Mohon tunggu...
Agus Tula
Agus Tula Mohon Tunggu... Insinyur - This is me, Sihite

Just an ordinary man an amateur author.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

HKBP Youth

1 Februari 2014   07:11 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:16 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1391213474985533614

Sudah satu bulan berlalu, tahun 2014 akan terus berjalan. Setiap individu dan organisasi akan melalui hari demi hari. Organisasi modern yang visioner harusnya memiliki visi dan misi yang ditetapkan untuk dicapai dalam periode tertentu.

HKBP sebagai organisasi keagamaan yang terbesar ketiga di Indonesia dengan jumlah umat sekitar 4,5 juta, sudah menetapkan tahun 2014 sebagai tahun remaja-pemuda.  Penetapan ini sebagai moment sekaligus pijakan untuk focus tetap mempersiapkan kaum muda HKBP menghadapi perajalanan hidup. Tentu tidak lepas dari tiga tugas pokok marturia, kainonia dan diakonia, HKBP dengan pemudanya yang kuat akan memastikan kelangsungan iman ditengah tengah dunia.

Dengan penetapan tahun pemuda, HKBP menganggap pentingnya pemuda sebagai generasi penerus iman. Tentunya pemuda bukanlah sekedar program jangka pendek, HKBP menyadari itu dengan membentuk bidang pelayanan kategorial sejak dulu yaitu NHKBP (Naposobulung HKBP)- Pemuda HKBP, dan sudah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Induk Pengembangan Pelayanan HKBP. Semuanya itu untuk mempersiapkan generasi muda dalam menghadapi tantangan zaman.

Mari kita bicara realitas bagaimana program dan pengembangan pemuda seharusnya dijalankan dalam menghadapi segala tantangan yang ada.

Sebagai denominasi gereja suku, HKBP salah satu dari sedikit lembaga yang tetap melestarikan budaya dan adat Batak. Dari sejarah mula-mula dan penyebarannya, pendekatan adat tetap dilakukan. Jadi tidak diragukan HKBP menjadi pusat  budaya Batak. Pengembangan pemuda HKBP diharapkan  tetap melesatarikan budaya dengan pendekatan yang tepat bagaimana budaya dengan semua filosofinya  yang tinggi bisa diterima dengan baik oleh pemuda. Filsafat hidup, adat, budaya, dan bahasa batak akan semakin mendapat tantangan untuk dapat diterima oleh generasi mendatang ditengah hidup yang majemuk dan global.

Dalam kehidupan jemaat ditengah –tengah masyarakat yang majemuk di Indonesia, HKBP sebagai gereja suku tidak akan mudah mempertahankan ke-khasan nya.  Pergaulan antar suku, antar budaya dan globalisasi sedikit banyak akan mempengaruhi ke-khasan. Tantangan terbesar untuk mempertahankan existensi pemuda di HKBP adalah interaksi terbuka dengan kemajemukan dari berbagai sisi, kemajemukan dalam budaya, agama, dan juga denominasi gereja.  Pelayanan tata ibadah - liturgi harus tetap dikembangkan sebagai salah satu cara mempertahankan existensi pemuda di HKBP.

Remaja dan pemuda tidak muncul begitu saja. Pertumbuhannya tentu ditentukan oleh masa sebelumnya yaitu masa kanak-kanak. Jadi pengembangan Kanak-kanak tidak boleh dilupakan. Pelayanan kategorial anak sekolah minggu juga seharusnya bagian program pokok. Dalam beberapa jemaat yang sudah maju terutama di kota, pelayanan sekolah minggu sudah menjadi program prioritas dengan segala fasilitas penunjang dan para guru yang semangat. Tantangan di jemaat-jemaat kecil dan pedesaan harus menjadi perhatian bagaimana pengembangannya dengan segala keterbatasan yang ada.

Di jemaat yang kecil dan di pedesaaan, pengembangan pemuda HKBP sesuatu yang perlu perhatian besar karena sangat menentukan. Di daerah bonapasogit keberadaan pemuda relatif hanya usia siswa sekolah. Kebanyakan pasca usia sekolah, para pemuda akan meninggalkan daerahnya untuk mencari pekerjaan dan melanjutkan pendidikan. Pembekalan mereka dirasa sangat penting. HKBP harus berperan untuk membekali mereka menghadapi dunia yang lebih majemuk. Selain itu HKBP juga perlu mendorong pemuda bonapasogit dalam pengembangan diri untuk bisa berkarya dalam bidang pertanian dan usaha kecil berbasis pertanian yang lebih beragam.

Secara umum ada bebarapa tantangan generasi muda HKBP yang perlu jadi perhatian untuk tetap berperan sebagai bagian dari bangsa Indonesia.

·               Indonesia dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup bagus diprediksi akan terus bertumbuh menjadi salah satu kekuatan ekonomi dunia. Pemuda HKBP harus siap bersaing di pasar kerja yang lebih beragam. Indonesia dengan bonus demografi yang sangat besar (data BKKBN: penduduk usia produktif berjumlah 44,98%) dimana pemuda HKBP merupakan bagian dari itu dan harus siap merebut manfaat ekonomi dan menopang ekonomi Indonesia yang lebih maju.

 

·               Perkembangan demokrasi Indonesia yang cukup pesat diharapkan tetap menuju ke arah yang lebih baik. Pemuda HKBP harus siap berperan menyumbangkan yang terbaik dalam politik, sosial dan pemerintahan. Praktek politik kotor, Korupsi, dan  penyakit sosial yang menjadi momok di Indonesia harus dipastikan bahwa  generasi muda HKBP bukan bagian dari praktek itu dan turut memeranginya dan menjadi agen perubahan.

 

·               Perkembangan jemaat dan penyebarannya membutuhkan rumah ibadah sebagai wadah fisik dalam bersekutu. Sulitnya mendapatkan ijin pendirian rumah ibadah di Indonesia merupakan tantangan, bukan hanya dimasa kini tapi juga masa mendatang. Generasi muda HKBP harus siap menyikapi tantangan itu. Bagi HKBP pelarangan fisik apalagi dengan kekerasan  tidak akan menyurutkan pertumbuhan iman. Tuduhan kristenisasi sangat tidak beralasan mengingat HKBP adalah gereja suku yang homogen namun tetap terbuka. Dalam hal ini pemuda HKBP diharapkan mampu jadi duta HKBP yang baik di lingkungan masing-masing, sehingga penolakan terhadap HKBP bisa berubah menjadi penerimaan. Apapun yang terjadi harus tetap jadi berkat terang dan garam buat lingkungannya.

 

·               Globalisasi tak terhindarkan. Pergaulan global menjadi keniscayaan. Konektivitas menjadi penting. Pemuda HKBP harus siap supaya identitas keimanan dan budaya tidak tergerus oleh globalisasi, nilai-nilai tidak sampai bergeser oleh jaman. Sebagai bagian bangsa Indonesia pemuda HKBP harus siap membuka diri karena Indonesia telah menentukan kebijakan hubungan internasional yang bebas dan terbuka. Indonesia ikut aktif dalam organisasi dunia. HKBP sebenarnya bukan hal yang baru dalam percaturan internasional. HKBP sudah menjadi anggota asosiasi dunia seperti  WCC (World Council of Churches), CCA (Christian Conference of Asia), dan LWF (Lutheran World Federation). Asosiasi dengan dunia luar harus perlu diintesifkan. Pemuda HKBP harus mampu menyiapkan diri termasuk dalam menghadapi ASEAN Community pada tahun 2015. Pada saat itu negara-negara ASEAN akan lebih terbuka dan terintegrasi. Hubungan antar pribadi dan pertukaran antar penduduk menjadi  lebih terbuka. Pasar kerja di Negara-negara ASEAN akan bebas. Tantangan ini sekaligus juga sebagai peluang.

Sejalan dengan perkembangan global, dalam perjalannya HKBP telah memperluas layanan dengan keberadaan jemat tetap di seluruh Indonesia dan juga di beberapa Negara, seperti Amerika Serikat, Singapura, Malaysia. Pelayanan yang holistic sudah menjadi  pemikiran. Peningkatan pelayanan dengan perluasan outreach. Masih banyak titik pelayanan umat yang belum tersentuh. Para pemuda HKBP yang menjadi buruh migrant, pelaut dan professional di Negara tetangga. Seperti di Malaysia, Australia dan hingga Hongkong harus menjadi target pelayanan.

Sekali lagi pelayanan pemuda HKBP tidak terlepas dari unsur dan nilai budaya Batak dimanapun mereka berada, sehingga kelestarian iman beriringan dengan kelestarian budaya. Dengan kelestarian budaya ini suatu saat kita tidak kaget jika budaya batak bisa diklaim lintas Negara bukan Indonesia saja. Mungkin masih ingat dengan klaim dari Malaysia tentang tari tor-tor. Tidak banyak yang tahu kalau keturunan Batak marga Nasution bermigrasi ke semenanjung Malaya abad 19, menjadi pribumi mayoritas di Negara bagian Selangor. Identitas mereka hampir hilang namun tetap memiliki warisan seni budaya Batak seperti tor-tor dan gordang sambilan.

Akhir kata pemuda HKBP sebagai generasi penerus HKBP dalam pengembangannya harus melibatkan semua umat. Pendidikan dan panutan menjadi bekal pemuda. Pendidikan dari keluarga, lingkungan (termasuk jemaat), dan pendidikan formal. HKBP tidak kekurangan tokoh HKBP dengan kiprah yang baik sebagai panutan. Pemuda HKBP bisa meneladani para missionaris mula-mula, Jend. TB Simatupang, Amir Sjarifuddin sebagai perdana menteri jaman Sukarno, tokoh di pemerintahan saat ini, tokoh militer dan parlemen dan lain sebagainya.

*Masitangiangan, Masiurupan, Masihaposan* (Saling mendoakan, Saling Menolong, Saling percaya)

Oleh: Agus Sihite

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun