Mohon tunggu...
Muhammad Agus Ismail
Muhammad Agus Ismail Mohon Tunggu... -

perantau

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Lintas Awan

12 Mei 2012   05:17 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:24 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

kemana lagi arah, kawan
tempat hujan menjatuhkan benih subur
selain ketiadaan petir yang halus menyerap laut
memukul ombak dengan riak karang di tepi guntur

kawan, embun hanya menyisakan keringat buat pagi
yang lari di kejar malam
dan apakah masih ada kelalawar yang tersesat di antara dingin
tertempel di atas bintang

kawan, hanya mentari yang paling tinggi
sekaligus terrendah
terinjak jejak pelangi
hingga hanya berita yang terkabarkan angin
melintasi awan yang mendung

oOO.,.,hembuskan gelisah kemarau dengan
nyanyian petani, tanpa ada korupsi derai lagi

lubangsa, 12 mei 2012

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun