Mohon tunggu...
Agus Puguh Santosa
Agus Puguh Santosa Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Menulis adalah jalan mengenal sesama dan semesta.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Dokter Reisa: Citra Dirimu, Harum Namamu, Wujud Baktimu pada Negeri

12 Juni 2020   01:05 Diperbarui: 12 Juni 2020   00:56 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dr. Reisa Broto Asmoro (Sumber foto: https://nakita.grid.id)

"Maskerku melindungimu, maskermu melindungiku," demikian sepotong ucapan diplomatis penuh wibawa dari sosok jubir baru Covid-19, dr. Reisa Broto Asmoro.

Nama Dokter Reisa selama beberapa hari terakhir sontak menjadi trending di mana-mana. Figur dokter kelahiran 28 Desember 1985 ini bukan hanya jadi perbincangan netizen saja, melainkan juga menjadi bahan ulasan berbagai media di Tanah Air.

Hal tersebut terjadi sejak penampilan perdananya sebagai jubir baru Gugus Tugas Covid-19 mendampingi dr. Achmad Yurianto, Senin, 8 Juni 2020. Hampir semua media massa terkenal di Indonesia mengulas profil Dokter Reisa dan mengungkapkannya kepada publik.

Sebelum menjalankan profesinya sebagai dokter, wanita yang mempunyai nama lengkap Kanjeng Mas Ayu Tumenggung Reisa Broto Asmoro ini pernah berada dalam situasi yang menjadikannya harus memilih, apakah akan melanjutkan kuliah sebagai dokter atau justru menekuni dunia modelling saat itu, yang sempat ditekuninya semasa duduk di bangku SMA.

Dokter Reisa sempat dilema menghadapi situasi tersebut di kala usianya masih belia. "Aku merasa bersyukur karena ini adalah keputusan terbaik yang telah kuambil untuk seumur hidup." ucap Dokter Reisa kepada Merry Riana dalam sebuah wawancara di saluran Youtube pribadinya bertajuk "The Merry Riana Show".

Lebih lanjut Dokter Reisa menjelaskan, bahwa dirinya saat itu telah masuk sebuah agency modelling ternama yang menawarkan fasilitas gaji dan sebagainya, yang akan menunjang karirnya sebagai seorang model.

Berangkat dari Lubuk Hati Terdalam

Impian untuk menjadi dokter berangkat dari lubuk hatinya yang terdalam. Sempat dia mengungkapkan keinginan tersebut kepada Mama maupun Kakaknya. Mereka sempat mempertanyakan niat tersebut, mengingat untuk menjalani kuliah di Fakultas Kedokteran adalah sesuatu yang tidak mudah.

"Ah, nggak apa-apa kok. Aku bisa kok karena aku suka banget dengan science (ilmu alam). Sementara itu aku tidak tertarik dengan jurusan teknik, karena pasti ada matematika. Sedangkan aku tidak menyukai matematika." ujar Reisa menjawab keraguan yang ditujukan kepadanya kala itu.

Bahkan untuk membuktikan kecintaanya pada pelajaran science, Reisa sampai mengikuti kegiatan Science Club semasa duduk di bangku sekolah.

Demi mewujudkan impiannya, Dokter Reisa pun mengikuti test masuk Fakultas Kedokteran secara diam-diam. Dia datang ke kampus sendiri, membayar biaya pendaftaran sendiri, sekaligus mengikuti ujian sendiri juga. Setelah diumumkan lulus, Dokter Reisa baru menyampaikan kabar gembira tersebut kepada keluarganya.

Selama lima setengah tahun, Reisa menghabiskan waktu untuk merampungkan studinya. "Karena suka kali ya, jadi menurut aku nggak berat-berat banget. 

Pada zamanku, pelajaran-pelajaran yang aku terima masih dipisah-pisah, misalnya: Fisiologi sendiri, Biologi sendiri, Patologi sendiri," bebernya. Demikian juga saat menjadi dokter muda, Reisa pun mempelajari materi tentang mata, ilmu bedah, dan lainnya secara terpisah. Sementara sekarang, semuanya diajarkan dalam kurikulum yang menyatu, dan mahasiswa dapat mengambilnya dengan sistem paket.

Menurut Dokter Reisa, pengorbanan Mamanya sangatlah besar bagi keberhasilan studinya. "Aku dibayarin Mama untuk biaya kuliah yang aku rasakan luar biasa itu. Menurutku jumlahnya besar waktu itu, sehingga aku kemudian memutuskan agar kuliahnya tidak lama-lama. Sehingga sejak semester 1 aku harus mengambil SKP berapa ya, supaya bisa lulus secepatnya. Jangan sampai aku lulusnya lewat dari 6 tahun!"

Demi mewujudkan cita-citanya tersebut, Dokter Reisa rela kuliah sejak pukul 07.00 pagi hingga pukul 04.00 sore setiap hari. Bahkan dia juga tetap bersemangat bilamaana hari itu harus mengikuti kuliah sampai jam 07.00 malam.

Dokter Reisa juga berkisah bahwa pada zamannya belum ada mahasiswa yang mampu menyelesaikan kuliah kedokteran dalam rentang waktu 5,5 tahun. Harapan dan cita-citanya terkabul saat dinyatakan lulus bersama ke-12 rekannya, yang terdiri dari rekan-rekan satu angkatan dan angkatan sebelumnya.

Waktu itu pihak kampus menyarankan agar Reisa bersama rekan-rekannya mengikuti wisuda bersama yang baru berlangsung sekitar setengah tahun ke depan.

Namun Dokter Reisa dan rekan-rekannya kemudian mengambil inisiatif untuk menyelenggarakan "wisuda sendiri" dengan ijin dari pihak kampus. Setelah segala persiapan dirasa beres, maka prosesi wisuda pun digelar di sebuah ballroom berukuran kecil.

Demi mencapai target kelulusan dalam waktu 5,5 tahun, Dokter Reisa kala itu berkomitmen untuk tidak melibatkan diri dalam banyak kegiatan lain selain mengikuti studi di kampus. "Pokoknya fokus. Paling-paling hanya ikut syuting iklan yang cuma satu hari saja".

"Momen CLBK" di Ajang Puteri Indonesia

Setelah Reisa lulus dan tengah menjalani studi program S-2, plus mempunyai pengalaman bekerja di dua tempat; barulah terpikir olehnya untuk mencoba mengikuti ajang bergensi "Puteri Indonesia". Awalnya Dokter Reisa hanya iseng membuka-buka majalah dan pada salah satu halamannya menemukan formulir pendaftaran ajang tersebut.

Setiap tahun, Reisa dan keluarganya tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menyaksikan ajang Puteri Indonesia di layar kaca. Atas anjuran Mamanya, maka Reisa akhirnya mengikuti pemilihan Puteri Indonesia. Kala itu Reisa telah berusia 25 tahun, sementara ajang Puteri Indonesia mensyaratkan usia pesertanya antara 18 hingga 25 tahun.

Dan proses perjalanan yang menghantarkan Dokter Reisa untuk menerima mahkota "Puteri Indonesia Lingkungan 2010" pun mengalir begitu saja. Dia menyebut pengalamannya ikut kegiatan ini sebagai "momen CLBK"; karena dia seolah-olah diajak kembali bernostalgia untuk mengenang apa yang pernah dicecapnya selama malang melintang di dunia modelling.

"Cuma dalam ajang kali ini banyak ilmu baru yang aku peroleh. Banyak nilai plus yang aku dapatkan, misalnya saja bagaimana membawa diri, bagaimana berbicara di depan umum, dan lain sebagainya; karena harus membawa nama negara kemana-mana. Akhirnya latihannya semakin banyak dan semakin membuat aku jatuh cinta di situ (dunia modelling)," ungkap Dokter Reisa.

Meski ada banyak tawaran di luar sana, Dokter Reisa mengaku bahwa dirinya akan tetap menomorsatukan dunia kedokteran. Selain itu, karena sudah berkeluarga, dunia parenting dan kesehatan juga menjadi prioritas pilihan berikutnya.

Secara bijak Dokter Reisa berujar bahwa dirinya akan tetap berada pada pilihan menjadi  dokter sebagai bentuk komitmennya secara pribadi. "Menjadi dokter itu kan nggak ada usia pensiun, jadi bisa sampai kapan pun juga."

Pernah Becita-cita Menjadi Dokter Hewan

Saat masih berusia kanak-kanak, Dokter Reisa pernah mempunyai cita-cita menjadi dokter hewan, karena dirinya suka merawat hewan-hewan peliharaannya. "Sejak kecil aku suka merawat hewan. Kalau hewannnya sakit, aku suka merasa kasihan."

Bahkan, demi menunjukkan kecintaannya pada binatang peliharaan, Dokter Reisa pernah memelihara hamster sampai 100 ekor. Namun seiring perjalanan waktu, dan atas doronya Mamanya, dia pun kemudian ingin menjadi dokter yang merawat manusia.

Dokter Reisa mengaku bahwa dulunya dia merasa sebagai anak yang tomboi. Dunia modelling-lah yang menyadarkannya bahwa di dalam dirinya ada sisi lain yang memang harus dieksplor lagi. 

Dengan tinggi badan yang memadai, akhirnya Reisa terjun di dunia model, termasuk tampil membintangi beberapa iklan. Dari hasil keringatnya, Reisa sudah mampu membiayai pengeluarannya sehari-hari secara mandiri. Dukungan orang tuanya pun terasa kuat dalam perjalanan karir selanjutnya.

Mamanya tidak pernah khawatir, karena sejak kecil Reisa dikenal mampu menjaga kepercayaan kedua orang tuanya dengan penuh disiplin. "Oke, karena aku diberi kepercayaan, maka aku harus jaga banget, nih! Jangan sampai mereka kecewa. Akhirnya karena disupport, dan akunya semakin nambah kepercayaan dirinya, akhirnya ya jalan aja. Bahkan pernah waktu itu sampai keluar negeri dan hanya didampingi oleh Kakak untuk syuting iklan di sana."

Sejak kecil Reisa memang selalu diberi kepercayaan oleh orang tuanya dan Reisa mampu menjalankannya dengan penuh tanggung jawab. Bagi Reisa, dia menilai figur Mamanya mampu menjadi apa saja yang dia inginkan.

"Dia bisa mengatur waktu dengan baik, meskipun sibuk juga dengan pekerjaannya." kisah Reisa tentang sosok Mamanya. Bagi Reisa, Mama bisa memposisikan dirinya sebagai teman, Kakak, dan orang tua sekaligus.

Ketika ditanya cita-cita lainnya, secara diplomatis Dokter Reisa berkata bahwa hidup ini harus kita jalani dengan sebaik-baiknya. Menurut istri dari Kanjeng Tedjodiningrat Broto Asmoro ini, goals jangka pendeknya adalah bisa memiliki klinik pribadi.

Tips Cantik dan Awet Muda ala Dokter Reisa

Dokter Reisa merekomendasikan bahwa kecantikan diawali dari tubuh yang sehat. "Menjaga kesehatan itu dengan pola makan yang teratur dan dengan gizi seimbang, minum yang cukup, tidur pun harus cukup. Kebiasaan tidur yang cukup akan menjadikan kita awet muda. Yang terpenting bukan lamanya jam tidur, tetapi kualitas tidurnya itu lebih penting."

Selain tidur cukup, Dokter Reisa juga menyarankan olahraga yang cukup. "Kurangi gula, garam, dan lemak adalah tips lain yang baik untuk menjaga kesehatan kita."

Selama menjalani pendidikan sebagai calon dokter, Reisa terbiasa dengan jadwal dan tugas yang begitu padat. "Di awal setiap stase, saya diharuskan membuat skripsi berkaitan dengan stase yang akan saya jalani. 

Pada waktu itu saya sempat merasa agak-agak down, karena badannya nggak kuat. Saking nggak kuatnya karena kondisi badan kurang baik dan tidur yang kurang, makan juga seadanya. Sedih banget jika mengingat semua itu karena daya tahan tubuh yang rendah banget."

Hingga pada suatu ketika, Dokter Reisa sampai kepada suatu momen yang seolah-olah hendak membawanya menyerah pada keadaan. "Aduh, aku nggak kuat ini dan kayaknya aku nggak bisa jadi dokter." Sekonyong-konyong , Dokter Reisa pun membayangkan seabrek kesusahan yang kelak akan dialaminya bila dirinya benar-benar menjadi seorang dokter.

Berkat support keluarga dan teman-temannya, maka tekat dan semangat Dokter Reisa pun bangkit untuk melanjutkan perjuangannya hingga titik akhir studinya. "This soon will pass... (Hal ini juga nanti akan segera berakhir)," ucap Dokter Reisa mengulangi kata-kata penyemangat yang sering didengarkannya.

Memang dalam setiap momen kita bisa memetik hikmah daripadanya. Semua peristiwa tersebut seolah-olah tengah menguji kesungguhan hati kita saat itu. Pengalaman senada juga dialaminya ketika berada di atas panggung Puteri Indonesia, demikian pula saat melahirkan anaknya yang pertama sebagai buah pernikahannya 9 November 2012 silam. Semua itu menuntut perjuangan yang tak pernah kunjung padam.

"Tetap sabar aja, jalanin, usahain yang terbaik, dan tetap minta pertolongan dari Tuhan, karena Tuhan pasti akan memberikan bantuan-Nya kepada kita untuk melewatinya," pesan Reisa bijak penuh filosofi mendalam dan sarat makna.

Mari kita dukung Dokter Reisa dalam menjalankan tugas mulianya sebagai bagian dari anggota Tim Komunikasi Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Pusat.

Semoga kehadiran Dokter Reisa dalam memberikan edukasi kepada masyarakat luas sungguh-sungguh mendapat perhatian kita bersama.

Kiranya kita bukan hanya terpesona pada wajah cantiknya, namun juga semakin menyadari bahwa pandemi Covid-19 ini harus segera berakhir. Dan semua itu menuntut peran dan tanggung jawab kita semua di dalamnya. Apalagi bila era New Normal segera diberlakukan dalam waktu dekat ini di seluruh pelosok.

Selamat bertugas Dokter Reisa, semua karya pengabdianmu engkau persembahkan untuk bangsamu, Indonesia tercinta!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun