Konflik Palestina Israel adalah perang yang paling istiqomah selain Perang di Semenanjung Korea. Perang yang tidak pernah menemukan titik temu. Dua entitas yang punya tuntutan berseberangan dan tidak akan mungkin bisa ditemukan jalan keluarnya. Dengan nada putus asa: Macmillan benar!
Perang Palestina Israel adalah perang teritorial, bukan perang agama antara Yahudi dan Islam. Sebagai informasi di negara Israel juga ada yang beragama Islam, di Palestina juga ada yang beragama Yahudi.
Pembantaian yang dilakukan NAZI Jerman terhadap komunitas Yahudi, sebagai salah satu sebab yang mendorong Yahudi mencari tanah--dengan bantuan Inggris--untuk mendirikan negara yang bernama Israel. Eksodus Yahudi ke tanah leluhurnya ribuan tahun lalu bersinggungan dengan komunitas yang muncul kemudian yang ada di wilayah Palestina.
Sebagai gambaran saat ini jumlah penduduk Israel, melansir Worldometer (09/10/2023) sejumlah 9,2 juta. Sedangkan komunitas Palestina dari sumber yang sama berjumlah 5,4 juta. Kekuatan militer Israel menempati ranking 18 dari 145 negara di dunia. Sedangkan Palestina tidak terdeteksi.
Israel memiliki 173 ribu tentara aktif, 465 ribu tentara cadangan; 601 pesawat dengan 241 jet tempur; 126 helikopter dengan 48 heli serang; 56 ribu kendaraan lapis baja dan 300 mobil pelontar roket. Dan satu lagi--disinyalir punya nuklir.
Cadangan devisa Israel per Agustus 2023 mencapai US$198,4 miliar sedangkan Indonesia pada waktu yang sama mencapai US$123,7 miliar. Dengan kata lain, Israel terlalu kuat untuk Hamas.
Persoalannya sekarang adalah; Hamas menuntut supaya Israel hengkang dari Palestina, dan Palestina di bawah kendali Hamas tidak punya saluran diplomatik--dan tidak menginginkannya--untuk membahas perdamaian di Palestina. Bagi Hamas perdamaian hanya satu: Israel hengkang dari Palestina.
Perang Sampai Kapan?
Tidak melihat siapa yang benar atau salah; Konflik Palestina yang masih tetap lestari--dan sepertinya akan terus berkesinambungan--membutuhkan terobosan berani dengan mengesampingkan ego sektarian.
Afrika Selatan bisa bergandengan antara kulit hitam dan kulit putih dan mengubur apartheidnya; Indonesia mampu menyelesaikan kasus GAM dengan gemilang, dan Jerman Barat dan Jerman Timur mampu melebur lagi setelah Tembok Berlin dirobohkan.
Apakah memang benar dialog satire yang diungkapkan Perdana Menteri Inggris Harold Macmillan bahwasanya tidak ada masalah yang ada antara Palestina dan Israel; sehingga mencari penyelesaiannya hanyalah usaha sia-sia yang pastinya tidak mungkin ditemukan.