Kali ini tak lama setelah wafatnya Ibu Menkes RI, pemerintah kembali mengeluarkan sebuah terobosan baru untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dibidang kesehatan, khususnya didaerah-daerah indonesia yang masih dianggap perlu perlakuan khusus. Rumusan terobosan baru yang pemerintah coba terapkan ditahun ini adalah “Pencerah Nusantara”. Pencerah Nusantara merupakan suatu gerakan berdasarkan semangat untuk mewujudkan kesehatan sebagai hak asasi fundamental bagi seluruh warga negara Indonesia.
Pencerah Nusantara diselenggarakan oleh Kantor Utusan Khusus Presiden Republik Indonesia untuk Millenium Development Goals (Pembangunan Milenium) yang bekerjasama dengan Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar dan PT. Daya Dimensi Indonesia. Program pemerintah ini menawarkan sebuah kesempatan untuk beberapa profesi kesehatan diseluruh Indonesia seperti, para dokter, dokter gigi, perawat, dan kesehatan masyarakat yang siap ditempatkan didaerah terpilih untuk bisa menunjukan sebuah bakti, aksi dan pencerah nusantara bagi masyarakat dan bangsa. Program ini dibuka mulai bulan mei sampai 11 juni 2012, dan registrasi secara online melaui website http://pencerahnusantara.org/. Berikut tampilan muka website pencerah nusantara yang menjadi salah satu program unggulan pemerintah Indonesia. [caption id="attachment_179932" align="aligncenter" width="614" caption="sumber : pencerahnusantara.org "][/caption]
Setelah mengetahui program pemerintah tersebut tentu ini merupakan sebuah solusi untuk anak negeri yang tinggal didarah terpencil dan tertinggal yang pernah menjadi prioritas program kesehatan oleh kementrian kesehatan pada tahun 2010 berdasarkan data Kementrian Daerah Tertinggal tahun 2010 yang berjumlah 12 provinsi 38 kabupaten dengan kriteria prioritas dan sangat prioritas. Sebuah terobosan yang cukup menarik, sayangnya pemerintah membuat kebijakan yang menimbulkan pertanyaan, kenapa tidak semua profesi kesehatan yang pemerintah perlukan sebut saja seperti profesi gizi misalnya dan faktanya pun hingga saat ini sangat jarang tenaga gizi ada di kecamatan atau setiap puskesmas yang mestinya akan lebih baik jika setiap desa memiliki, apalagi Indonesia masih mengantongi kasus gizi buruk dibeberapa daerah. Jika pemerintah memberikan ijin untuk adanya profesi kesehatan tertentu lalu ada apa juga jika tenaga kesehatan tersebut tidak diberdayakan.
Melihat data dan fakta tersebut saya mewakili putra daerah dan juga bangsa ini tentu ingin menyampaikan sedikit cerita kepada pemerintah dan masyarakat tentang sekilas gambaran salah satu daerah (Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang) yang masuk kriteria SANGAT DIPRIORITASKAN oleh Kementrian Kesehatan RI, akankah menjadi penempatan untuk program PENCERAH NUSANTARA tahun ini?
Sebagai tanggapan atas informasi diatas berikut ini akan saya perlihatkan sedikit hasil dokumentasi pribadi yang mungkin bisa menjadi sebuah perhatian, pertimbangan atau solusi masyarakat disebagian wilayah Indonesia khususnya di Kecamatan Binjai Hulu, Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat.
[caption id="attachment_179933" align="alignnone" width="538" caption="dokumentasi pribadi I"]
Gambar diatas merupakan gambar jalan di wilayah Kecamatan Binjai Hulu ketika diguyur hujan, terlihat beberapa gigihnya perjuangan remaja yang ingin mendapatkan pelajaran tambahan di sekolah melewati sebuah kebun karet karena jalan utama licin dan rusak, dan itu dilakukan setiap hari oleh anak-anak untuk pergi ke sekolah. Kondisi jalan tersebut cukup sulit untuk dilewati kendaraan roda dua maupun roda empat dan faktor inilah yang menjadi salah satu penyebab terganggunya akses layanan masyarakat ke tempat pelayanan kesehatan (puskesmas) terdekat dari desa ke kecamatan. Ketika ada salah satu anggota masyarakat yang sakit dan memerlukan rujukan ke rumah sakit maka betapa sulit dan jauhnya (-+ 40-50 KM) jika kondisi jalan tersebut rusak saat turun hujan lebat maka sekitar 7-9 titik jalan utama yang merupakan jalan darat satu-satunya akan banjir dan akses transportasi darat akan terputus, kalaupun melalui tranportasi air maka akan lebih memakan waktu dan biaya yang cukup tinggihingga 5 sampai 10 kali lipat bahkan lebih dari keadaan ketika jalan kering dan normal.Berikut ini gambar keaadaan jalan ketika banjir yang hampir terjadi setiap tahunya dari Kecamatan Binjai Hulu ke Kabupaten Sintang.
[caption id="attachment_179935" align="alignnone" width="538" caption="dokumentasi pribadi III"]
Bayangkan apa jadinya jika masyarakat di 11 desa tersebut ada yang membutuhkan pertolongan segera untuk memerlukan tindakan cepat seperti rujukan Rumah Sakit terdekat, tentu kondisi tersebut sangat memprihatinkan. Sudah tidak heran dan tidak sedikit warga yang tidak tertolong hanya karena faktor transportasi yang sulit, jauh dan terganggu banjir seperti gambar diatas. Sejak saya lahir dan kemudian sempat sekolah didaerah tersebut dan akhirnya kembali lagi setelah saya tinggalkan 6 tahun, sampai sekarang saya berumur 25 tahun, kondisi jalan tersebut tidak lebih baik saat saya dilahirkan dulu. Semoga 25 tahun berikutnya atau mungkin lebih cepat lagi, kondisi transportasi yang merupakan jantungnya kehidupan rakyat tersebut bisa semakin lebih baik dari sekarang. Hal ini tentu menjadi sebuah tantangan dan motivasi jika Kabupaten Sintang dan beberapa kabupaten disekitarnya (Kab.Sanggau, Kapuas Hulu, Sekadau dan Melawi) telah mengusulkan untuk menjadi subuah provinsi baru yaitu provinsi Kapuas Raya.Apapun hasilnya nanti, yang terpenting adalah bagaimana kesejahteraan rakyat diwilayah tersebut bisa lebih baik.
Salam juang dan sehat walafiat, semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H