Kita mengetahui ada 10 sahabat yang di jamin masuk surga, yaitu: Abu Bakar Ash Shiqqiq, ‘Umar bin Khattab, ‘Utsman bin Affan, ‘Ali bin Abi Thalib, Thalhah bin Ubaidilah, Zubair bin Awwam, ‘Abdurrahman bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Sa’id bin Zaid, Abu Ubaidillah bin Jarrah.
10 sahabat Rasulullah tersebut memiliki keutamaan yang luar biasa sampai Allah Ta’ala mengabarkan kepada RasulNya bahwa mereka dijamin masuk surgaNya Allah Ta’ala. Keutamaannya antara lain, Shalat selalu lima waktu di masjid, menjenguk orang sakit, menolong orang lain yang kesusahan, puasa sunnah dan shalat malam yang tiada kunjung putus, berjihad bersama Rasulullah, serta selalu membantu Rasulullah dalam segala keadaan. Bahkan Abu Bakar mensedekahkan seluruh hartanya di jalan Allah Ta’ala. Allahu Akbar.
Dalam bidang ilmu, jangan ditanya kefakihan dan kedalaman ilmu agama mereka, serta keikhlasan mereka dalam beribadah. Memang sejatinya demikian, karena ilmu mendahului amal.
Namun ada kisah yang menarik, yaitu Rasulullah mengabarkan bahwa ada seorang sahabat yang dijamin masuk surga - tanpa amalan luar biasa, seperti puasa sunnah dan sholat malam tiada putus -. Apa saja amalannya yang membuat sahabat tersebut dijamin masuk surgaNya Allah Ta’ala.
Abdullah bin Amr bin Ash menyelidiki dan mengamati orang tersebut, amalan apa saja yang membuat dia dijamin masuk surga seperti disabdakan Rasulullah. Padahal Abdullah bin Amr bin Ash tidak pernah melihatnya puasa sunnah, sholat tahajud setelah mengamati selama 3 hari berturut-turut dengan ijin menginap di rumah orang tersebut.
Kepada pria itu Abdullah berkata, “Wahai hamba Allah. Tujuanku menginap di rumahmu adalah karena aku ingin tahu amalan yang membuatmu menjadi penghuni surga, sebagaimana yang disabdakan Rasulullah. Aku bermaksud dengan melihat amalanmu itu aku akan menirunya supaya bisa menjadi sepertimu. Tapi, ternyata kau tidak terlalu banyak beramal kebaikan. Apakah sebenarnya hingga kau mampu mencapai sesuatu yang dikatakan Rasulullah sebagai penghuni surga?” tanyanya.
Laki-laki itu pun tersenyum dan menjawab ringan, “Aku tidak memiliki amalan, kecuali semua yang telah engkau lihat selama tiga hari ini.” Jawabannya itu tak memuaskan hati Abdullah ibn Amr.
Namun, ketika Abdullah melangkah keluar dari rumah, laki-laki tersebut memanggilnya. Ia berkata kepada Abdullah, “Benar, amalanku hanya yang engkau lihat. Hanya saja, aku tidak pernah berbuat curang kepada seorang pun, baik kepada Muslimin ataupun selainnya. Aku juga tidak pernah iri ataupun hasad kepada seseorang atas karunia yang telah diberikan Allah kepadanya.”
Sungguh amalan yang dipandang remeh oleh sebagian kita namun menjadi sangat berharga di sisi Allah Ta’ala. Amalan yang terlihat ringan namun sulit dilakukan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H