Mohon tunggu...
Agus Budiana
Agus Budiana Mohon Tunggu... Jurnalis - Jurnalis, Pengamat Media Komunikasi Politik

Membaca dan menulis adalah salah satu kekuatan seseorang dalam membentuk eksistensi diri. Dengan membaca dan menulis kita akan menemukan makna dalam hidup.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Tulisan Cerminan Berpikir Seseorang

14 Januari 2025   14:37 Diperbarui: 14 Januari 2025   14:37 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Realitas kehidupan manusia tidak statis namun sebaiknya hangat, ramai dan penuh warna. Suasana ceria, bahagia, sedih, galau, mangkel, marah adalah bagian-bagian dari kondisi realitas kehidupan manusia yang sering kita temui dimanapun kita berada. Hal utama yang menjadi dasar realitas kehidupan tersebut karena adanya keterhubungan yang dilakukan oleh manusia untuk tetap dijalin. Pada dasarnya keterhubungan antar manusia bukan tanpa alasan, namun ada sesuatu yang diharapkan untuk tercapai maksudnya yaitu adanya faktor kebutuhan diantara satu dengan yang lainnya. Kebutuhan dimaksud apapun yang melekat pada diri manusia yang meliputi aspek rohani dan materi. Faktor kebutuhan ini adalah suatu hal yang menjadi harapan apa yang  diinginkan oleh setiap manusia dalam hidup. 

Adapun jalinan yang dilakukan berada dalam proses  interaksi komunikasi yang dinamis dan berlangsung didalamnya. Salah satu hal yang membuat hangat, ramai dan berdinamikanya proses interaksi komunikasi adalah melalui sebuah tulisan. Dimana sebuah tulisan secara esensi adalah sebuah proses komunikasi sifatnya verbal yang disampaikan oleh penyampai pesan (komunikator) yang disampaikan pada  penerima pesan  (komunikan : penerima pesan bisa individu, kelompok atau masyarakat). 

Sebuah tulisan tidak hanya masalah teknis menulis lebih dari itu mengungkapkan pikiran, perasaan, pengalaman hidup, ide atau gagasan seseorang. Melalui tulisan seorang komunikator menyampaikan makna-makna hidup pada penerima pesan, sehingga apabila makna-makna yang disampaikan oleh komunikator dipahami oleh komunikan  selanjutnya akan muncul pengertian diantara kedua belah pihak. Wujudnya adalah peubahan sikap, pendapat dan perilaku komunikan. Effendy (2003) menegaskan bahwa dalam suatu proses komunikasi membangun atau menciptakan pemahaman atau pengertian bersama. Saling memahami atau mengerti bukan berarti harus menyetujui tetapi mungkin dengan komunikasi terjadi suatu perubahan sikap, pendapat, perilaku ataupun perubahan secara sosial.

Dengan menulis manusia menyampaikan sesuatu yang ingin diketahui manusia lainnya, kapasitas agar tulisannya dipahami tentunya harus disertai rajin, konsisten membuat suatu tulisan. Karena tidak jarang pula orang menulis, namun pesan tulisan yang disampaikan tidak dipahami oleh pembaca bahkan pembaca cenderung mengabaikan tulisan seseorang.  menulis tidak beda halnya dengan bertutur bila bertutur melalui ucapan-ucapan langsung dan bertemu dengan yang diajak berbicara. Namun dalam sebuah tulisan melalui media dan memerlukan pemahaman bahasa yang disampaikan, media yang digunakan, karateristik latar belakang pembaca dan memerlukan pemahaman sistem konsep berpikir yang benar.

Menulis adalah proses berpikir

Menulis bukan sesuatu yang tiba-tiba ditulis yang penting menulis apapun ditulis untuk menyampaikan sesuatu pesan. Semuanya membutuhkan proses,   berawal dari seorang komunikator ketika banyak menangkap informasi-informasi diluar dirinya untuk kemudian diterima, dipilih, diproses, dikonstruksi dalam benaknya dan disampaikan melalui simbol-simbol yang tepat. simbol bisa berupa : pemilihan bahasa,  pemilihan huruf , angka. Selanjutnya disampaikan pada komunikan untuk diterima. Proses ini terjadi didalam diri seorang komunikator sendiri istilah komunikasi terkenal dengan nama encoding . Hal ini selaras dengan pendapat Wibowo (2013) Encoding, adalah menerjemahkan pemikiran tentang apa yang ingin disampaikan kedalam kode atau bahasa yang dapat dimengerti oleh orang lain. Ini membentuk dasar dari message atau pesan. Kemudian perlu memilih saluran yang dipergunakan untuk membagikan pesan. 

Ada relasi kuat dalam proses encoding ini, dimana seluruh informasi apapun yang menerpa manusia antara informasi-informasi proses pembentukan makna-pemilihan simbol bahasa dan huruf. Semua aspek ini saling melengkapi dan mengisi dalam kesatuan berpikir yang runut, teratur pada diri komunikator. Selesainya proses encoding  untuk kemudian terlihat gambaran faktualnya berupa tulisan, tulisan apa? semuanya tergantung dari tujuan komunikator ketika meniatkan tujuan komunikasinya secara tertentu untuk : mengubah sikap atau pendapat maupun perilaku. Ketiga tujuan ini dapat dipilih salah satu atau semuanya secara bersamaan. 

Untuk melakukan proses ini secara internal dalam diri seorang komunikator tentunya memerlukan penguasaan cara berpikir yang baik. Cara berpikir ini dibantu oleh bahan asupan referensi referensi tulisan yang bersumber dari buku, jurnal, surat kabar, majalah sebagai bahan bumbu ketika proses berpikirnya sedang berlangsung (encoding). Proses ini akan  terus berlangsung setiap waktu selama kehidupan manusia itu ada dan selama itu pula proses komunikasi berlangsung.

Semakin rajin mengolah proses berpikirnya ditambah banyaknya referensi bacaan yang dibaca, akan menghadirkan sebuah tulisan yang baik, sistematis, enak dibaca, mudah dipahami dan tentunya akan banyak dikonsumsi oleh semua orang sebagai tulisan yang banyak dicari dan wajib untuk dibaca. Pada akhirnya akan terbentuk suatu kesan tulisan yang baik merupakan cerminan sistem berpikirnya penulis.  Sebaliknya apabila tulisannya tidak sistematis, tidak jelas, maknanya tidak dapat, akan memunculkan kesan cerminan sistem berpikir penulisnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun