Saat membaca judul tulisan ini, tentu para Kompasianers di jagat maya mulai bertanya-tanya dalam hati, "Apa iya Kompasiana.com sudah dikloning dan diselipi situs judi online?". Nah, melalui tulisan ini saya ingin membagikan pengalaman saya pagi ini, Minggu, 7 Februari 2021, pada pukul 09.20 Wita lalu.
Sebenarnya tujuan awal saya bukan untuk menemukan situs ini, tetapi mencari informasi yang berkaitan dengan Kompasiana. Lalu seperti yang umumnya dilakukan oleh kebanyakan orang, saya pun memanfaatkan mesin pencari Google.
Selidik punya selidik, setelah 0,34 detik berlalu, muncul hasilnya sebanyak 2.920.000 situs rujukan. Saya kemudian mulai mencari informasi yang saya perlukan, hingga di suatu ketika mata saya terpaku pada sebuah alamat situs yang berada pada urutan ke-8 (delapan).
Betapa kagetnya saya karena disitus tertulis Kompasiana.com: Beyond Blogging. Awalnya saya mengira bahwa ini adalah alamat situs milik Kompasiana. Namun ternyata setelah saya cermati kembali, ada kejanggalan pada penulisan alamatnya. Saya pun memberanikan diri untuk membukanya, dan jeng..jeng...jeng... situs ini pun terbuka!
Awalnya saya tidak curiga apa-apa, karena sebelum membuka situs ini, saya sudah membuka situs Kompasiana yang asli. Dan situs "kloning" ini ternyata memuat isi situs Kompasiana.com yang asli secara utuh beserta update-nya! Cuma yang terasa begitu mengganggu adalah ketika muncul semacam pop-up atau jendela yang mengarahkan kita ke situs judi online. Saya tidak berani meng-klik link-link lainnya lebih lanjut karena takut dan khawatir dengan resiko yang mungkin muncul.
Saya pun kemudian mencari referensi atau bahan bacaan yang berhubungan dengan kloning mengkloning situs atau website yang ternyata memang bukan sesuatu yang baru. Sebuah artikel ilmiah terbitan Mei 2010 yang ditulis oleh Listiarini Edy Sudiati dari Universitas AKI (Abadi Karya Indonesia) Semarang berjudul "Mengenal Teknik Pencurian Identitas Online Sebagai Upaya Pengamanan Data Pribadi Studi kasus Penanggulangan Terhadap Web Spoofing".
Melalui ulasan tulisan ilmiah ini saya banyak mendapatkan informasi berharga, di antaranya adalah fakta bahwa aktivitas Web Spoofing ini juga pernah dialami oleh Bank BCA, dimana situs online-nya dikloning dengan beragam nama. Tentu para Kompasianers bisa menduga apa yang akan terjadi jika sebuah situs bank dikloning oleh pihak-pihak tak bertanggung jawab seperti itu. Yang pasti, data nasabah akan bocor dan dapat dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tidak terpuji oleh para pelakunya.
Apa yang terjadi pada situs Kompasiana.com ini, sesuai dengan penjelasan artikel yang saya baca tersebut, bisa digolongkan ke dalam "Web Spoofing". Aktivitas ini memungkinkan pelakunya menciptakan shadow copy dari seluruh WWW (World Wide Web atau kita sebut Web saja) yang dimiliki Kompasiana.
Aktivitas yang demikian bisa dikategorikan sebagai tindakan kejahatan yang biasanya dilakukan oleh para hacker yang harus disikapi tegas oleh pihak Kompasiana, agar tidak merugikan nama Kompasiana yang kemungkinan dapat berimbas kepada para Kompasianers yang tersebar di seluruh penjuru dunia.
Bang Nurullah, salah seorang anggota tim Redaksi Kompasiana pada salah satu artikelnya yang berjudul "Anda, Membawa Kompasiana ke Performa Terbaiknya!" pernah menyajikan jumlah data pembaca Kompasiana (pageviews) sejak Maret 2019 menurut GA (Google Analytics) tembus diangka 38 juta dan 46 juta pageviews pada Juli 2019.
Menurut ulasan tersebut, jumlah konten yang pernah tayang pada sejak Juni 2018 hingga Mei 2019 rata-rata 500 konten per hari atau 15 ribu konten setiap bulannya. Tentu ini ada pencapaian yang luar biasa yang sudah diraih Kompasiana sebagai social blog dengan anggota yang besar.