Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Target Bulan Puasa, Menjadi Pribadi Lebih Baik

16 Mei 2018   17:50 Diperbarui: 16 Mei 2018   18:18 960
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Target Puasa, Menjadi Pribadi Lebih Baik, sumber gambar: www.bilikata.com

Apa makna dibalik kata puasa? Mengapa setiap agama mengajarkan agar umatnya berpuasa? Pertanyaan ini tentunya sering saya dengar dan ketika pertama sekali melaksanakan puasa, saya juga bertanya-tanya kenapa harus ada kata puasa? Yang paling penting mengapa kata puasa ini sangat sakral sekali, kesakralan kata puasa akan terlihat dari kemampuan kita melaksanakannya. Sebelum kita melangkah jauh ke berkat dari puasa, memaknai kata puasa sangatlah penting dalam kehidupan kita.

Puasa, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KKBI), menghindari makan, minum, dan sebagainya dengan sengaja (terutama bertalian dengan keagamaan). Lalu, salah satu rukun Islam berupa ibadah menahan diri atau berpantang makan, minum, dan segala yang membatalkannya mulai terbit fajar sampai terbenam matahari. Jadi kata kunci dari puasa adalah menahan diri, menahan diri dari segala godaan, terutama dari godaan jasmani dan rohani.

Merefleksikan hidup kita selama masa puasa adalah tindakan yang diharuskan sehingga bisa tau apa yang baik yang telah kita perbuat dan apa yang tidak baik yang telah kita perbuat selama ini, sehingga setelah masa puasa tersebut diharapkan kita menjadi pribadi yang terlahir kembali, menjadi pribadi yang lebih baik setelah berhasil menahan segala godaan batiniah maupun lahiriah, menahan dari godaan duniawi, maupun godaan hati untuk berbuat yang tidak baik.

Perbanyak amal, adalah istilah lain dari puasa, walau dalam penerapan puasa tersebut bermacam-macam, contohnya: ada puasa karena keinginan pribadi untuk meniatkan sesuatu yang baik, ada puasa wajib seperti yang akan dijalani oleh Umat Muslim di seluruh dunia, puasa senin sampai kamis, puasa karena nazar, dan banyak lagi jenis puasa.

Semua itu intinya adalah meniatkan yang baik, menghilangkan kejahatan, menahan keinginan yang tidak penting demi satu tujuan mulia yang kita anggap sangat penting dalam kehidupan kita. Meraih cita-cita dengan berpuasa, berpantang, tidak makan makanan tertentu sampai tujuan hidup tercapai, adalah pemahaman yang berkembang dalam pribadi-pribadi memaknai puasa yang dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

Teringat dengan berpantang yang pernah di kumandangkan oleh Mahapatih Gajah Mada, "Tidak akan menikmati kemewahan duniawi sebelum seluruh Nusantara dipersatukan", begitulah kira-kira isi dari Sumpah Palapa oleh Mahapatih terkenal seantero jagad raya di eranya tersebut. Dia bersumpah -- sumpahnya tidak akan makan enak, memiliki wanita dan harta kekayaan -- berpuasa dan berpantang untuk mewujudkan impian yang benar-benar memang terwujud dibawah kerajaan Majapahit.

Walau ada perbedaan pelaksanaan puasa di berbagai agama, seperti yang saya lihat dan alami, karena dalam agama Katolik, puasa diartikan sebagai berpantang, bertobat, menyangkal diri, mengoreksi diri, berdoa dan berbuat baik, itulah makna puasa. Sementara dalam segi pelaksanaan, berpuasa lebih pada mengurangi porsi, jika selama ini porsi makannya satu piring?

Maka selama puasa dikurangi menjadi setengah piring. Jika merokok satu hari habis lima batang? Maka dikurangi menjadi 2 atau 3 batang. Lalu hasil yang dikurangi dikemanakan? itulah di tabung, di sisihkan menjadi sebuah aksi yang nantinya digunakan untuk hal-hal yang baik.

Puasa juga dilaksanakan kurang-lebih 40 hari lamanya, hampir sama dengan umat Muslim di seluruh dunia lakukan, bedanya kami harus sangat paham, terbiasa dan ikut juga merasakan bagaimana cara puasa yang sangat baik dipraktekkan oleh saudara-saudari kami umat Muslim khususnya di Nusantara. Sangat banyak pelajaran dapat kami petik selama Puasa Ramadhan ini, kami diajarkan untuk bersabar, menahan lapar dan haus, tidak gampang marah, tidak gampang tergoda dengan kenikmatan duniawi maupun dorongan lain untuk makan dan minum selama mulai dari pagi hingga sore hari.

Selama kurang lebih tiga belas jam saya juga harus bisa menahan godaan lapar dan haus ini, juga godaan lain. Intinya, semoga Puasa Ramadhan kali ini membawa berkah bagi kita semua, menurut saya perbedaan cara berpuasa bukanlah halangan bagi kita untuk saling menghargai. Semoga selama puasa ini, kita menjadi pribadi yang lebih baik, pribadi yang menghargai perbedaan adalah kekuatan bangsa Indonesia menuju ke arah yang lebih baik.

Puasa kali ini ku targetkan untuk lebih mengerti akan makna kehidupan ini. puasa kali ini menjadi momentum kebangkitan kita untuk saling menghargai perbedaan, meningkatkan rasa toleransi, merajut kembali kebhinnekaan yang telah terkoyak oleh ulah segelintir orang. Semoga Puasa Ramadhan ini kita kembali lebih memaknai apa itu Persatuan dan Kesatuan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun