Mohon tunggu...
Agus Sugiarta
Agus Sugiarta Mohon Tunggu... Lainnya - Gembala Komunitas Marginal

membaca, mengamati, menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Etika Ibadah yang Hilang: Mengapa Generasi Muda Perlu Kembali Menghormati Tuhan?

22 November 2024   14:01 Diperbarui: 22 November 2024   14:22 156
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Ibadah/Sumber Gambar: ChatGPT

Ibadah adalah momen sakral bagi umat Tuhan, tempat di mana kita seharusnya menghadap Tuhan dengan penuh penghormatan dan kekhusyukan. Namun, pengamatan di beberapa gereja akhir-akhir ini menunjukkan sebuah fenomena yang cukup memprihatinkan, terutama di kalangan generasi muda. Di tengah-tengah ibadah, ada yang sibuk dengan ponsel mereka, baik untuk sekadar memperbarui status di media sosial atau bahkan membuka aplikasi lain, dengan alasan untuk mencari referensi Alkitab. Padahal, kenyataannya, tidak sedikit dari mereka yang justru asyik dengan sosial media atau kegiatan lain yang tidak ada kaitannya dengan ibadah. Apa yang terjadi dengan rasa hormat umat terhadap Tuhan dalam ibadah? Mengapa etika ibadah, yang seharusnya menjadi bagian tak terpisahkan dalam kehidupan beriman, semakin terkikis? Artikel ini akan menggali lebih dalam mengenai masalah ini dan pentingnya menjaga rasa hormat dalam ibadah.

Ibadah Sebagai Momentum Spiritual

Ibadah bukan hanya sekedar rutinitas keagamaan. Lebih dari itu, ibadah adalah kesempatan kita untuk berkomunikasi dengan Tuhan, merasakan kehadiran-Nya, dan mendalamkan iman. Ibadah mengajak setiap umat untuk meninggalkan segala hiruk-pikuk duniawi dan fokus sepenuhnya kepada Tuhan. Namun, fenomena saat ini menunjukkan adanya gangguan besar terhadap ketenangan ini, salah satunya adalah ketergantungan pada ponsel.

Kehilangan Rasa Hormat pada Tuhan

Fenomena orang yang sibuk dengan ponsel atau selfie selama ibadah sering kali disertai dengan alasan sepele, seperti "saya membuka Alkitab" atau "saya ingin tetap update". Padahal, ketika seseorang sibuk dengan ponsel mereka, perhatian yang seharusnya terfokus pada Tuhan dan Firman-Nya teralihkan. Ini bukan hanya soal penggunaan teknologi, tetapi tentang bagaimana teknologi tersebut mengalihkan fokus kita dari yang seharusnya menjadi hal utama: beribadah dengan khusyuk dan penuh hormat kepada Tuhan. Kehilangan rasa hormat ini tidak hanya terlihat pada perilaku pribadi, tetapi juga bisa memengaruhi atmosfer ibadah di gereja secara keseluruhan.

Etika Ibadah yang Semakin Hilang

Etika ibadah adalah sikap yang mencerminkan penghormatan kita kepada Tuhan. Di gereja, etika ibadah mencakup bagaimana kita menjaga perilaku, berbicara dengan sopan, menjaga kekhusyukan, dan memberi perhatian penuh kepada Firman Tuhan. Tetapi kenyataan yang terjadi di banyak gereja menunjukkan bahwa banyak orang, terutama generasi muda, mulai menganggap ibadah sebagai sekadar kewajiban sosial atau ritual tanpa rasa penghayatan yang mendalam. Dalam banyak kasus, gangguan-gangguan kecil---seperti penggunaan ponsel, berbicara di luar topik, atau bahkan tertidur selama ibadah---menjadi tanda hilangnya etika yang seharusnya ada dalam sebuah ibadah yang suci.

Teknologi dan Ibadah: Sebuah Dilema

Tentu saja, kita tidak bisa menutup mata terhadap kenyataan bahwa perkembangan teknologi membawa dampak besar dalam kehidupan kita, termasuk dalam dunia ibadah. Aplikasi Alkitab di ponsel, misalnya, memungkinkan kita untuk mengakses Firman Tuhan dengan mudah dan cepat. Namun, dengan begitu banyaknya aplikasi dan media sosial yang ada, sering kali orang-orang terjebak dalam godaan untuk membuka aplikasi lain yang jauh dari tujuan awal mereka, yaitu beribadah.

Sangat penting untuk menemukan keseimbangan antara memanfaatkan teknologi untuk mempermudah akses ibadah dan tetap menjaga kekhusyukan dalam beribadah. Teknologi seharusnya menjadi alat bantu dalam memperdalam iman, bukan menjadi distraksi yang merusak fokus kita kepada Tuhan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun