Mohon tunggu...
Agus Subali
Agus Subali Mohon Tunggu... Guru - Penikmat keheningan.

Belajar Untuk Kebaikan.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Mandalika: Memanen Rupiah dari Wisata Deburan Ombak dan Raungan Knalpot MotoGP

1 Desember 2021   11:22 Diperbarui: 1 Desember 2021   12:01 332
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sirkuit Mandalika sebagai tuan rumah MotoGP 2022 (gambar:Kompas.com)

Satu koma satu triliun rupiah digelontorkan untuk mengaspal Sirkuit Mandalika sepanjang 4.310 meter. Mandalika dibangun dengan memadukan keindahan panorama pantai Samudera Hindia dengan perbukitan, di lahan 150 hektar. Ini adalah sirkuit paling indah di dunia yang berada di bibir pantai, mengalahkan sirkuit Phillip Island milik Australia yang juga dibangun mepet dengan pantai.

 Deburan ombak dan raungan knalpot sejatinya dua sisi berbeda, yang disatukan dalam satu tempat. Ibarat Unity in Diversity. Satu dalam perbedaan. Gabungan teknologi dan bentukan alam. Gabungan ketenangan dan hentakan andrenalin. Konsep semacam ini sangat unik dan menarik. Sangat layak jika Mandalika punya jargon: hening dalam keramaian, keramaian dalam keheningan. Filosofis sekali bukan!

Sirkuit Mandalika secara resmi menjadi tuan rumah World Superbike (WBSK) pada 19--21 November serta MotoGP Maret 2022. Dengan perhelatan tersebut, pastinya sorotan kamera TV  akan tertuju ke Indonesia: Khususnya Lombok, Nusa Tenggara Barat. 

Ada attraction, yang pastinya menarik banyak orang untuk berkunjung ke Sirkuit Mandalika dan sekitarnya. Sirkuit yang punya daya tampung 150.000--200.000 penonton di granstand, dan 138.000 di area berdiri. Jika setiap balapan MotoGP ditonton 200.000 orang dan setiap penonton menghabiskan dana 10 juta rupiah saja--ini adalah estimasi paling moderat--maka setiap event balapan akan mendorong perputaran uang minimal sebesar Rp2 triliun. Ini hanya hitungan kasar satu kali event. Betapa besarnya potensi ekonomi yang bisa dimaksimalkan di DSP Mandalika. 

Paket Wisata Lengkap

Dominasi sirkuit Sepang Malaysia, selama 20 tahun, seolah menenggelamkan negara di Asia Tenggara di ajang MotoGP, akan tersaingi dengan munculnya Mandalika. Indonesia setidaknya tidak lagi malu untuk menawarkan sirkuitnya yang berkelas untuk menggelar hajatan olahraga mahal yang bernama MotoGP. Karena sirkuit Sentul yang awalnya menjadi kebanggaan Indonesia--setelah sekian lama--kalah pamor dan kurang greget untuk menggeber MotoGP yang satu kendaraannya bernilai puluhan miliar rupiah. Sebagai gambaran, harga rem depan saja, dibandrol  Rp1,2 miliar: Fantastik!

Sirkuit Mandalika, menjadi kebanggaan baru bagi seluruh bangsa Indonesia. Setelah dua tahun hanya disuguhi berita pandemi yang tak kunjung usai: Berita selesainya pembangunan Sirkuit Mandalika yang diresmikan Presiden Joko Widodo, Jumat (12/11/2021), menjadi suntikan baru, rasa optimis untuk menatap perekonomian ke depan. 

Jika dulu setiap ada event MotoGP penggemar fanatik Indonesia akan berduyun-duyun mengunjungi Malaysia, kini dengan adanya Pertamina Mandalika International Street Cirkuit kejadian tersebut tidak akan terjadi lagi--intensitasnya berkurang. Pecinta MotoGP cukup pergi ke Lombok untuk melihat jagoannya mengaspal.

Mandalika tidak hanya menyuguhkan wisata andrenalin, kejar-kejaran motor (sport tourism), namun juga wisata alam, wisata budaya masyarakatnya tidak kalah fantastik. Ada Pantai Tanjung Aan, Pantai Kuta Mandalika, Pantai Serenting, Pantai Seger, Bukit Merese, Pantai Batu Payung, Pantai Gerupuk. Jika ingin melihat peninggalan budaya masa lalu bisa mengunjungi Desa Adat Sade. Kita bisa melihat rumah adat Bale Tani--rumah adat Suku Sasak. 

Ibarat sekali mendayung 3 pulau terlampaui. Anda akan dimanjakan dengan hamparan pasir putih cantik, pegunungan yang indah dan keeksotikan budaya leluhur yang masih dilestarikan. Mata anda juga akan disuguhi view menakjubkan dari bukit-bukit, mulai sunset sampai  lanscape Lombok yang eksotik. Mandalika ibarat paket wisata lengkap gabungan modernitas dan keindahan alam yang mengagumkan. Maka minimal dibutuhkan 3 hari untuk jalan-jalan menikmati spot-spot menarik di sekitaran Sirkuit mandalika.

Kunjungan wisatawan akan membawa Multiplier effect. Masyarakat yang berada di sekitar akan memperoleh manfaat adanya KEK Mandalika. Mulai dari penjualan souvenir,  penyewaan alat transportasi, penginapan dan juga bisnis restoran akan menggeliat. Ekonomi tumbuh dan masyarakat makmur. Tujuan pembangunan akan tercapai. Sejatinya misi pembangunan adalah semacam itu.

Cap Tangan Valentino Rossi

Di tengah hantaman pandemi Covid-19--yang memukul KO sektor wisata--munculnya ajang balap motor Superbike dan MotoGP  ibarat alat ungkit perbaikan ekonomi. Ekonomi Nasional yang sempat terpuruk, kembali menggeliat dengan hajatan Internasional yang megah.

Secara umum DSP Mandalika yang dalam hal ini "rising star"nya adalah Sirkuit Mandalika harus memanfaatkan momentum, memperkenalkan Indonesia secara umum dan pariwisata Lombok secara khusus. Jika ditempat lain, setelah nonton balapan langsung pulang; maka DSP Mandalika harus mampu mengajak penonton untuk menikmati wisata lainnya di sekitaran Sirkuit. 

Harus disediakan paket tour untuk menarik para penonton supaya berlama-lama tinggal di Lombok. Upaya terobosan harus dilakukan agar daya tarik DSP Mandalika semakin ikonik.

Misal, penggemar Valentino Rossi di Indonesia sangat besar, bisa jutaan pengemar. Namun setelah Indonesia punya sirkuit yang bertaraf Internasional, sang idola menyatakan sudah lepas helm, alias pensiun dari dunia kebut-kebutan. Untuk menjaga keterhubungan antara sirkuit Mandalika dan para pecinta dunia otomotif alangkah baiknya jika DSP Mandalika membuat cap tangan Valentino Rossi yang ditempatkan di sudut tertentu di Mandalika. 

Ini mungkin sepele dan sederhana untuk saat ini, tapi sensasi cap tangan dari sang idola yang ditempatkan di Mandalika akan sangat berarti bagi para penggemar Dunia Otomotif. Karena hakekatnya setiap orang suka dengan romantisme.

Cap tangan tersebut harus mudah diakses oleh semua orang. Tangan pengunjung bisa ditempelkan langsung ke cap tangan sang legenda. Misal di bawah cap tangan tersebut tertulis "tempelkan tanganmu, aku juga saudaramu" Pastinya banyak yang akan menyentuh cap tangan tersebut. Agar awet, bisa di buat dari batu atau perunggu. 

Mandalika memang tidak lagi bisa menghadirkan Rossi di lintasan balap, tapi keberadaan cap tangan itu sudah memberi satu tanda kehadiran. Satu tahun, dua tahun dua puluh tahun kemudian cap tangan tersebut bisa menjadi pelipur kangen penggemarnya. Ini adalah salah satu cara memberi kesan mendalam saat datang ke Mandalika.

Pemberdayaan Masyarakat

Keberadaan sirkuit Mandalika bisa menjadi promosi kuat ke dunia Internasional, menjadi sport tourism bagi Indonesia. Jelas potensi ekonominya sangat besar. Potensi ekonomi yang besar harus mampu menyejahterakan masyarakat sekitar. Jangan sampai masyarakat yang menjadi pemilik lingkungan sosial budaya menjadi penonton. 

Jika dibiarkan lama kelamaan akan tersingkir, kalah saing dengan pendatang luar daerah yang punya sumber daya modal besar. Untuk itulah pemerintah harus hadir, menjadi pelindung, memberikan edukasi dan pelatihan bagi masyarakat agar turut menikmati cipratan rupiah yang bernilai fantastis. Ada beberapa cara yang bisa dilakukan pemerintah dalam hal ini DSP Mandalika, untuk menyiapkan masyarakat menjadi bagian dari industri wisata:

Pertama: Masyarakat harus dipahamkan bahwa perkembangan pariwisata tidak hanya ditopang oleh spot yang menarik, namun juga keramahan penduduk yang berada di lokasi wisata. Spot menarik akan kehilangan jiwa kalau tidak ditopang oleh budaya masyarakat yang berada di lingkungan tersebut. Maka dibutuhkan pelatihan pengelolaan homestay, pelatihan dan pembiayaan pembuatan cinderamata, pelatihan bahasa Inggris, pelatihan menerima tamu dan lainnya. Ini akan bermanfaat menyiapkan masyarakat agar tahu cara bertindak, menghormati dan memberi pelayanan terbaik bagi wisatawan yang datang.

Pelatihan bahasa Inggris menjadi penting, agar masyarakat percaya diri berhadapan dengan turis mancanegara. Secara psikologis, masyarakat akan merasa sama dan tidak merasa inferior jika mampu berkomunikasi.

Jika masyarakat sekitar tempat yang menjadi DSP Mandalika tidak berdaya, bisa jadi mereka akan menyingkir, terusir dari tanah kelahiran. Jelas ini tragedi diluar dari tujuan membangun: melindungi dan mensejahterakan secara adil. Bali bisa menjadi contoh sukses dari pengelolaan pariwisata di Indonesia bahkan dunia. Masyarakat bisa terlibat langsung, menjadi pemain, dan juga turut menikmati rezeki dari kekayaan alam yang berada di lingkungannya.

Kedua: memberi wadah mempromosikan produk UMKM yang sudah berkembang di sekitaran Lombok. Misal kain tenun, kerajinan tangan miniatur kendaraan atau lainnya. Misal saat acara Balap MotoGP, ada stand UMKM sebagai cindera mata resmi bagi pembalap atau juga bisa di beli untuk pengunjung.

Dengan pemberdayaan masyarakat sekitar DSP Mandalika, maka akan menunjang pula keamanan sebuah tempat wisata. Masyarakat akan merasa memiliki sehingga merasa berkewajiban untuk menjaga lingkungan dari tindakan yang kontraproduktif dari tujuan wisata. Banyak cerita sebuah kawasan wisata yang indah namun tidak aman, karena memisahkan masyarakatnya dari dunia pariwisata itu sendiri. Menjadi terlibat dan memiliki Mandalika harus dibangun untuk masyarakat Lombok, kerutama KEK Mandalika.

Penutup

Ada dua hal jatuhnya pariwisata, pertama keamanan dan yang kedua adalah pelayanan. Pemerintah harus sekuat tenaga untuk menjadikan KEK Mandalika sebagai mercusuar baru pariwisata Indonesia. Banyak hal yang harus dibenahi: infrastruktur, keamanan dan juga kemudahan dalam mencari informasi tentang Mandalika. Secara visual Mandalika adalah wisata kelas premium. Akan super premium jika dipadukan dengan wisata budaya dan keramahan penduduknya. Edukasi kepariwisataan akan sangat menunjang keberlanjutan dari DSP Mandalika.

Jangan sampai euforia yang sudah meledak-ledak akan Sirkuit Mandalika tidak diambil momentumnya untuk menggaet wisatawan berkunjung di Mandalika dan menginap di sana. DSP Mandalika harus mampu menghipnotis setiap pengunjung untuk berlama-lama menikmati alam Mandalika yang sangat Indah.

Jika hal tersebut terjadi, maka tidak mustahil Mandalika bisa menciptakan atmosfer seperti Bali namun Khas budaya masyarakat Lombok pastinya. Keberhasilan pemerintah bisa dinilai apakah masyarakat sekitar sejahtera? jika iya maka KEK Mandalika sukses mentransformasi ekonomi masyarakat namun jika tidak betapa pun gemerlapnya lampu pariwisata Mandalika, itu adalah nyala kegagalan. Pembangunan adalah memberdayakan dari lemah menjadi berdaya, bukan mengusir, apalagi menggusur.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun