Mohon tunggu...
Agus Budi Purwanto
Agus Budi Purwanto Mohon Tunggu... profesional -

merindukan banyak sahabat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Makhluk Sejarah

4 November 2010   09:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   11:51 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendapati tulisan Airlangga Pribadi (Kompas 4/11) yang berjudul “Anyer – Panarukan”, saya semakin yakin bahwa sejarah yang tersampai melalui narasi sejarah dapat dirujuk untuk penanganan persoalan kekinian.

Airlangga memperluas konteks pembangunan jalan Daendels tersebut menjadi urusan hubungan politik Desa vis a vis Negara. Titik argumentasinya pada pelibatan masyarakat desa dalam ruang dan keputusan politik negara. Semestinya, negara paska-kolonial ini (Indonesia) berbeda dengan negara kolonial milik kerajaan Belanda dulu (bernama Hindia Belanda). Namun, Airlangga tidak mendapati perbedaan itu.

Saya teringat ungkapan seorang sejarawan dari Yogya, yang membedakan kita dengan makhluk hidup lain di alam semesta ini adalah kesadaran sejarah. Binatang dan tumbuhan tidak menjadikan ingatan sebagai bahan pertimbangan kehidupan, apalagi sebagai pembelajaran bagi anak turunnya. Ketika kita berusaha ahistoris, maka sejatinya kita mendistorsi diri sebagai manusia seutuhnya. Jika demikian, dalam bahasa alm. mbah Surip, kita udah ngga pull lagi sebagai manusia.

Historical habits of mind

Esok pagi di dua tahun yang lalu, Obama dilantik dan berpidato sebagai presiden Amerika terpilih. Enam hari lagi, kalau jadi, Obama akan datang ke Republik ini. Anda bisa menyandingkan pidato Obama dua tahun lalu dengan kebijakannya terhadap dunia ketiga macam negeri kita. Pidato bung Tomo 65 tahun yang lalu di Surabaya dapat anda sandingkan dengan rencana penganugrahan gelar pahlawan nasional bagi Suharto. Demikian juga penanganan mitigasi bencana wasior, mentawai, dan merapi yang dilakukan pemerintahan SBY saat ini dapat anda sandingkan dengan penanganan bencana ala Orde Baru. inilah dalam bahasa salah seorang sejawan dari Yogya disebut Historical Habits of Mind: di dalamnya termuat kemampuan untuk mengevaluasi contoh perubahan di masa lalu serta kemampuan memandang realitas secara diakronis (vis a vis pandangan sinkronis).

Persoalan republik kita saat ini penuh, tetapi sejarah sebenarnya menghadirkan fakta dan perspektif penanganan. Pintu itu dibuka lebar melalui narasi sejarah yang dibangun oleh sejarawan akademik maupun sejarawan partikelir. Kita tinggal memanfaatkannya, jika bersedia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun