Tradisi nyekar, atau ziarah kubur, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari budaya masyarakat Indonesia, khususnya Jawa. Lebih dari sekadar mengunjungi makam orang yang telah meninggal, nyekar mengandung makna mendalam yang menyatukan aspek spiritual, sosial, dan budaya. Namun, seiring berjalannya waktu, tradisi ini seringkali dianggap sebagai kegiatan rutin yang dilakukan tanpa memahami makna yang terkandung di dalamnya.
Nyekar bukanlah sekadar kegiatan mengunjungi makam dan menaburkan bunga. Di balik setiap langkah yang kita lakukan, terdapat nilai-nilai luhur yang patut kita teladani. Pertama, nyekar mengajarkan kita untuk menghormati leluhur.Â
Dengan mengunjungi makam, kita mengakui jasa-jasa mereka yang telah membesarkan dan mendidik kita. Kita juga memohon doa restu agar diberikan kekuatan dan keberkahan dalam menjalani hidup. Kedua, nyekar membuat kita sadar akan fana-nya kehidupan. Kematian adalah kepastian yang akan datang kepada setiap insan.Â
Dengan menyadari hal ini, kita akan lebih menghargai setiap momen yang ada dan tidak menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat. Ketiga, nyekar mempererat tali silaturahmi antar anggota keluarga.Â
Momen berkumpul di makam menjadi ajang untuk saling berbagi cerita, pengalaman, dan perasaan. Hal ini akan semakin memperkuat ikatan batin antar anggota keluarga. Keempat, nyekar menumbuhkan kepedulian sosial. Dengan bersedekah atau melakukan kegiatan sosial di sekitar makam, kita telah menunjukkan kepedulian kita terhadap sesama.
Namun, sayangnya, tradisi nyekar saat ini seringkali dihadapkan pada berbagai tantangan. Perubahan gaya hidup yang semakin modern, kurangnya pemahaman tentang makna nyekar, dan pengaruh budaya asing membuat tradisi ini semakin terkikis.
 Padahal, nyekar memiliki potensi yang sangat besar untuk membentuk karakter generasi muda. Dengan memahami makna di balik tradisi nyekar, generasi muda dapat belajar tentang pentingnya menghargai leluhur, memahami kematian, mempererat tali silaturahmi, dan menumbuhkan kepedulian sosial.
Untuk melestarikan tradisi nyekar, diperlukan upaya bersama dari seluruh lapisan masyarakat. Pertama, keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam menanamkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam tradisi nyekar kepada anak-anaknya. Kedua, sekolah dan lembaga pendidikan dapat memasukkan materi tentang tradisi nyekar ke dalam kurikulum pembelajaran.
Ketiga, pemerintah dapat memberikan dukungan terhadap upaya pelestarian tradisi nyekar, misalnya dengan menyediakan fasilitas yang memadai di tempat pemakaman umum. Keempat, media massa dapat berperan aktif dalam mempromosikan nilai-nilai positif yang terkandung dalam tradisi nyekar.
Selain nilai-nilai sosial dan budaya, tradisi nyekar juga memiliki dampak psikologis yang positif bagi pelakunya. Mengunjungi makam orang yang dicintai dapat menjadi sarana untuk melepaskan perasaan sedih dan menerima kenyataan akan kepergian mereka.Â
Proses berduka yang sehat ini sangat penting untuk menjaga keseimbangan emosional. Selain itu, nyekar juga dapat meningkatkan kesadaran akan kematian, memperkuat ikatan sosial, menumbuhkan rasa syukur, dan meningkatkan ketahanan mental