Mohon tunggu...
Agus Tjakra Diredja
Agus Tjakra Diredja Mohon Tunggu... Guru - Pengajar

Hapus batas dunia, jelajahi isinya. Jika jenuh, temukan kedamaian dalam secangkir kopi dan keheningan, karena menulis adalah pelarian dan cara berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Petruk, Sang Raja Konten yang Viral Abis

10 Oktober 2024   21:31 Diperbarui: 10 Oktober 2024   21:41 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Petruk (Sumber : wayang.wordpess.com)

Melihat dari sisi yang berbeda

Siapa sangka, seorang punakawan yang biasanya jadi bahan tertawaan bisa jadi selebgram terkenal? Petruk, dengan segala keunikannya, berhasil memikat hati netizen dengan konten-konten kocaknya. Mulai dari tutorial masak jengkol yang bikin ngakak, dance challenge ala Jawa yang bikin auto ngikut, hingga vlog sehari-hari yang memperlihatkan sisi kocak kehidupan istana. Setiap unggahan Petruk selalu berhasil viral dan banjir komentar. Netizen pun berbondong-bondong menjadi followers-nya, bahkan ada yang membuat fanpage khusus untuk mengedit video-video lucu sang punakawan.

Berkat popularitasnya di media sosial, Pada pemilihan Raja Baru yang langsung umum bebas rahasia jujur dan adil, Petruk terpilih menjadi raja. Negeri yang tadinya terkesan kuno, seketika berubah menjadi negara yang sangat modern. Semua keputusan penting diambil berdasarkan hasil polling di media sosial. Mau membangun jalan baru? Tinggal bikin poll, pilihannya bisa jalan tol, jalan setapak, atau jalan layang. Mau ganti warna cat istana? Tinggal bikin poll, pilihannya bisa warna ungu, pink, atau hijau neon. Rakyat pun merasa senang karena pendapat mereka selalu didengar. Tapi, ada juga yang mulai khawatir, "Lho, terus gimana kalau ada yang nyebarin hoaks atau bikin poll abal-abal?"

Menjadi raja memang menyenangkan, tapi juga penuh tantangan. Petruk yang awalnya cuma senang bikin konten, sekarang harus menghadapi berbagai masalah negara. Ada saja rakyat yang bikin petisi aneh-aneh, misalnya meminta agar hari kerja diubah jadi tiga hari dalam seminggu atau agar semua makanan di kerajaan harus berasa pedas. Belum lagi hoaks yang beredar tentang dirinya, seperti rumor bahwa Petruk sebenarnya adalah alien yang menyamar. Petruk pun seringkali kewalahan menghadapi komentar-komentar jahat di media sosial. "Duh, jadi raja itu susah juga ya," keluhnya sambil menggaruk kepala.

Sebagai seorang pemimpin muda, Petruk sangat terbuka terhadap ide-ide baru. Ia ingin mengubah negaranya menjadi negara yang lebih maju dan modern. Namun, ia juga harus berhadapan dengan generasi milenial yang memiliki tuntutan yang tinggi. Mereka menginginkan perubahan yang cepat dan instan. Banyak di antara mereka yang merasa bosan dengan tradisi-tradisi lama dan ingin menciptakan gaya hidup baru yang lebih bebas. Petruk harus mencari cara untuk mengakomodasi keinginan generasi muda tanpa mengorbankan nilai-nilai luhur yang telah diwariskan oleh leluhurnya.

Sebagai raja yang populer di media sosial, Petruk sering kali diundang untuk menghadiri berbagai konferensi internasional. Di sana, ia bertemu dengan para pemimpin dunia dari berbagai negara. Petruk memanfaatkan kesempatan ini untuk mempromosikan negaranya dan menjalin kerja sama dengan negara-negara lain. Namun, ia juga harus berhadapan dengan berbagai intrik politik dan persaingan global.

Walaupun hidup di era digital, Petruk tetap memiliki rasa hormat yang tinggi terhadap warisan budaya leluhurnya. Ia sering mengunjungi candi-candi kuno dan mempelajari sejarah negaranya. Petruk juga aktif melestarikan kesenian tradisional seperti wayang kulit dan gamelan. Ia ingin agar generasi muda tetap mengenal dan mencintai budaya leluhurnya.

Setelah melewati berbagai rintangan dan tantangan, Petruk akhirnya berhasil membawa negaranya menuju masa depan yang lebih cerah. Negara yang tadinya tertinggal kini menjadi negara yang maju dan modern. Petruk pun menjadi sosok yang sangat dihormati oleh rakyatnya. Kisah Petruk mengajarkan kita bahwa siapa pun bisa menjadi pemimpin yang hebat asalkan memiliki niat yang baik dan kemauan untuk belajar.

Pada akhirnya, Petruk menyadari bahwa menjadi raja tidak hanya tentang popularitas dan kekuasaan, tetapi juga tentang tanggung jawab dan pengabdian kepada rakyat. Ia telah membuktikan bahwa seorang punakawan yang sederhana pun bisa menjadi pemimpin yang luar biasa.

Tancap Kayon !

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun