Mohon tunggu...
Caesar Naibaho
Caesar Naibaho Mohon Tunggu... Guru - Membaca adalah kegemaran dan Menuliskan kembali dengan gaya bahasa sendiri. Keharusan

Pengajar yang masih perlu Belajar...

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Makna Hari Kasih Sayang

14 Februari 2015   04:10 Diperbarui: 17 Juni 2015   11:13 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Waspadalah, Jangan terjebak dengan rayuan pasangan atau kekasih, jangan mau dirayu dengan coklat, bunga atau hadiah apapun untuk memberikan bagian yang paling berharga dari diri Anda, terkhusus bagi kaum HAWA....!!!

Keperawanan dan Hari Kasih Sayang, belakangan ini dua kata yang saling berhubungan, berhubungan? Yah karena setiap tanggal 14 Februari akan selalu dikenang menjadi hari kasih sayang, walau telah mendapat sorotan baik pro dan kontra, namun entah kenapa hari kasih sayang itu akan tetap selalu dikenang setiap tanggal 14 Februari. Tidak terkecuali tahun 2015 ini kebetulan hari kasih sayang jatuh tepat hari Sabtu alias weekend alias akhir minggu, yang diprediksi akan sangat banyak disalahgunakan oleh para kalangan remaja untuk menghabiskan waktu satu harian dengan pasangannya.

Padahal, jika ditelusuri dengan baik kebiasaan valentine day ini bukanlah kebiasaan yang diharuskan untuk dirayakan oleh semua orang. Hari kasih sayang ini hanyalah bentuk ungkapan kasih sayang kepada sesama, kepada pasangan hidup (ingat pasangan hidup yang telah diikat dengan tali perkawinan dan telah disyahkan oleh Agama) yang diungkapkan dengan saling memberi atau bertukar hadiah dapat berupa bunga mawar merah, coklat, manis-manisan, dan saling mengirimkan kartu ucapan. Bukan disalah artikan dengan sampai melalukan hal-hal yang negatif menjurus hubungan intim dikalangan remaja tanah air.

Memupus Efek Buruk Hari Kasih Sayang

Hari Kasih Sayang adalah contoh budaya luar yang telah berkembang dan mendarah daging di kalangan masyarakat tanah air kita. Ini bisa kita lihat dari perilaku mereka menjelang dan saat hari H, dimana banyak kalangan remaja kita, terutama kaum pelajar ditingkat SMP atau SMA/SMK telah bersiap-siap untuk membagikan kadonya dengan membungkus coklat dengan sangat rapi dan secantik mungkin untuk dibagikan dengan pasangannya. Bagaimanapun carannya mereka berusaha untuk dapat membeli coklat yang mahal untuk dibagikan dengan pasangannya. Pun di hari H atau saat hari valentine, maka banyak remaja kita yang membuat janji dengan pasangan mereka untuk menghabiskan waktu ditempat-tempat yang rawan untuk melakukan aksi mesum.

Sehingga di tanah air kita yang ramai dibicarakan adalah fenomena aksi melepaskan “Keperawanan”di hari Kasih Sayang, bukan makna dari hari kasih sayang itu, dimana diharapkan bahwa hari kasih sayang itu adalah harinya kita tetap menumbuhkan rasa cinta terhadap diri kita yang diwujudkan dengan mencintai atau mengasihi sesama kita manusia. Tetapi yang terjadi, banyak kalangan remaja kita yang ingin mendapatkan sesuatu yang lebih dari pasangannya khususnya bagi kalangan pria.

Sudah dapat kita bayangkan bagaimana ramainya tanggal 14 nanti dengan perayaan hari kasih sayang ini, oleh karena itu apa peranan kita untuk memupus mata rantai efek negatif hari valentine bagi kalangan remaja tanah air kita? Maunya sih, berhubung karena saya adalah seorang guru, maka peranan kita sebagai pendidik di tanah air ini untuk minimal meminimalisir akibat negatif dari penyalahgunaan makna hari kasih sayang ini adalah, setiap guru di setiap sekolah pagi-pagi saat jam pelajaran pertama berlangsung merazia seluruh siswa di sekolah. Semua guru di sekolah sekaligus melakukan razia ke kelas-kelas memeriksa tas para siswa, bila penting sepeda motor mereka juga di razia, karena anak remaja sekarang ini sudah pada pintar semua, mereka tau menyembunyikan hal yang paling penting dimana gitu.

Razia ini seharusnya dilakukan dengan sedetail mungkin, karena kebiasaan, pastilah banyak yang akan kita temukan, mulai dari bingkisan coklat, baju bebas selain baju sekolah, karena pastilah anak-anak remaja ini menggunakan moment pulang sekolah untuk pergi ketempat-tempat rekreasi hingga maksiat sehabis jam pelajaran bersama pasangan yang telah membuat janji, hingga hp yang telah disisipi oleh film porno.

Seperti yang saya tangkap dari hp siswa, dimana didalamnya terdapat film-film porno yang pastinya sungguh menyiksa batin mereka. Lalu, apa harapan antisipasi dari pihak orang tua? Maunya orang tua memperhatikan anak-anaknya hari sabtu dan minggu ini, apakah mereka pulang kerumah saat sehabis jam sekolah? Jika less di luar, apakah anak-anaknya benar-benar less? Adalah juga tanggung jawab orang tua agar memeriksa keberadaan anak-anak mereka saat pulang sekolah, jangan hanya guru disalahkan melulu saat anak remaja mereka telah terlanjur “memberikan keperawanan” mereka di hari valentine kepada pasangan atau pacar mereka dengan alasan sekolah tidak mampu menjaga anak-anak mereka.

Lalu peran pihak kepolisian juga sangat diharapkan untuk memupus efek negatif hari kasih sayang ini bagi kaum remaja tanah air. Sangat diharapkan kerjasama antara pihak keamanan tanah air untuk satu harian 1x24 jam untuk melakukan razia dijalanan, dikafe-kafe, dihotel, motel atau ditempat-tempat wisata yang banyak dikunjungi oleh remaja-remaja berpasangan, sehingga kejadian yang tidak diharapkan sangat dapat diantisipasi dengan baik, sehingga fenomena “tembus perawan” dihari valentine dapat dipupus sedikit demi sedikit.

Yang terakhir tentunya, kita harus kembali memberi pengertian bahwa hari kasih sayang itu hanyalah peringatan hari biasa, bukan peringatan yang sakral yang harus diperingati sedetail mungkin, sebab kita setiap hari pasti menyayangi atau mengasihi atau mencintai sesama kita, khususnya pasangan hidup atau orang-orang yang kita cintai. Hari kasih sayang itu yang ditradisikan oleh orang-orang Eropah jatuh setiap tanggal 14 Februari sama dengan hari-hari biasa, tidak ada yang spesial, tidak perlu dirayakan sampai ke hal-hal yang negatif.

Namun, bagi KPK dan POLRI atau oknum-oknum yang lagi berseteru atas nama KPK dan POLRI di hari Kasih Sayang yang jatuh tanggal 14 Februari nanti, marilah sejenak berpikir jernih dan saling instrospeksi diri, mengapa harus terjadi saling lapor, tuduh dan saling jegal untuk menjadi pejabat publik? Apa tidak ada jalan damai dan saling mengasihi untuk mengakhiri kisruh yang terjadi ini? Kenapa antara BG, AS, dan siapapun yang saling berseteru untuk duduk bersama, kopi darat (kopdar) diakhir minggu atau dihari valentine, membicarakan jalan damai, diekspose oleh wartawan dan dipublikasikan bahwa diantara kalian tidak ada lagi perseteruan? Akh..sudahlah...selagi ada EGOISME, maka makna HARI KASIH SAYANG INI TIDAK AKAN ADA MAKNANNYA...ya sudah....saya BERDAMAI SAJA DENGAN ISTRI TERCINTA dan MENGUCAPKAN SELAMAT HARI KASIH SAYANG, SEMOGA CINTA KASIH DIANTARA KITA SEMAKIN KUAT, sehingga RUMAH TANGGA KITA TETAP LANGGENG HINGGA AKHIR HAYAT.

Bagaimana Rumah Tangga KPK dan POLRI? Ibarat suami – istri, maukah kalian berdamai tanpa harus mencederai makna Demokrasi Indonesia? Maukah kalian melupakan Ego Masing-masing demi terciptannya KERUKUNAN DAN KEDAMAIAN hingga KEMAKMURAN DI NEGERI TERCINTA INI? Semoga...!!!

Medan, 13 Februari 2015.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun