Seorang murid sekolah dasar sambil melamun , berusaha melakukan sebuah pengamatan terhadap pengalihan subsidi BBM premium ke pertamax. Karena ayahnya adalah seorang pegawai pemda yang setiap hari harus menggunakan mobil dinas untuk kegiatan dilapangan. Ayahnya biasa mengisi 11.11 liter dengan hanya Rp. 50.000, kini harus mengisi dengan volume yang sama tetapi dengan dengan harga Rp.99.990. Setelah lebih sebulan berjalan, dampak dari pengalihan subsidi BBM premium ke BBM Pertamax, telah menghasilkan nilai posisitf yang luar biasa, diantaranya: 1. Beban negara melalui APBN mengalami penurunan 2 persen, karena beban untuk mendubsidi mobil dinas menjadi berkurang. 2. Namun Beban APBD untuk masing-masing pemerintah daerah menjadi bertambah, karena pemerintah setiap daerah harus menanggung lebih besar semua beban biaya BBM premium ke pertamax bagi mobil dinas pemda. 3. Selama pengalihan BBM premium ke pertamax, besarnya defisit anggaran masing-masing pemerintah daerah adalah 2 % dari APBD, terutama dari Pengalokasian Dana perimbangan daerah dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah. 4. Menghapus subsidi BBM premium ke pertamax bagi mobil dinas pemerintah daerah, sama halnya mengalihkan beban APBN pemerintah pusat kepada APBD pemerintah daerah. 5. Pemerintah pusat mendapatkan keuntungan 2 %, dan pemerintah daerah mengalami kerugian 2 %. 6. Hasilnya masih 0-0
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H