Gambaran di Indonesia, menurut Bambang Widianto--sekretaris Eksekutif Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan-- yang dilansir Tempo,(10/10/2021), juga tidak jauh berbeda. Satu persen orang kaya RI menguasai 50% aset nasional. Menurutnya Indonesia adalah negeri paling timpang  setelah Rusia, India, Thailand.
Misal ada lomba lari sepanjang 2 km. Negara maju start di 1 km pertama, negara berkembang, di 500 meter dari titik awal dan negara miskin berada di titik 0 meter. Peluit belum dibunyikan pun, pemenangnya sudah bisa dipastikan, Negara Maju!
 Kerja Sama
Kompetisi sudah tidak asyik lagi untuk menjawab era peradaban modern saat ini. Kompetisi hanya layak untuk peradaban awal manusia yakni dalam era primitif. Ketika belum ada negara atau sistem yang mengatur masyarakat. Saat dunia terhubung, tidak ada lagi celah untuk sembunyi dari globalisasi; era kompetisi adalah kadaluarsa. Harusnya manusia sudah beralih ke kerja sama; dalam hal apapun.
"Manusia harus berevolusi dari kesadaran Kompetisi menuju kesadaran Kerjasama"
Harus ada upaya ekstra atau boleh dikatakan revolusi dalam distribusi sumber daya alam terhadap semua manusia. Justice not charity for the poor. Kemiskinan adalah sebuah produk dari tata kelola ekonomi yang gagal dan cacat ekologis.
Kemiskinan tak ubahnya gas buang kompetisi dari mekanisme perebutan sumber daya alam. Negara miskin di Afrika, Asia dan Amerika Latin akan terus mengalami kemiskinan abadi sepanjang model ekonomi adalah perlombaan bebas dengan posisi start yang berbeda.
Renungkan saja secara sederhana, dalam pasar bebas siapa sebenarnya paling diuntungkan? negara maju! itu pasti. Mereka menguasai arus modal dan teknologi. Negara ini akan memberi celah ekonomi sebagai hiburan bagi negara berkembang. Semisal, mengimpor hasil hutan, kerajinan, atau teknologi dasar yang bukan sumber produk ekonomi negara maju.
Tapi mereka juga menjual produk teknologi dengan harga jual mencengangkan: pesawat, satelit, mobil, dan perangkat teknologi yang kalau ditukar dengan sumberdaya alam negara berkembang akan terlihat timpang.
Jika kita berbangga mengekspor rotan, yakinlah bahwa negara maju juga berhasil mengekspor perangkat teknologinya.
Ini mekanisme pasar bebas. Kalau terus dijalankan, rantai kemiskinan akan memanjang. Dan dunia akan memproduksi segelintir milyader dan jutaan manusia miskin. Itu simbol kompetisi dan juga simbol keprihatinan.
Penguasaan sumber daya harus di batasi, untuk berbagi dengan yang lain. Jangan sampai, kita mengelu-elukan satu orang namun memunculkan banyak derita bagi lainnya.