Mohon tunggu...
agus santoso
agus santoso Mohon Tunggu... Mahasiswa - Manusia biasa

.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Feminisasi Alam

29 November 2021   03:03 Diperbarui: 29 November 2021   07:01 232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Feminisasi sebuah istilah yang digunakan untuk menggambarkan alam yang diperempuankan, mengapa demikian?, karena terdapat kesamaan fungsi alam dan perempuan dalam berkembangbiak yakni dapat memberikan sesuatu yang lebih, ada juga istilah ekofeminisme : ekologi + feminis, ekologi ( ilmu  tentang interaksi antar makhluk terhadap lingkungan sekitarnya ) sedangkan feminis dari kata femina yang artinya keperempuanan sering diartikan ( gerakan emansipasi wanita yang menyuarakan tentang perbaikan kedudukan wanita dan menolak perbedaan derajat antara wanita dengan pria )
Salah satu pandangan ekofenimisme seringkali menyoalkan istilah "ibu bumi", menurut aurora ponda dalam bukunya Ekofeminisme ; budaya patriarki dan sejarah feminisasi alam, dijelaskan apa itu "ibu bumi ?", yakni, tanah yang memiliki sifat sebagai asal dari keberlangsungan hidup seperti halnya perempuan yang melahirkan manusia baru ke dunia, di indonesia sendiri persoalan ibu bumi ini melekat dengan pengertian ibu pertiwi, tanah air,pandangan umum mengenai ibu bumi, yakni, alam ang sama seperti ibu pada umumnya. Bisa baik dan bisa pula merusak Baik dengan melahirkan tanaman/ hasil lebih yang menguntungkan, dan bisa merusak ketika alam "mengamuk" sehingga perlu control dari manusi.
Akan tetapi hari ini, kemunculan industri-industri baru menyebabkan dampak negative akan keberlangsungan makhluk hidup sendiri, baik dari segi pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah hasil industri. Beranjak dari problema saat ini kita perlu membentuk kelompok kesadaran diri akan kepedulian terhadap lingkugan dengan tidak memuang sampah sembarangan, atau membentuk wadah pencinta alam , dengan ini kita tidak mengurangi esensi dari ekofeminisme sebagai konsep ke ibuan alam terhadap makhluk, dan juga dapat merasakan kehangatan akan keberlangsungan hidup damai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun