Keinginan Ingin disebut ada atau hadir atau diakui oleh yang lainnya adalah suatu hal yang alamiah bagi manusia dimanapun berada dalam kehidupan sosial. Mengingat manusia adalah sebagai mahluk sosial yang saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya. Hadirnya manusia-manusia dalam keberadaan menegaskan pada kita bahwa, sebenarnya manusia itu adalah mahluk yang tidak bisa sendirian namun memerlukan kehadiran manusia-manusia lainnya. Kehadiran manusia lainnya diperlukan sebagai salah satu bentuk pengakuan pada seseorang mengenai konsep dirinya dan aktualisasi dirinya.
Sering kita temukan dalam suatu pertemuan, kumpulan  dimana banyak orang-orang yang hadir untuk membicarakan tentang sesuatu yang menjadi topik pembicaraan.  Kita lihat pula sebagian diantara manusia-manusia itu ada yang dominan bicara, ada yang kadang-kadang bicara bahkan ada yang tidak ada sama sekali bicaranya walaupun yang bersangkutan ada, hadir dan  duduk. Kita meyakini kehadiran kita dalam suatu pertemuan ataupun kumpulan sebenarnya ingin memperlihatkan pada manusia lainnya, bahwa kita ada dan ingin diakui keberadaan kita dengan kehadiran kita ditengah-tengah mereka namun apa daya apabila kita tidak terbiasa berbicara ditengah orang banyak, yang ada kita diam dalam kehadiran. Selintas dalam diamnya kita dalam kehadiran biasanya dianggap tidak ada, karena kita tidak berbicara ataupun kita berbicara sekali, dua kali saja. Â
Namun jangan lupa dalam konteks  ilmu komunikasi selain bicara atau tuturan sebagai kekuatan dalam berkomunikasi salah satu kekuatan lain yang layak untuk diperhitungkan adalah  melalui tulisan. Suatu tulisan tidak kalah hebatnya dengan bicara bahkan suatu tulisan dapat menembus batas jarak ruang dan waktu sekalipun apabila tulisannya di  tulis melalui media. Bahkan suatu tulisan dapat menggambarkan sistem berpikir seseorang  secara runut, detail dan utuh terlihat selain itu dapat dipertanggung jawabkan secara otentisitas. Dapat kita bayangkan justru kebalikannya, seorang Pramudya Ananta Toer  sudah tidak ada  namun kehadirannya dapat dirasakan oleh kita seakan-akan hadir didepan kita ketika kita membaca buku-buku hasil karyanya yang sangat luar biasa.
Menulis adalah kegiatan mengungkapkan pikiran, perasaan, ide gagasan yang dituangkan dalam berbagai tulisan deret  kata, kalimat ,istilah yang mengandung makna tentang suatu hal. Dengan tujuan ingin dibaca, diketahui orang-orang lainnya dalam jumlah besar, melalui intensitas tulisan kehadiran (keberadaan) seseorang tidak harus selalu hadir bicara  dan terlihat oleh orang banyak disekelilingnya secara fisik. Namun dalam batas jarak ruang dan waktu sekalipun kehadiran kita akan diakui oleh orang lain walaupun tidak terlihat. Aku Menulis maka aku ada, tidak kalah kualitasnya dengan berbicara. Semuanya bisa kita lakukan melalui menulis.
Merujuk pada pemikiran seorang filosof perancis Rene Descartes (1591-1650) Cogito Ergo Sum dalam konteks yang lebih luas mengenai kondisi diatas masih relevan, walaupun Rene Descartes  lebih berorientasi secara internal tentang seseorang dengan dirinya. Descartes dalam  Jafar (2004) Menurutnya, esensi manusia terletak pada pikirannya, dan hanya benda-benda yang ditangkap dengan jelaslah yang dapat dikatakan benar.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI