Mohon tunggu...
Agus Edi Santoso
Agus Edi Santoso Mohon Tunggu... -

Guru SMP Tunas Bangsa Gading Serpong

Selanjutnya

Tutup

Politik

Cara Pandang

19 November 2016   19:53 Diperbarui: 19 November 2016   19:55 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap orang mempunyai konsep dan cara pandang yang berbeda dalam menterjemahkan apapun yang di lihat dan yang dialaminya. Respong yang akan di timbulkannya pun tidak selalu sama. Adapun respon yang sama akhirnya juga akan mempunyai tindakan-tindakan yang berbeda pula. Perbedaan respon lebih banyak ditimbulkan dari pengalaman atau pelajaran dalam perjalanan hidup masing masing.

Bagi orang yang memahami adanya segala perbedaan cara pandang, tentunya akan mempunyai penghargaan yang baik atas apa yang dirasa tidak sama dengan apa yang dia Pahami. Seharusnya memang seperti itu. Tapi entah hal-hal apa yang membuat sebagian orang menganggap bahwa apapun yang di luar dirinya adalah jauh dari konsep kebenaran. Dia lupa bahwa ada banyak sudut untuk bisa gunakan dalam memberikan kesimpulan dan penjelasan. Setiap sudut dan arah adalah bagian dari puzzle yang membentuk sebuah makna yang mendekati kebenaran. Hal tersebut terlalu kecil untuk kita gunakansebagai modal mengencangkan urat leher perdebatan.

Bagaimana bisa kita mengatakan di sisi kita tempat yang paling nyaman sedangkan ribuan tempat lain belum pernah kita lihat, atau bahkan belum pernah kita tinggali. Bagaimana kita bisa mengatakan ini bulat, kalau belum pernah sekalipu kau jauhkan pandangmu dan kau luaskan cara berpikirmu? Itu terlalu jauh, apalagi kau haramkan apa yang seharusnya kau lakukan sebagai cara pertama kamu memulai belajar yang namanya perbandingan. Banyaklah berkunjung, dan banyaklah menganalisa, dan bukan bertahan pada konsep nenek-moyang yang didoktrinkan sejak sebelum kamu sendiri mengenal benar dan salah.

Tidaklah! tidak harus mengalaminya sendiri, untuk belajar apa yang belum pernah kita tahu. Tidak harus jatuh dulu kan untuk tahu di depan kita ada lubang. Cukup buka mata lebar dan buka pikiran yang lebar pula. Jangan tutup dengan apapun yang masuk ke mata dan pikiranmu. Ketakutan akan pengaruh, itu membuktikan yang kita punya tidak mempunyai kebenaran yang absolut. Kalau apa yang kita pahami saat ini tak terbantahkan, tidak ada alasan kita takut untuk berubah pikiran. Atau bahkan, seandainya kita berubah, bersyukurlah kalau kita mulai keluar dari kebodohan selama ini.

Entahlah, apakah itu juga berlaku pada pemahaman tentang Tuhan. Pemahaman tentang pencipta kita. Pemahaman tentang segala yang diceritakan kepada kita yang selama ini kita tabu untuk diskusikan. Tabu untuk kita bandingkan satu sama lain. Apa? Sudah sering mendiskusikan? Bukan itu yang dimaksud... bukan itu yang disebut mendiskusikan. Mendiskusikan disini lebih untuk mencari benang merah. Untuk mencari bentuk atau konsep yang benar. Bentuk yang diciptakan dari setiap pandangan kita dari sudut kita masing-masing. Diskusi selama ini kan hanya debat untuk mencari pembenaran masing-masing. Bahkan mencari kelemahan dari pihak yang berdiri di sudut-sudut lain.

Sudahlah, seharusnya memang begitu. Tapi sampai saat ini tetap begini, karena ketidakiklashan kita untuk membuka mata, pikiran dan hati kita. Tapi lebih senang mengencangkan otot-otot lengan dan urat leher masing-masing. Setidaknya minimal kita tahu, semboyan "Bineka Tunggal Ika" adalah pemahman yang harus kita yakini untuk kelanjutan hidup bernegara kita. (greenview191116)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun