ilustrasi asuransi keberadaannya sangat dibutuhkan untuk perlindungan keluarga menjalani kehidupan. Sumber: Shutterstock/Redpixel.pl via Kompas.com
Kamis 29 April 2010, pukul 16.00 WIB, dengan kecepatan mendekati 72 km/dt, Â sebongkah meteorit meluncur deras masuk ke atmosfer bumi dan menghantam rumah Sudarmojo di Jl. Delima II, Duren Sawit, Â Jakarta Timur. Dampaknya sungguh dramatis: Genting sampai piring hancur!Â
         ----
Malapetaka langka tersebut, meskipun tidak merenggut korban jiwa namun merusak rumah dan perabotan. Akibatnya rumah tidak bisa lagi ditinggali, harus segera renovasi. Membangun rumah bukan perkara mudah dan murah. Membutuhkan energi dan juga dana yang tidak sedikit--bahkan melibatkan emosi dalam prosesnya. Kejadian di atas mengajarkan satu hal: Ketidakpastian adalah kepastian dalam kehidupan manusia.
Banyak kejadian out of the box yang menimbulkan duka lara pada manusia. Mulai mobil yang diparkir di garasi rumah--tidak ada hujan dan angin--tiba-tiba  diseruduk tronton rem blong; saat santai di depan rumah sambil ngopi dan makan ketan, tiba-tiba keselek dan tidak tertolong; atau saat berkendara, tiba-tiba tertimpa pohon: akibatnya mobil remuk, pengemudi luka-luka.
Bahkan saat merebahkan tubuh di kasur--tanpa disangka--dalam lipatan selimut hangat muncul king kobra, sebelum sempat menghindar gigitannya sudah menyemburkan bisa mematikan. Racun cardiotoxin menyebar, dalam 30 menit tanpa tindakan medis yang tepat, grafik elektrokardiograf bisa bergerak datar: gagal nafas!
Di atas adalah kejadian nyata, kadang diluar nalar seolah tidak mungkin terjadi namun tetap saja terjadi. Artinya, sumber yang membuat manusia celaka dan sengsara ada di mana-mana, dengan stok melimpah: kapan pun dan di mana pun.
Jika punya rumah, maka berpotensi rusak, jika punya mobil kemungkinan bisa remuk, dan kaitannya dengan kesehatan maka ada kemungkinan sakit. Tidak ada manusia yang selalu sehat sepanjang hidupnya. Semua bermuara pada satu hal: kesusahan! Apalagi jika merembet masalah dana, dijamin susahnya maksimal.
Renovasi rumah akibat bencana, benerin mobil akibat tumbukan, ataupun pengobatan setelah kecelakaan, semua membutuhkan dana--pastinya tidak sedikit. Jika punya tabungan dengan dana minim, maka malapetaka tersebut menjadi multiplier effect, Â berimbas pada aktivitas hidup lainnya. Membuat semakin runyam dan duka lara semakin dalam. Tidak hanya korban namun juga anggota keluarga.
Maka ada pameo orang miskin dilarang sakit. Karena sakit itu butuh biaya. Bahkan orang kaya pun ketika sakit kalau tidak ada perlindungan asuransi berpotensi menjadi miskin: Betapa ketidakpastian menjadi ancaman paling nyata dari kehidupan ini.
Apalagi bagi yang sudah berumah tangga. Punya istri, punya anak yang membutuhkan dana sekolah atau kuliah. Sebagai tulang punggung keluarga terganggunya kesehatan atau kehilangan nyawa, merupakan ancaman mengerikan. Dari semua gambaran tersebut bisa diambil kesimpulan yang mendasar: hidup tanpa perlindungan asuransi adalah nekat!Â
Manajemen Risiko