Lucunya oknum kelompok antivaksin ini terlihat lebih menentang kebijakan-kebijakan imunisasi dari pada produk rokok yang lebih dekat, lebih banyak produk dan iklanya, lebih masif dan terang-terangan yang jelas-jelas sudah difatwakan ulama haram dan secara ilmiah sangat berbahaya. Apalagi sudah ada ratusan fatwa ulama dari berbagai negara islam memutuskan rokok adalah haram. Bahkan Arab Saudi bukan hanya mengharamkan aktivitas merokoknya, tetapi juga memperdagangkan bahkan termasuk menanam bahan bakunya.
Jika memang tidak suka dengan kebijakan Imunisasi, atau punya keyakinan tersendiri apalagi belum ada bukti, sebaiknya tidak ikut-ikutan menyebarkan berita atau informasi yang belum jelas kebenaranya. Efek buruknya, masyarakat awam akan ikut-ikutan terpengaruh yang akibatnya bisa mengancam nyawa anak-anak sendiri, keluarga bahkan masyarakat di sekitarnya. Padahal difteri adalah penyakit infeksi yang berpotensi mewabah, sangat mudah dan cepat menular dari manusia ke manusia dan jika terlambat tertangani menyebabkan kematian.
Sudah menjadi tanggung jawab bersama baik pemerintah maupun masyarakat untuk ikut meluruskan informasi, membantu mensukseskan akses imunisasi dan informasi kelengkapan imunisasi lanjut secara benar dan baik terutama kepada pihak yang belum mengetahuinya. Menjaga kesehatan dengan berperilaku hidup bersih dan sehat, menjaga dan tetap waspada terhadap makanan dan aktivitas sehari-hari terutama diaerah yang rawan dan beresiko.Â
Alasannya adalah untuk kemanusiaan, membantu menyampaikan kebaikan dan memberikan manfaat kepada sesama agar wabah ini tidak lagi menjadi sebuah ancaman kesehatan masyarakat yang akan merugikan masyarakat sendiri baik untuk sepiritual atau moral maupun materi. Semoga KLB ini segera berlalu, menjadi yang terakhir kali dan masyarakat negeri ini sehat aman dan sejahtera selalu. Aamiin.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI