Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Poros Jakarta Beijing: Lupakan Ideologi, Fokus Ekonomi

7 Oktober 2023   00:50 Diperbarui: 7 Oktober 2023   01:06 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Jokowi bertemu Xi Jinping di KTT G-20 Bali pada 16 November 2022. Sumber: BIRO SETPRES RI Via Kompas.com

Apakah ada negara dengan sistem ekonomi komunis yang berhasil? Sampai saat ini sebuah negeri khayalan dengan masyarakat tanpa kelas, dan sarana produksi dikuasai sepenuhnya oleh negara tersebut tidak ada--pernah ada tapi tak bertahan lama. Komunis sudah bangkrut. Indah secara teori, gagal dalam praktik.

---

 Komunisme seperti mesin buldoser. Kalau digunakan untuk mendongkel, spesialis pekerjaan kasar, mesin ini sangat efektif dan berfungsi baik. Karena sifatnya yang revolusioner progresif. Cocok digunakan saat mengusir penjajah atau mengkudeta sebuah rezim dengan cara paksa.

Namun, idiologi komunis selalu keteteran kalau digunakan untuk membangun sebuah negara dalam waktu lama. Komunis adalah mesin penghancur, bukan mesin pembangun.

Pengalaman Tiongkok sebagai raksasa komunis menjadi sebuah pelajaran. Penerapan Komunisme telah menjadi malapetaka tak terperi. Dari 1959 sampai 1962 kelaparan melanda Tiongkok karena gagalnya pertanian kolektif ala komunis.

Dampaknya 20 juta orang meninggal. Komunis juga anti orang terpelajar. Revolusi Kebudayaan Tiongkok tahun 1966--1976 menyebabkan 2 juta orang terdidik harus meninggal sia-sia. Uni Sovyet dan Kamboja juga melakukan hal serupa. Alergi terhadap intelektual.

Adapun negara komunis yang saat ini masih tegak berdiri--dan taat pada ajaran marxis--pasti bergulat dengan kemelaratan dan jauh tertinggal dari negara lainnya sebut Korea Utara dan Cuba.

Ada pun Tiongkok, Rusia dan Vietnam sudah membuang jauh-jauh ekonomi Komunis yang berdebu dan usang. Yang tertinggal dari Komunisme hanya bendera merah dan tokoh pendirinya yang diawetkan saja sebagai memorabilia bahwa komunis pernah ada. Bahkan Rusia lebih berani dengan membuang bendera CCCP merahnya.

Mungkin benar--dan memang benar--apa yang disampaikan Mao Tsetung saat ditanya oleh seorang sarjana pada 1946, "Apa yang bakal terjadi jika Partai Komunis Tiongkok (PKT) menang?" Mao menjawab,"Dinasti dimulai dengan luapan semangat, lalu melemah dan hancur".

Sang Sarjana melanjutkan,"Apakah Partai Komunis punya cara untuk memutus lingkaran setan tersebut?" Mao menjawab dengan tersenyum dan sungguh-sungguh "Kami sudah menemukan caranya: namanya Demokrasi." 

Dan anehnya Mao Tsetung tak pernah mau menerima demokrasi dalam sistem pemerintahannya. Musuh komunisme memang demokrasi.

Tiongkok Saat Ini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun