Mohon tunggu...
Agus Sukrisno
Agus Sukrisno Mohon Tunggu... Buruh - Pelajar

Menulis untuk mengingat

Selanjutnya

Tutup

Bola

5 Hari Jelang KLB PSSI: Membedah Kekuatan Erick Thohir vs La Nyalla Mattalitti

12 Februari 2023   15:13 Diperbarui: 12 Februari 2023   15:16 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) akan menggelar Kongres Luar Biasa (KLB) pada 16 Februari 2023. Artinya, perhelatan tinggal menyisakan lima hari untuk menentukan siapa Calon Ketua Umum, Waketum dan Executif Comitte (Exco) yang akan terpilih menduduki kursi di federasi sepakbola tanahair.

Sorotan publik pecinta sepakbola tertuju pada 5 kandidat Calon Ketua Umum. Yakni La Nyalla Mattalitti, Arif Putra wicaksono, Doni Setiabudi, Erick Thohir serta Fary Djami Francis. Namun yang selalu jadi perbincangan adalah kans besar yang dimiliki La Nyalla dan Erick Thohir.

Ibarat pertandingan sepakbola, sudah ada isu serta prediksi sebelum peluit kick off dibunyikan. Mulai dari isu money politic hingga dukung-mendukung para voters pemilik suara di KLB nanti.

Isu uang berhembus tatkala La Nyalla Mattalitti membeberkan akan memberikan Rp1 miliar kepada Asprov PSSI tiap provinsi jika terpilih menjadi orang nomor satu di PSSI nanti. Kata Ketua DPD RI itu, uang tersebut sebagai subsidi bagi Asprov yang menjadi ujung tombak pembinaan sepakbola di tiap daerah.

Namun lima hari jelang KLB, Sekjen PSSI Yunus Nusi mewanti-wanti praktik politik uang. Meski tidak menyebut nama, publik menilai pernyataan Yunus itu menyikapi soal janji La Nyalla pada Asprov tadi.

La Nyalla membantah keras soal tudingan politik uang. LaNyalla menambahkan, uang itu diberikan kepada Asprov PSSI, sebab menurutnya Asprov PSSI merupakan ujung tombak kemajuan sepakbola nasional. Ia pun bermaksud dengan subsidi tersebut perkembangan sepakbola Indonesia bisa lebih berkembang di masa mendatang.

Tapi publik dan pecibta sepakbola kadung pesimis dengan La Nyalla. Publik tidak yakin dengan pernyataan La Nyalla yang merupakan orang yang pernah terseret dugaan korupsi (meski dinyatakan tak bersalah oleh pengadilan).

Pun begitu, kita juga sama-sama masih ingat tatkala La Nyalla memimpin PSSI periode 2012-2016. PSSI era La Nyalla adalah fase gelap sepakbola tanahair.

Kemenpora pada 17 April 2015, menjatuhkan sanksi kepada PSSI karena memanasnya masalah persyaratan legalitas terkait dualisme kepengurusan Persebaya Surabaya dan Arema Cronus, serta semrawutnya PSSI secara organisasi.

Sanksi dari pemerintah itu, dibarengi sanksi dari FIFA terhadap PSSI. PSSI tidak dapat berlaga di kancah sepakbola internasional sejak 30 Mei 2015.

Alhasil, Indonesia absen di beberapa ajang, termasuk kualifikasi Piala Dunia 2018 dan Piala Asia di Uni Emirat Arab.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun