Mohon tunggu...
Agus Setiawan
Agus Setiawan Mohon Tunggu... Lainnya - Hanya seseorang yang mencintai kata-kata

.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Garis Akhir

16 Agustus 2021   16:28 Diperbarui: 16 Agustus 2021   16:34 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Saat ini adalah waktu yang tepat untuk diriku, sudah saatnya aku harus berhenti sejenak untuk mengatur nafas kembali, nafas ini mulai berat, mulai terengah-engah, lelah. Tubuh dan pikiran ini sudah terlalu lama berlari mengejar dunia, dunia dengan masalah yang terus datang silih berganti.

Aku harus berpikir kembali dimana posisiku saat ini, tujuanku sebenarnya, apakah aturan yang ada sudah aku ikuti dan jalani dengan baik dan benar?. Jangan-jangan selama ini aku hanya terus berlari tanpa tahu tujuan yang ingin aku tuju. 

Bisa saja sebenarnya diri ini sudah lama tersesat, terlalu jauh dari jalan yang seharusnya aku tempuh, dan aku tidak menyadari hal itu sama sekali. 

Terus berlari tanpa arah pasti, mengikuti nafsu untuk mengejar gemerlapnya dunia yang sangat menggoda, sungguh terlalu indah untuk di tinggalkan, walau sadar semua itu fana.

Hal pertama yang harus aku lakukan adalah mengatur agar nafas ini normal kembali, lalu menetapkan arah dan tujuan pasti. Sempatkan diri untuk menoleh kebelakang, untuk melihat kembali rambu-rambu arah yang seringkali aku abaikan sebelumnya. Berjalan pelan namun pasti adalah permulaan yang baik, ini adalah pilihan terbaik dari banyak pilihan yang ada.

Aku harus kembali belajar apa itu arti dari "sikap", saat ini aku harus berani mengabaikan segala kemungkinan yang dapat membuatku kembali berlari tanpa arah dan tujuan, sulit memang, namun hal itu tidak mustahil untuk dilakukan.

Besar kemungkinan aku akan gagal untuk mencapai garis akhir perjalananku, karena pada dasarnya aku sendiri tidak tahu dimana garis itu berada, seperti apa bentuknya, warnanya, atau segala sesuatu hal mengenai garis akhir itu sendiri, biarkan itu menjadi misteri tak bertepi untukku, agar aku dapat terus menikmati perjalan menuju garis itu. 

Yang aku tahu dan yakini dengan pasti, garis itu ada, nyata, banyak petunjuk yang mengarah padanya, aku hanya harus terus berusaha, terus mencoba, harapan besar diri ini berada pada jalur yang tepat, jalur yang memang telah disediakan.

Pakaian yang kupakai, penuh lumpur dan kotoran ini adalah wujud dari harapan, bagian luar yang nampak lusuh dan bau, namun jiwa yang berada di dalamnya pada dasarnya suci, ia tidak akan terpengaruh, akan selalu bersih selama berada di jalur yang benar.

Tidak peduli apa yang dikenakan, sekotor apapun itu, jiwa akan menemukan caranya untuk membersihkan segala macam kotoran yang ada, hingga harapan itu kembali muncul, untuk kembali menuju jalan yang benar, kembali ke fitrahnya yang suci.

Untuk mencapai garis akhir, berjalan pelan tak mengapa, aku tidak harus memaksakan diri untuk terus berlari, karena berada di jalur yang benar adalah yang utama.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun