yang sudah punya pengalaman saat memulangkan Kolombia, pastinya akan kembali menang.
Feeling saya sih mengatakan Inggris menang di waktu normal!
Football's coming home adalah lirik lagu yang diciptakan kala Wembley dijadikan final Piala Eropa 1996. Namun, nyatanya Inggris tidak dapat berjaya dikandang sendiri, sehingga lagu ini terasa hambar, namun kini lagu yang dinyanyikan oleh Baddiel Skinner dan The Lightining ini belum juga terwujud dan di semifinal lagu ini bakal sumbang terdengar karena Inggris tidak akan mampu menghadapi keperkasaan Kroasia!
Jadi selamat menyanyikan lagu Football is Coming Home sepuasnya malam ini bagi penggemar England! Ingat sambil menyayikannya bareng ngemil Kacang Garuda ya..!! Salam Olahraga.. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H